#16 [END]

296 24 5
                                    


Suho baru saja keluar dari ruang kerjanya. Menggunakan kacamata hitam dan masker untuk menutupi memar di wajahnya. Meskipun terlihat aneh cara ini cukup ampuh untuk tidak menimbulkan banyak pertanyaan. Sudah seminggu lebih berselang dari insiden yang menimpanya tempo hari. Bekas luka dan lebam di wajahnya belum menghilang sepenuhnya. Suho tetap melaksanan kegiatannya seperti biasa. Mungkin yang mengalami perubahan adalah Irene. Pasca apa yang menimpanya hari itu Suho lebih mengetat penjagaannya. Irene tidak di perbolehkan keluar sendirian kecuali di temani olehnya atau saat dia sibuk ia harus minta tolong Jisoo untuk menemaninya. Pria itu tidak ingin hal buruk kembali terjadi pada kekasihnya, apapun itu yang menyikiti. Termasuk saat Irene tak sengaja tergores pisau dia tidak memperbolehkan lagi wanitanya untuk memegang pisau bahkan Suho sampai menyembunyikan semua pisau di dapurnya. Terdengar berlebihan memang hanya itu satu-satunya cara agar Irene terhindar dari hal yang dapat melukainya. Untuk pertemuan dengan para petinggi Suho biasanya menyuruh Jaesuk untuk menggantikannya sementara. Dia tidak mungkin muncul dalam keadaan seperti ini.

Suho berjalan cepat menuju devisi penempatan Sehun. Semua orang yang ia lewati menyalaminya. Termasuk ketua devisi Sehun yaitu Park Chanyeol yang langsung berdiri dan membungkuk memberi hormat saat Suho berada di ruangan mereka.

"Sajangnim ada keperluan apa anda kemari?" Tanya Chanyeol sopan. Suho menatap nanar pada kursi kosong di seberang meja Chanyeol. Pemiliknya tak pernah lagi terlihat bahkan tidak ada kabar sama sekali tentangnya.

"Sehun masih belum bekerja?" Tanya Suho. Dengan pertanyaan yang sama ketika ia mendatangi ruangan itu. Sudah satu minggu ini, Suho selalu bolak balik untuk memastikan kehadiran Sehun. Pria bertubuh besar yang di tanya menggelengkan kepalanya.

"Belum pak, saya sudah mencoba menghubunginya namun nomernya tidak aktif."

"Ah begitu. Baiklah. Jaesuk kemari." Suho menyuruh sekretaris pribadinya itu untuk mendekat."Tolong cari keberadaan Sehun sampai dapat." Bisiknya.
Setelah itu mereka berdua berlalu pergi dari sana.

Selama seminggu ini Sehun tak lagi masuk kerja. Bahkan pria itu tidak ada kembali ke Apartemen Irene. Suho sedang tidak mencemaskannya hanya saja dia ingin memastikan keberadaan orang itu. Suho tak bisa memungkiri Sehun merupakan orang yang selama ini sudah menjaga Irene. Baik buruknya ia Suho harus berterimakasih karenanya. Memang benar ia tak menyukai Sehun bukan berarti dia membenci pemuda itu. Suho ingin memberikan satu kesempatan untuk dia memperbaiki hubungannya dengan Irene. Mau bagaimana pun Sehun pernah menjadi alasan Irene bahagia. Persahabatan mereka yang sudah lama tak seharusnya berakhir karena kesalah pahaman. Suho yakin Sehun hanya butuh waktu sendiri untuk berpikir tenang. Dan Irene membutuhkan waktu untuk mengobati lukanya. Suho tak ingin kehilangan salah satu alasan kebahagiaan Irene. Meski wanita itu kini mengatakan benci pada pria yang adalah sahabatnya itu Suho yakin Irene masih menyayanginya layaknya saudara. Dia tidak akan mengambil tindakan egoisnya lagi. Sudah jelas Suho lebih mementingkan kebahagiaan Irene dibandingkan dirinya. Sebab dia sangat mencintai kekasihnya itu teramat cinta hingga ia rela membuang egonya demi Irene.

Sesampainya di Apartemen kedatangannya sudah di sambut oleh kekasihnya. Dia merasa jika dirinya sudah memiliki istri. Bagaimana tidak? Irene menyambutnya layaknya menyambut suami pulang dari bekerja. Ia langsung menyambar tas Suho, melepaskan jasnya, mengendurkan dasinya, bahkan sampai sudah di siapkan air hangat untuknya mandi. Suho masih tidak mengijinkan Irene untuk pulang ke apartemennya sendiri. Menurut Suho di apartemennya lebih aman. Irene pun tidak bersikeras atau pun keras kepala terhadap keputusannya. Dia lebih memilih menurut dan mengikuti usulan Suho.

"Kamu sudah makan? Aku belum menyiapkan makan malam karena kamu tidak memperbolehkanku memegang pisau. Jadinya aku tidak bisa membuat apapun." Celoteh Irene dengan bibir mengkerucut. Imut sekali. Batin Suho. Irene sebenarnya agak kesal karena Suho melarangnya untuk menyentuh pisau dan itu sedikit berlebihan menurutnya. Karena kesalahannya yang tidak hati-hati ia tak sengaja melukai jarinya, tapi itukan sudah biasa bagi Irene. Namun gegara kejadian minggu lalu Suho lebih over protektif terhadapnya.

Can I have u miss bae?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang