01. All About

2.7K 235 17
                                    

'Selamat Membaca'

Suasana di ruang berlatih istana sore itu nampak tenang namun tidak mengurangi hawa tegang yang menyelimuti seisi ruangan. Hari ini adalah jadwal latihan pedang untuk putra mahkota dan para kesatria istana, kerajaan Wynnzel.

"Pangeran..."

Pintu kayu setinggi dua meter itu terbuka dan menampakan seorang gadis bersurai hitam legam dengan senyuman manis yang menghiasi wajah cantiknya.

"Hari ini aku membuatkan pangeran pie wortel!" lanjutnya semangat seraya mendekati barisan kesatria yang sudah menghentikan latihannya.

Alexandra Calister sebenarnya bukanlah tipe orang yang mengebu-gebu, namun anehnya saat bersama pangeran David tingkahnya jadi tidak terkontrol.

Ah, mungkin itulah yang dinamakan cinta.

Prang!

Seorang pemuda berambut semerah darah membanting keras pedang perak di genggamanya ke lantai dengan wajah menggelap. Aura panas dan menusuk tiba-tiba menguar, sontak membuat para kesatria serta pelayan yang ada di ruangan tertunduk takut begitupun dengan Alexa yang sudah melunturkan senyumannya.

Alexa memang tidak menundukan kepala namun tetap saja sorot matanya tidak bisa menampik kalau ia juga ketakutan. Apalagi ia ingat betul bahwa pangeran David memiliki atribut element Api, tentu sangat mudah bagi pemuda itu membakar seseorang hanya dengan tatapannya.

"Bukankah sudah kuingatkan jangan menganggu latihanku?!" suara dingin bernada tajam itu ditujukan untuk Alexa, pangeran David bahkan tidak repot-repot untuk menatapnya saat berbicara.

"Maaf.." Alexa mempererat genggamnya pada paper bag berisi pai wortel tersebut seolah meminta kekuatan.

"Kukira pangeran sudah selesai latihan." lanjutnya pelan namun masih bisa didengar oleh pangeran David karena memang jarak mereka cukup dekat.

Ini memang salahnya seharusnya tadi Alexa tetap menunggu diluar hingga pangeran David selesai, ia terlalu bersemangat saat ratu memberitahunya bahwa jam latihan sudah berakhir.

Hening, tidak ada jawaban.

Pangeran David masih membelakanginya pemuda itu terlihat lebih fokus mengelap pedangnya. Alexa ingin mengucap maaf sekali lagi namun nyalinya seakan menciut saat pangeran terlihat tidak menganggap kehadirannya.

"Kalian boleh bubar."

"Baik, yang mulia!" ucap serentak para kesatria setelah membungkuk hormat.

Alexa tersenyum senang saat pangeran David melangkah mendekat ke arahnya, gadis bersurai hitam tersebut mulai mengeluarkan kotak makanan yang dibawanya.

"Aku sangat ingat bahwa pangeran sangat menyukai wortel, jadi seharian aku berusaha membuat pie ini bersama bibi Carmen.." celoteh Alexa panjang lebar saat pangeran berhenti tepat di depannya.

Pangeran David menatap pie wortel di tangan Alexa tanpa minat, "Tidak, aku benci!"

Setelah mengatakan hal itu pangeran David mengambil alih paper bag dari tangan Alexa lalu berjalan melewati gadis itu begitu saja.

Alexa masih bingung, ia tersadar saat pangeran David berjalan melewatinya membuatnya melangkah cepat untuk menyusul.

"Tunggu aku, pangeran!"

"Pangeran mau kemana? Ah, pasti ingin mencari tempat untuk ma-" ucapan antusias Alexa terhenti saat melihat pangeran David membuang pai wortel buatannya ke tempat sampah begitu saja bahkan tanpa menoleh kepadanya.

Kenapa pangeran membuangnya?

Apa pangeran tidak lagi menyukai pie wortel?

Alexa berdehem pelan mencoba menetralisir rasa kecewa yang hinggap di hatinya, mungkin saja pangeran tidak suka makanan manis. Iyakan?

Villainess IllusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang