03.

48 11 5
                                    

"Ugh..."

Kishibe bangkit dan berdiri dengan tubuh sempoyongan. Salah satu tangan nya menekan area yang terkena pukulan dan satu lagi mengisyaratkan ku untuk tetap tenang.

"Hentikan Hana, aku tidak akan mengulangi nya lagi."

Tiba-tiba seseorang masuk ke Cafe lalu membopong tubuh laki-laki di hadapan ku ini.

"Master, Kau tidak apa-apa?!" Terdengar nada khawatir dari orang itu saat melihat ku dengan tatapan waspada.

Aku menunjukkan wajah penuh perlawanan, "Apa? Mau salahkan aku?" aku berkacak pinggang dengan mata melotot ke arah nya.

"Sudahlah Aki. Saya tidak apa-apa." Kishibe melepas rangkulan orang tersebut lalu tersenyum ke arah ku.

Pria ini, masih bisa tersenyum walaupun aku habis memukul nya.

Aku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan. "Maaf atas perilaku yang kurang mengenakkan." Aku menunduk hormat saat suasana hati ku sudah baik. Lalu bergegas pergi kembali ke tempat kasir.

Dari kejauhan, aku hanya bisa melihat mereka sedang berbincang sesuatu.

Aki? Apakah orang itu bernama Aki? Entah lah, kurasa aku tidak perlu memikirkan nya.

Dengan berpura-pura aku menyibukkan diri dengan memainkan komputer di hadapan ku. Namun sesekali telinga ku mendengar percakapan mereka tentang perburuan iblis yang memakan lima korban sekaligus.

"Jadi pemburu iblis berat ya?" aku bergumam dengan diriku sendiri. Mendengar banyak sekali desas-desus tentang kemunculan iblis serta berkurang nya jumlah anggota pemburu iblis.

Tak

"Hanaka, semuanya jadi berapa?"

Kishibe mendatangi ku ke meja kasir dengan senyuman nya yang membuat ku sangat merinding.

"300 Yen."

Kishibe terkejut, "Sedang Diskon ya?" Tanya nya memastikan.

Aku mengernyitkan kening, "Maksudmu? Aku sedang tidak mengadakan Diskon." Jelas ku saat mendata pembelian.

"Hana, kau yakin menjual Menu-menu ini dengan nominal seperti itu?" Tanya lagi.

Pikiran ku berpacu pada pertanyaannya. Jika di bandingkan dengan harga di cafe lain, harga menu-menu yang di jual di cafe ini sangatlah murah.

Apalagi bahan yang di gunakan bahan berkualitas, mungkin akan merugikan penjual.

"Nanti akan ku tanyakan pada pemilik nya." Ucap ku lalu memberikan kembalian uang pada nya.

"Kalau begitu sampai ketemu lagi." Dia melambaikan tangan nya dengan singkat lalu berjalan pergi menuju pintu keluar.

Sosok pria berbadan tinggi, dengan rambut berwarna kuning keemasan itu sekarang menjadi objek pacuan ku. Seakan kaki ini ingin melangkah mengentikan nya, mengatakan sesuatu yang saat ini tidak enak di hati.

Aku mencoba memberanikan diri menyusul nya, berlari dengan cepat lalu memanggil namanya dengan keras, "Kishibe!!!" Teriak ku.

Kishibe berbalik dan menatap ku penuh tanda tanya, "Ya?!" Teriak nya membalas panggilan ku.

Dengan penuh keberanian aku melepas semua rasa bersalah ku dan meminta maaf atas kejadian tadi.

"Aku minta maaf atas kejadian tadi! Sebagai imbalan nya aku akan mentraktir mu jika kau datang kembali oke?!"

Dia tampak tersenyum sumringah, lalu dia berlari meninggalkan dua murid nya itu lalu menemui ku.

"Kenapa balik lagi?" Tanya ku heran.

KISHIBE - My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang