Tanggal merah begini enaknya sih pacaran, menurut Hyunjin.
Tapi pacar tersayang alias Adelia Kanaya sedang kondangan di Bandung sama keluarganya. Jadilah Hyunjin cuma duduk-duduk ganteng di kursi balkon sembari nyeruput kopi susu buatan Mami Suzy tercinta.
Tanggal merah di hari Kamis seperti sekarang menurut Hyunjin menyebalkan. Kenapa tanggal merahnya nggak hari Jumat gitu, biar bisa bablas langsung weekend. Kalau begini kan besok jadi malas sekolah soalnya hari kejepit. Mau bolos tapi takut diselepet si Mami.
Jadi di Kamis pagi yang tenang ini, jam yang jika di hari normal maka Hyunjin sudah berada di sekolah, diisi dengan minum kopi dan main TTS. Persis bapak-bapak.
Kepala Hyunjin menoleh ke kanan begitu suara berisik datang dari rumah bernomor 12. Rumah yang menjadi kediaman Widjaja itu memang nyaris tidak pernah sepi karena penghuninya yang benar-benar seperti toa. Diisi oleh lima kepala yang mana empat diantaranya agak tidak waras tentu tidak akan membuat rumah itu sepi. Hyunjin sudah biasa sih sebenarnya, meski terkadang merasa kasihan dengan Bunda Yoona.
Nah sekarang gantian Hyunjin menoleh ke kiri, tepatnya pada rumah nomor 10. Tidak ada suara, begitu senyap dan hening layaknya tak berpenghuni. Berkebalikan sekali dengan rumah nomor 12 yang seperti kebun binatang, kediaman Artasastra jarang diisi oleh penghuni utama yang hanya tiga kepala itu. Sebenarnya ada para pekerja di sana, tetapi rumah itu tetap saja terlihat sepi.
Nah, kalau rumah nomor 11 alias kediaman Pradipta sendiri, bisa dikatakan berada di tengah. Tidak seberisik nomor 12 tapi tidak sesepi nomor 10. Meski Mami Suzy dan Papi Jinyoung sering pulang larut, tetapi Hyunjin dan Yeji saja sudah cukup meramaikan suasana dengan keributan mereka. Rumah yang diisi oleh empat kepala itu cukup hangat meski semua anggota keluarga sibuk dengan urusan masing-masing.
Saat Hyunjin akan kembali fokus mengisi TTS, suara motor yang berhenti tepat di depan pagar rumanhnya mengalihkan perhatian. Begitu sulung Pradipta itu berdiri untuk mengintip, sosok Seungmin Rafansyah terlihat duduk di atas motor scoopy kuning sembari membuka helm. Tidak lupa merapikan rambut sambil berkaca di spion.
"Aduh, Aa' Seungmin udah dateng~" ledekan Hyunjin membuat Seungmin langsung mendongak. "Sabar yah A', Dedek siap-siap dulu nih." tidak lupa kedipan mata diberikan Hyunjin.
Seungmin mual.
"Najis Rafisqi Hyunjin."
Hyunjin ngakak, namun tak ayal ia bersandar pada pembatas balkon. "Pagi amat Pak, ngapelin siapa? Saya ya?"
"Ngapelin emak lu."
Hyunjin menyipitkan matanya. "Nyokap gue anti sama brondong modal scoopy doang kayak lu."
"Berisik. Panggilin Yeji dong."
"Panggil sendiri lah."
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Sosok Yeji berlari kecil menuju gerbang dengan pakaian rapi, menghampiri Seungmin dengan senyum lebar terpatri. "Udah lama? Yuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Millennials Time!
Fanfic"Satu hal yang harus kamu ingat dalam hidup; seberat apapun masalahmu, itu bukan masalahku." Awalnya mereka hanya bertiga seperti Three Little Pigs; Jaemin, Sunwoo, Hyunjin. Kok tahu-tahu jadi bersepuluh?! "Babi Satu, Babi Dua, Babi Tiga, let's go...