chapter 10

669 17 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Ian yang sedang menganggur itu mengelus-elus punggung istrinya yang mulus, lalu ikut turun perlahan, mencapai daerah bokong Olive dan memainkannya dengan mantap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Ian yang sedang menganggur itu mengelus-elus punggung istrinya yang mulus, lalu ikut turun perlahan, mencapai daerah bokong Olive dan memainkannya dengan mantap.

Seusai ciuman mereka yang cukup panjang, Olive menyuruhnya bersandar. Ciuman tadi berhasil membuat mereka berdua turned on.

Pandangan Olive nggak bisa lepas dari kejantanan suaminya yang udah memuncak itu. Akibat rangsangan tadi, junior suaminya kini terbangun dan sangat bertenaga.

"Tunggu. Kon*domnya belum disiapin," tangan Ian meraih nakas meja dan nggak mendapati apapun di sana. "Kayaknya ada di lemari, bentar aku cek..."

Olive menggelengkan kepalanya. "Nggak papa, Mas. Nggak pakai juga nggak papa."

"Kamu yakin?"

"Mmm."

Olive mengubah posisi yang lebih nyaman. Saat ini dia sedang terapit di kedua paha suaminya. Tangan lembut itu pun menggenggam penis yang panas dan tebal itu, meraba bagian puncaknya yang sedikit basah mengeluarkan cairan hangat. Perlahan tangan itu bergerak memutar, melingkari kepala juniornya.

Tangan itu bergerak perlahan hingga semakin cepat, lalu mulai turun dan naik mengocoki kejantanannya. Wajah Olive mendekat, mulai menjilati bagian puncak itu dan mencicipi rasa cairannya.

Bibir Olive yang merah merona itu mencium juniornya, lalu melahap setengahnya. Ukuran kejantanan Ian yang udah mengeras itu semakin lama semakin membesar, hingga Olive merasa kesulitan untuk menerimanya. Tangannya tak lupa memainkan bagian bawah yang tak terlahap olehnya.

Melihat pemandangan panas ini di hadapannya, Ian merasa sangat terangsang dan semakin merasakan layanan istrinya. Namun junior yang sangat keras itu memperlihatkan tanda untuk mencapai batas.

Bibir dan tangan Olive pun mulai pegal dan lelah. Setelah sekitar sepuluh menit berlalu, akhirnya Ian mengeluarkan jiniornya dari mulut Olive, lalu menyemprotkan cairan itu ke wajahnya. Napas mereka berdua semakin memberat dan suasana di antaranya kian memanas.

Olive mengambil tissue yang berada di nakas. Cairan yang dikeluarkan suaminya itu sangat banyak dan tebal hingga memenuhi wajah dan turun ke dadanya.

Mendekati Olive, Ian membantunya membersihkan cairan tadi terlebih dahulu. Lalu ia membaringkan istrinya dan membelah kedua kakinya, mengunci pada bagian pinggang.

one week to fall in love - dpr ian [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang