"Elly Sugigi kena sariawan, selamat pagi kawan! Hari ini Haechan Gilang datang membawa kebahagiaan!""Bacot." gerutu Shuhua sembari menaikkan tudung hoodie dan kembali menelungkupkan kepala di atas meja.
"Eitsss Neng Shua udah marah-marah aja. Masih pagi Neng, pamali tau. Nanti rejekinya dipatok ayam." Haechan melangkah riang menuju kursinya dan dengan santai melempar tas ke meja.
"Lu nanti yang gue patok!"
"Galak bener euy, lagi PMS yah?"
"Awas Shua lagi mode macan. Nanti lo dicabik-cabik." peringat Jungmo sang ketua kelas. "Nggak usah nekat mengantarkan nyawa."
"Yaudah deh gue mengantarkan cinta aja untuk Neng Shua. Kiw." Haechan mencolek lengan Shuhua dan hanya dalam satu kedipan mata, jemari Shuhua sudah berada di helai rambut Haechan. Dijambak.
"Argh iyaaa sakit Shuaaa ampun ampun!"
"Bocah kaga ada otaknya begitu tuh, udah diperingatin tapi tetep nekat." dengkus Jisung sembari mengunyah sarapan dari kotak bekal Felix.
Kok bisa ada Jisung yang anak MIPA malah di gedung IPS? Simpel, pemuda itu tentu saja menghampiri Ipin tercinta yang sudah menjadi soulmatenya sejak TK. Meski berada di jurusan yang berbeda, hal itu tidak menghalangi Jisung untuk menghampiri Felix sesering mungkin. Kadang sebaliknya, Felix yang nyasar di gedung MIPA.
"Echan mah semua manusia di muka bumi juga dijahilin sama dia." gumam Felix sembari menyedot jus kotak.
Lumayan sih, pagi-pagi sudah dapat tontonan gratis. Jisung rela mampir kelas Felix setiap pagi kalau bisa dapat tontonan gratis penyiksaan keji pada Haechan. Soalnya Haechan tidak melawan kalau lawannya perempuan, hanya bisa pasrah sembari berteriak. Kalau lawannya lelaki terutama Renjun, sudah pasti ada baku hantam live action.
••••
"Emang lo tuh manusia paling bajingan ya Rafisqiii!"
"Salahin gue aja teros, salahin gue! Harusnya kita salahin Chio kenapa nggak bangunin kita?!"
"Emang tuh anak setan pasti sengaja berangkat duluan."
"Nah kan?! Salahin Chio, bukan gue!"
"Lo juga sama aja, alarm lo bunyinya segede terompet sangkakala tapi masih aja nggak bangun. Trial mati lo?"
"Asta monyet."
Pangeran SUNAT nomor satu dan dua, Hyunjin dan Jaemin, tengah berlari dari parkiran motor menuju gerbang sekolah yang sudah ditutup sejak dua menit lalu. Padahal Sunwoo sudah memperingatkan jika pagi ini ia akan berjaga di gerbang, tapi dua teman setannya ini acuh. Karena Jaemin dan Hyunjin berpikir jika Sunwoo akan membangunkan mereka dengan mendatangi rumah satu persatu.
Nyatanya malah ditinggal.
Pak Edi yang bertugas sebagai satpam hanya menggeleng melihat kelakuan dua bujang ganteng yang tengah berlari ke arah gerbang bersama siswa-siswa lain yang terlambat. Padahal mereka berteman akrab dengan ketos, bisa-bisanya tetap kesiangan. Pria paruh baya itu melirik pada Sunwoo yang berdiri disebelahnya sembari memutar gunting di tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Millennials Time!
Fanfiction"Satu hal yang harus kamu ingat dalam hidup; seberat apapun masalahmu, itu bukan masalahku." Awalnya mereka hanya bertiga seperti Three Little Pigs; Jaemin, Sunwoo, Hyunjin. Kok tahu-tahu jadi bersepuluh?! "Babi Satu, Babi Dua, Babi Tiga, let's go...