Happy reading!
Tandai klo ada typo
~♡~Setelah pembicaraan tadi yang sangat membingungkan. Kini ia sedang di introgasi dengan lima cecurut alias inti geng FOA (*Fire Of Anger ).
Satu persatu pertanyaan dari mereka membuat Risyah bingung untuk menjawab yang mana. Seperti sekarang ia mulai disuguhi pertanyaan yang membuatnya pusing.
" Kok lu bisa ketemu sama abang nya sih Abi?"
" Lu di usir ortu lu?"
" Lu bakal nikah sama abangnya abi?"
" Gimana keadaan lo? Udah makan belum lo?"
" Stop!! " teriak Risyah membuat mereka berlima kicep.
" Satu-satu oke " Risyah menarik nafas dalam-dalam dan menjawab pertanyaan satu persatu.
" Jadi gini kemaren lusa gue emang diusir dari rumah, terus gue pergi aja gue ga ada niatan buat ke apart atau mau hubungin kalian karena gue pikir, gue udah terlalu membebani. Dan jadilah gue jalan-jalan dah tuh tengah malem kek orang ilang dan gue juga bermalam di masjid. Singkat cerita gue ketemu abang nya abi itu buat nolongin dia, soalnya dia kek nya lagi ngehubungin orang tapi nggak ke angkat gitu dan dimana lagi itu mobilnya mogok dong. Dan entah darimana rasa kemanusiaan gue muncul dan disitulah gue ketemu dan berakhir disini " ucapnya panjang kali lebar kali tinggi jadilah rumus volume.
Mereka berlima ber'oh' ria sambil menganggukkan kepala mereka. Mereka berlima sangat khawatir dengan keadaan Risyah, terlebih lagi risyah sidah dianggap saudara apa lagi Adrian yang notebe nya sepupu dari Risyah.
" Terus kakak bakal terima lamarannya kak Mahfud?" Tanya abi.
" Ya mau gimana lagi. Tapi.. yang buat gue bingung siapa yang bakal jadi wali gue pas gue nikah nanti?" Ucapnya begitu frustasi.
" Mungkin bunda sama ayah Syah " ucap Adrian.
" Kalau bunda sama ayah tahu gue harus bilang apa? Ga mungkin kan kalo gue bilang ke ortu mana gue sekarang posisi nya udah di usir dan kalian tahu kan masalag keluarga gue? Gue juga belum tahu dalang di masalah itu dan sekarang tambah masalah yang sekarang " jelasnya.
" Gini aja entar gue bilang ke ayah bunda dan sementara lu disini, dan lu ga perlu khawatir soal masalah lu " ucap Adrian meyakinkan Risyah.
Risyah menghela nafas, kemudian mengangguk. Entah apa yang ia harus lakukan saat ini, ia bingung, frustasi, dan segala macam perasaan menjadi satu.
~♡~
Hari semakin senja, matahari berganti dengan bulan. Suara jangkrik dan katak bersautan dan bintang-bintang menghiasi angkasa. Menggambarkan suasana malam hari ini.
Risyah berdiam diri di teras, sesekali mata terpejam karena menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Merenungi sesaat kejadian kejadian yang ia lewati. Belum ada titik terang yang terlihat dari semua masalah yang ia hadapi.
Karena terlalu fokus dengan pikirannya sampai-sampai ia tak merasa ada orang yang sudah berada tepat disampingnya.
" Kak Risyah disuruh abah masuk " ucap abi membuyarkan lamunannya.
" Ah iya Bi " ucap.
¤-¤
Diruang tamu ndalem sudah terdapat banyak orang. Seperti Kyai Tahrim, Umi nadia, Gus Mahfud, Gus Abraham, Gus Ahmad, dan Ning Amira. Mereka sedang menunggu Risyah dengan sesekali mengobrol dan membahas hal-hal seputar pendidikan dan pesantren.
Menyadari orang yang mereka tunggu sudah, membuat mereka beralih ke Risyah dan Abi di belakangnya. Risyah duduk disebelah Umi Nadia atas perintah Kyai Tahrim.
" Jadi bagaimana Nak Risyah?" Tanya kyai Tahrim to the point.
" Mm aku setuju Abah " ucap Risyah membuat mereka yang berada di ruang tamu mengucapkan hamdalah.
" Alhamdulillah "
Umi Nadia tersenyum dan mengusap kepala Risyah yang tepat disampingnya. Rasa hangat menjalar ditubuh Risyah, usapan kepala dari seorang ibu yang selalu ia inginkan sekarang terkabul walau bukan dari ibu kamdungnya.
Mungkin jalan ini yang terbaik bagi dirinya. Berharap semua masalah yang ia hadapi sudah selesai.
~♡~
Pagi hari yang begitu cerah, banyak santri santri yang mulai beraktivitas seperti pergi ke madrasah dan memasak bagi abdi ndalem. Begitu pun dengan Risyah, ia sedang menyapu halaman rumah ndalem dengan senandung yang ia nyanyikan.
Soal pernikahan itu sudah dibahas oleh keluarga ndalem dan keluarga om nya. Lagi lagi ia merepotkan orang lain. Mau bagaimana lagi cuman keluarga Adrian saja yang menganggap nya ada. Yang lain? Tidak bahkan orang tua nya saja tidak ada yang menganggap nya.
Sapaan dari santri santri saat melihat Risyah, begitupun dengan Risyah ia juga sesekali membalas sapaan dari santri santri.
Baru satu hari ia berada di pesantren tapi ia sudah memiliki nilai positif disini, malahan ia juga merasa nyaman. Mungkin satu hal yang membuat nya bingung kenapa orang lain sangat ramah.
" Risyah " Panggilnya.
Risyah yang merasa dipanggil pun menoleh.
" Iya tante? " Jawabnya.
" Emm ini tentang pernikahan kamu, sesuai dengan dengan kemauan kamu pernikahan ini dirahasiakan dan untuk tanggalnya mungkin tanggal 24 Januari dan bisa dibilang diadakan nya lusa " Ucap tante Cessa.
" Kamu tinggal mempersiapkan diri saja, karena semua ini sudah diatur oleh tante dan om dan keluarga calon suami kamu " Sambungnya. Risyah mengangguk paham.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Wah udah mau nikah aja nih Risyah
Kawal sampe pelaminan
Vote & komen biar tambah semangat.
Salam hangat callmediaz
24 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsaeida
Teen Fiction" Disaat orang lain tertawa bahagia kenapa aku masih merasakan sakit? " - Maudy Arsya Maheswara. " Semua manusia di bumi berhak bahagia, termasuk kamu" - Mahfud Al-Matin. . . . Ini kisah tentang Maudy dan Gus Mahfud. ...