28. Cowok Bule Ganteng

2.9K 204 0
                                        


~HAPPY READING~



(❂‿❂)


Sebelum masuk ke kamar mandi, ia sempat melirik ke sekeliling ruangan, mencari sosok yang sudah sangat familiar di kamarnya. "Tasya masih belum pulang ya? Dia masih ngikutin Bian?" gumam Salsa pelan.

...

Setelah selesai bersiap, Salsa menatap pantulan dirinya di cermin, memastikan penampilannya sebelum akhirnya keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah bergabung dengan keluarganya untuk sarapan.

Begitu sampai di meja makan, alis Salsa berkerut bingung. "Loh, Noah? Lo udah sampai? Kapan? Kok gue nggak tau?" tanyanya bertubi-tubi kepada seorang laki-laki bule yang sudah duduk manis di kursi meja makan bersama kedua orang tuanya.

Noah, sepupu dua kali Salsa dari pihak ayah yang tinggal di luar negeri, menatap Salsa dengan senyum lebar. "Good morning, sweetie" sapa Noah dengan bahasa asing tempat tinggalnya. "I arr—"

"Noah" Salsa memotong kalimat Noah sebelum sempat selesai. "Gak usah sok Inggris deh, lo aja besar di Indonesia" ucapnya dengan malas. Salsa melipat tangannya di dada, matanya menatap Noah yang masih tersenyum lebar.

Noah tertawa kecil mendengar respon Salsa. "Okay, all right" jawabnya, tetap mempertahankan senyumnya. "Aku tiba kemarin sore, dan saat itu kamu sedang tertidur pulas di kamar. Bibi bilang kepalamu sakit, jadi aku tidak tega membangunkan mu."

"Oh..." hanya itu yang keluar dari bibir Salsa. Ia mengangguk kecil dan menarik kursi lalu duduk di meja makan.

"Sweetie, bagaimana jika hari ini aku ikut mengantarmu ke sekolah? Aku penasaran dengan sekolah yang membuatmu menolak sekolah bergengsi yang kami rekomendasikan waktu itu" ujar Noah sambil tersenyum lebar, menatap Salsa dengan penuh minat.

Salsa menghentikan kunyahannya, matanya menatap Noah skeptis. "Lo mau nganter gue? Kalau udah selesai nganter, terus mau balik lagi ke rumah gimana? Emangnya lo tau jalan pulang? Jangan sampai lo nyasar lagi" tanyanya, suaranya penuh keraguan.

Noah terkekeh mendengar pertanyaan Salsa. "Seperti yang kau bilang tadi, aku besar di sini" jawabnya santai, sambil menyandarkan tubuh di kursi dengan nyaman.

Salsa mendengus. "Iya, tapi itu kan udah sepuluh tahun yang lalu. Lagi pula, kota yang sekarang keluarga gue tinggali ini bukan kota yang dulu menyaksikan kita tumbuh besar. Lo juga tau kan, kalau kami baru beberapa waktu pindah ke sini?"

"Iya, aku tau. Kau tenang saja, aku tidak sendirian" jawab Noah dengan senyum lebar. "Ada Pak Supir yang akan menemani."

"Oh, bareng Pak Supir. Gue kira lo yang mau nganter sendiri. Ya udah, ayo. Gue udah selesai sarapan" balas Salsa sambil bangkit dari kursinya. Ia menghampiri kedua orang tuanya yang duduk di sisi yang berbeda untuk berpamitan. "Salsa pamit dulu ya, Ma, Pa" katanya lembut sambil mencium tangan mereka satu persatu.

"Iya, hati-hati sayang" jawab ibu Salsa dengan lembut, sementara ayahnya hanya mengangguk sambil tersenyum.

Noah, yang memperhatikan pergerakan Salsa, segera bangkit mengikuti. Dengan tersenyum, ia juga berpamitan kepada om dan tantenya. "Aunty, Uncle, aku pergi dulu" katanya sambil sedikit membungkukkan badan.

"Hati-hati di jalan, Noah" ujar ayah Salsa dengan nada ramah.

"Kalau mau jalan-jalan sebelum pulang, bilang aja sama Pak Supir, ya" tambah ibu Salsa sambil tersenyum.

MISTERI LORONG SEKOLAH [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang