one week to fall in love - dpr ian [COMPLETED]

epilog

(Ilustrasi rumah mereka✨)

Tiga orang anak laki-laki yang berbeda usia itu pun berlari masuk ke daerah dapur di mana mereka bisa menemukan ibu mereka yang tengah sedang mencuci piring.

"Eh, eh, eh? Kok pada ke sini semua?" tanya Olive setelah mendapati tiga anaknya itu berkumpul di dapur, entah mau ngapain.

"Ma, lihat nih, Ma! Koko Darren sama Koko Hansel bisa gambar naga!" kata seorang anak yang memakai baju garis-garis hitam putih.

"Mana Mama mau lihat!" kata Olive bersemangat dan sedikit berjongkok supaya dia bisa melihat gambar anak pertama dan anak keduanya.

"Wah, bagus, Ko Darren sama Ko Hansel! Hebat anak-anaknya Mama. Gambarnya Morgan mana? Mama pengen lihat juga."

Wajah Morgan tiba-tiba kusut. "Aku nggak bisa gambar naga, Ma..."

"Nggak bisa? Nanti Mama ajarin setelah cuci piring atuh ya," kata Olive yang pekerjaan dapurnya masih menumpuk.

"Atau mau diajarin sama aku aja? soalnya Mama lagi sibuk kerja," ujar si sulung, Darren.

"Ah iya, minta tolong diajarin sama Ko Darren sama Ko Hansel dulu, ya! Nanti Mama nyusul, oke?"

Morgan mengangguk mantap, "Oke, Ma!"

Memasuki bahtera rumah tangga bersama Ian, ada aja drama rumah tangga yang bisa kapan aja dan di mana aja, nggak kenal waktu. Apalagi mereka dikaruniai empat orang anak; tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan.

Anak pertama yaitu Darren Gevariel Soetono, umurnya delapan tahun. Sebagai anak paling tua, Darren udah mulai menunjukkan bahwa dia adalah seorang kakak dan harus bisa menjadi contoh yang baik untuk adik-adiknya.

Anak kedua yaitu Hansel Christopher Soetono, berusia enam tahun—beda dua tahun dengan Darren. Tipekal anak kedua pada umumnya, Hansel lebih aktif dan suka iseng pada dua adiknya. Tapi dia nggak berani iseng pada Darren.

Anak ketiga yaitu Morgan Tobias Soetono, berusia lima tahun. Hanya selisih setahun dengan Hansel. Karena cuman beda setahun inilah Hansel dan Morgan lebih sering ribut dan ricuh. Tapi walaupun begitu, mereka dekat banget layaknya kakak-adik.