5. Mimpi Buruk

471 35 17
                                    

Happy Reading!

~♡~

Pagi hari yang begitu cerah. Matahari terbit dengan malu-malu dan semua orang mulai beraktivitas.

Seperti hari ini Risyah sedang bersiap dengan pakaian kebaya putih dan kain batik tak lupa dengan hijab warna senada.
Di rias dengan sedemikian rupa.

Dilain sisi tepat diruang tamu ndalem terdapat banyak orang seperti keluarga dari omnya Risyah, keluarga kyai Tahrim dan sanak saudara yang beberapa hadir, dan juga teman-teman Risyah.

Ya hari ini adalah baru bahagia bagi Risyah dan Mahfud. Dimana mereka akan mengucap janji suci dihadapan banyak orang.

" Baik mas Mahfudnya sudah siap?" Tanya penghulu.

Gus Mahfud menarik nafas dan menghembuskan. " Bismillah siap pak " ucap nya dengan tegas.

" Baik ikuti saya ya mas "

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Fahrisyah Anggraini alal mahri Asyarotun Jiromatun Minad Dzahabi haalan. " ucap Omnya Risyah kita panggil saja Ridwan.

" Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq " ucap Gus Mahfud. (*anggap saja seperti itu yang gengs karena aku cari di mbah go**le😅)

" Bagaimana para saksi?"

" SAH!"

" Alhamdulillah "

~♧~

Dikamar bernuasa biru langit terdapat perempuan berpakaian kebaya yang tak lain adalah Risyah. Risyah tak sendiri ada Umi Nadia, Ning Amira, Ning Arafah~istri Gus Abraham, dan tante Cessa.

Tante Cessa menintikkan air mata tak menyangka bahwa keponakannya yang satu ini sudah menikah.

" Risyah ayo kedepan pasti suami kamu sudah menunggu kamu " ucap tante Cessa.

" Iya tan "

Mereka semua keluar dari kamar itu. Sesampainya disana Gus Mahfud menatap Risyah kagum.

Teringat saat pertama kali mereka bertemu dimana mereka bertemu dengan tidak sengaja. Dan dipertemuan beberapa hari lalu membuat mereka terjalin ikatan suci.

Risyah sudah duduk disebelah Gus Mahfud. Pandangan mereka bertemu membuat Risyah tersenyum kearah Gus Mahfud.

" Baik sekarang proses pemasangan cincin ya. Mempelai laki laki memakai cincin ke mempelai wanita, begitupun dengan mempelai wanita " ucap pak penghulu.

Gus Mahfud dan Risyah pun menurut perkataan pak penghulu.

" Nah sekarang  Nak Mahfud cium kening istri entar istri'e cium telapak tangan suami " ujar pak penghulu.

" Allahumma inni as aluka khoyrohaa wa khoyro maa jabaltahaa alaih. Wa a'udzubika min syarri haa wa min syarri maa jabaltahaa alaih " gumam Gus mahfud saat tangannya menyentuh pucuk kepala Risyah yang tertutupi oleh hijab.

" Risyah selamat ya nak, Nak mahfud tolong jaga Risyah kalau Risyah ada salah ditegur aja " ujar Tante Cessa.

" Iya, bu "

" Risyah Alhamdulillah lu udah sold out, baek baek lu disini kalo ada ape ape telpon gue " ucap Adrian yang begitu dramatis.

" Selamat Syah semoga lu lebih bahagia setelah ini " ucap Samuel.


~♡~


Setelah selesai acara Gus Mahfud dan Risyah pun masuk ke kamar Gus Mahfud. Risyah merebahkan tubuhnya dikasur sedangkan Gus Mahfud bersiap untuk mandi.

Beberapa menit kemudian Risyah pun mandi.

~♧~


Hari sudah gelap suara burung hantu sudah terdengar. Angin malam yang begitu dingin menemani suara rintikan hujan.

Udara dingin masuk diselipan lorong lorong angin disudut ruangan. Shalawat nabi menemani aura canggung di antara Gus Mahfud dan Risyah.

" Gus.. Mmm.. boleh pinjam hp nya ga? " ucap Risyah. Btw soal hp kini hp milik Risyah dipegang oleh Gus Mahfud.

" Buat apa Ning?"

" Aku pengen nelfon temen "

Gus menghela nafas " ini handphone kamu, tapi tidak boleh lama lama ya"

" Iya, Gus "

Risyah sedikit menjauh dari Gus Mahfud. Menelfon seseorang, jari tunjuk yang ia gigit.

"Halo?"

" Assalamualaikum kak Reno "

" Waalaikusalam kenapa Ris?"

" Kak apa masih dapet teror disana?"

" Alhamdulillah udah nggak Ris "

" Hah.. Alhamdulillah kalo udah dapet teror, apa mungkin kak Reno dapat teror karena aku? Dan sekarang pasti peneror itu ngicar aku"

" kemungkinan kek gitu lebih baik kamu lebih hati hati deh Ris, aku dengar dengar kamu sudah nikahkan? Dan dari situ kayaknya peneror itu akan beralih ke keluarga kamu atau mertua kamu Ris ".

" Ah kalau begitu udah dulu ya kak Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam "

Tut

" Bagaimana ini? "

~♡~

Hutan yang dihiasi oleh pernak pernik lampu. Banyak orang orang menikmati suasana malam yanh begitu indah.

Dua anak perempuan yang begitu mirip alias kembar, berkarian saling mengejar. Menerobos banyak manusia yanh berlalu lalang.

" Maudy! Maura! Hati hati nak!" Ucap seorang wanita.

" Iya ma!" Ucap kedua bocah kembar itu yang di yakini adalah Maudy dan Maura.

" Maura udahan dulu ya Maudy capek" ucap Maudy kepada kembarannya.

" Iya nih aku juga capek "

Mereka berdua pun istirahat, duduk di rerumputan tanpa alas. Maudy bangun untuk mengambil air minum yang sudah disiapkan.

" Maura, Maudy mau ambil minum Maura mau nggak?" Ucap Maudy.

" iya maura mau "

" oke "

Maudy mengambil minuman yang berada meja yang sudah disediakan. Ia juga mengambilkan untuk Maura.

" Maudy tolong ambilin tante minum dong"

" Iya tante "

" Ini tante "

" Makasih sayang "

" Iya, sama sama tante "

Setelah itu ia kembali ke Maura yang sedang duduk dan menunggu Maudy yang mengambilkannya minum.

" Maaf ini lama ini buat Maura "

" Makasih "

2 menit setelah minum. Maura merasa perutnya sakit seperti dililit, sedangkan tantenya merasakan yang sama dan jatuh taksadarkan diri dengan matanya yang menutup tak bernyawa.

Semua orang panik melihat itu, mereka mulai menyalahkan Maudy. Dan ayahnya mulai menyiksa maudy bukan hanya ayahnya semua saudaranya pun sama seperti dicambuk, dipukul dengan kayu dan lain lain.

Soal Maura ia selamat  sedangkan dinyatakan tidak selamat alias meninggal dunia.

Kata kata kurang mengenakkan terdengar diindra

" Dasar anak sia*lan!"

"Dasar anak tak tahu diri!"

" Dasar Pembunuh!"

" Pembunuh! Mati saja kau!"








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlsaeidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang