05.

53 10 3
                                    


AUTHOR POV ON.

Tuk

Tuk

Tuk

Ceklek.

Tiba di apartemen, Kishibe bergegas masuk karena hawa angin luar sangatlah dingin.

“Hah, seperti nya kau makan kurang banyak ya?”

Tampak wajah polos dari gadis yang bernama Hanaka yang sedang tertidur di atas gendongan nya.

“Enteng sekali seperti kapas.” Ucap nya dengan senyuman tipis.

Kishibe berjalan menuju sebuah kamar yang sepertinya sudah lebih dulu di siapkan. Pintu abu-abu itu terbuka, memperlihatkan kamar dengan gaya elegan namun warnanya sangat menenangkan pikiran.

Dekorasi nya tidak terlalu banyak, peralatan serta lemari-lemari tertata rapi. Double bad yang lembut serta meja rias dengan aneka pernak-pernik perawatan wajah di atas nya.

Cup.

Kishibe mengecup kening Hanaka dengan lembut saat tubuh nya sudah di rebahkan di atas ranjang tersebut.

Dengan hati-hati ia beranjak dari kasur, lalu pergi meninggalkan Hanaka untuk beristirahat dengan malam nya yang tenang.

Sofa yang terlihat empuk di ruang keluarga itu membuat Kishibe merebahkan diri nya di sana.

Menatap langit-langit ruangan dengan pikiran yang kosong, menjetikkan beberapa jari nya yang menimbulkan suara kecil mengiringi keheningan malam.

Tok tok tok.

Ketukan pintu terdengar membuat Kishibe mendesah ringan. “Tunggu.” Ucap nya lalu bergegas membuka kan pintu.

Ceklek.

Aki Hayakawa, seorang diri datang menemui Kishibe saat ini. Ekspresi datar nya menyambut Kishibe di malam itu, dengan sebuah misi yang tiba-tiba.

“Ada apa?” Tanya Kishibe, ekspresi nya tetap tenang.

“Maaf master telah mengganggu malam mu. Aku datang ke sini ingin menyampaikan sebuah misi dari markas kita.” Jelas Aki dengan nada tenang nya.

“Aku sudah mengetahui nya.”

Kishibe berjalan masuk kembali dengan di ikut Aki di belakang nya.

“Tunggu aku sebentar, ada sesuatu yang ingin ku tulis.”

Kishibe meraih sebuah kertas polos dan bolpoin di atas meja lalu menuliskan beberapa kalimat. Kalimat itu tersusun rapi seakan isinya sebuah kata-kata yang ingin di sampaikan.

Kalimat itu di akhiri dengan tanda tangan nya lalu sebuah tanda yang tidak jelas apa artinya, Kishibe menaruh surat itu kembali ke atas meja.

“Ayo kita pergi.”

Kishibe meraih botol alkohol nya untuk menemani sepanjang perjalanan nya malam ini.

Mereka berdua pergi menjalankan misi penangkapan sebuah iblis yang tempat nya sangat jauh dari perkotaan Tokyo.

“Bagaimana dengan wanita itu? Kau mengunci nya sepanjang kau pergi?” Tanya Aki dengan penasaran.

“Hmm, seperti nya iya. Lagi pula aku sudah meminta izin pada wanita pemilik awal Cafe itu agar mengizinkan Hanaka untuk tidak beroperasi kembali dengan pekerjaan nya.” Jawab Kishibe.

“Bagaimana dengan Hanaka sendiri?”

Beberapa detik Kishibe terdiam, dia mengambil sebatang rokok dari saku dada nya. Api korek menyulut rokok itu lalu mengeluarkan asap beraroma tembakau yang khas.

KISHIBE - My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang