Hari Pertama (2)

4 1 0
                                    

"Siapa wanita itu? Menyebalkan sekali. Tapi dari bola matanya sangat indah, ah sial kenapa aku memikirkan wanita datar itu" ucapnya

......

"Ah perut ku sudah kenyang sekali. Aku sudah tidak sanggup lagi" ucap alex

"Bagaimana tidak, lihat perutmu menjadi buncit" ucap kafka yang menepuk perut nya

"Ah kafka kau ini, lagi pula kau banyak sekali membeli ini"

"Ya aku kira ini akan habis ternyata tidak, aku minta maaf" kanaga merasa bersalah.

Kami merasa tidak enak hati, Delia pun bersuara "tidak usah minta maaf kanaga. Ini juga kesalahan kami, kami yang seharusnya meminta maaf. Jadi kau tak perlu bersalah oke"

Kanaga yang mendengar pun tersenyum mengangguk, Alex dan kafka saling tatap, dan mulai menjahil "cie kanaga ekhem ekehm" dan di ikuti sautan dari kami juga

"Apasi kalian, gw cuma ngomong gtu doang. Lagi pula kan ga enk juga" dengus Delia

"Hahahah iya iya maaf kita bercanda" ucap kafka sambil melihat kearah naswa

"Lu ngapain si ngeliat w Mulu" naswa yg di perhatiin ke gtu kan risih

"Aku? Mana ada aku ngeliatin kalian semua. Kau jangan ke ge'eran deh" bela kafka

"Cie cie, ada yang cinlok nih awokwok"

"Mana ada, w udah punya ya" kata naswa sambil meminum minuman nya

"Iya memang didunia mu kau sudah memiliki tapi disini tidak kan" ucap kafka sambil tersenyum simpul

Naswa yang mendengarnya pun tersedak "uhuk uhuk. Ga w gamau punya laki modelan ke lu"

"Masa iya, aku keren loh, tampan pintar bermain musik"

"Iya, pintar juga merayu perempuan"

"Tidak, enak saja kau berpikiran seperti itu. Aku bukan lelaki yang rela nge jatuhin harga diri ku untuk merayu perempuan" bela kafka

Naswa yang mendengarnya pun sebal, kami hanya tertawa. Lucu sekali... Kami pun segera membereskan sisa makanan kami
"Sekarang kita berangkat ya ke istana kami, kami akan memperkenalkan kalian semua kepada keluarga kami dan lainnya" ucap alex dan mulai berjalan keluar

" Kalian tidak usah takut, kami dari keluarga baik. Lagi pula kalian yang kami butuhkan, mungkin kalian juga akan bertemu saudara² kami yang lain. Bahkan ada yang lebih dingin sikap nya dari arkandika" jelas kafka

Mereka mengangguk, dan mulai jalan keluar. Bisa diliat ada satpam yang adu mulut tadi "liat noh satpam boongan, gondok banget w Ama mereka. Kaga percayaan banget, udah nya malah minta maaf" julid Mutia

"Udah gausah di perduliin wajar aja kita kan baru disini" ucap delia

Ternyata siang hari malah makin ramai. Bukan hanya di dalam di luar juga. Bahkan mobil dan sepeda pun berjejer dengan rapi. Dan tidak ada satupun motor disini, mungkin polusi akan lebih buruk. Kami berjalan kaki. Mungkin akan lelah, tapi sepertinya tidak cuaca disini benar benar mendukung sekali, cuaca nya cerah dan sejuk bahkan kami juga melewati banyak kebun dan sawah.
"Eh itu kali ya istana nya? " Ucap ku sambil menunjuk dengan jari lima ku kaearah istana tsb

"Benar itu istana nya" ucap kafka

"Gede banget dah, warna nya juga cantik. Keliatan terawat banget"

"Tentu, jika tidak rumah itu akan terlihat seram seperti omongan mu"

"Kau, huh mengangetkan ku saja. Sejak kapan kau disini?" Ucap ku

HELPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang