Prolog

1.3K 98 7
                                    

Suasana sekolah pada pagi hari itu nampak tenang. Seluruh siswa sudah berada di tempat duduk mereka masing-masing guna menunggu waktu bel mulai kelas berbunyi. 

Sebagian yang lain nampak masih begitu santai mengobrol bersama rekan sebangku mereka.

"Hari ini katanya bakal ada murid pindahan baru loh" Ujar seorang pria berpipi gembil dengan wajah yang menggemaskan itu.

Satu orang yang lain nampak tak memperdulikan hal itu karena sibuk meneliti berkas-berkas yang ada dihadapannya.

"Iya ? Lo denger dari mana emang Sun?" ujar si pria bertubuh jangkung dengan rambut blondenya itu kepada si gembil.

"Ya jelas gue tau lah Ni-ki. Lo lupa ? Tadi gua kan disuruh buat bantuin Pak Harja buat bawa buku-buku ke ruang guru. Nah disitu gua liat wali kelas kita lagi ngobrol sama satu cowok asing. Mereka lagi bahas masalah tata tertib sekolah." Ujar si lelaki gembil itu dengan ekspresi serius kepada si pria jangkung yang rupanya bernama Ni-ki.

"Aneh banget ya? Kita udah kelas 12, mana udah mau ulangan semester 1 kan? Masak malah ketambahan anak baru?" Ujar Ni-ki sembari menggaruk pelipisnya yang tak gatal.

"Gua yakin itu cowok pasti orang bermasalah deh. Makanya tuh kena kasus di sekolah lamanya kan, nah terus dia pindah kesini." Imbuh si gembil.

Seseorang yang lain, yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan keduanya pun kini mulai mendecakkan bibirnya karena merasa tak setuju dengan pendapat sahabatnya.

"Ck. Astaga Sunoo, mulut lo kebiasaan banget. Sok menerka-nerka terus bikin gosip nggak bener.." omel si pria manis yang memiliki lesung pipi itu kepada si pria gembil yang rupanya bernama Sunoo.

Mendengar hal itu Sunoo malah memutar bola matanya malas.

"Jungwon.. Jungwon.. Ini tu bukan gosip.. Ini namanya du, ga, an. Soalnya aneh banget sih. Masak di waktu waktu kaya gini ada anak baru, mana pindahan dari luar kota pula. Tadi gue denger dia aslinya orang Busan. Gua yakin banget deh, itu anak pasti bermasalah. Kalo nggak ya ngapain coba jauh-jauh pindah dari Busan ke Seoul?". Bantah Sunoo kepada Jungwon.

Pria berlesung pipi yang bernama Jungwon itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Rasanya ia sudah malas menanggapi hal-hal berbau pergunjingan semacam ini dari rekannya yang bernama Sunoo.

Ia pun meneruskan kegiatannya untuk meneliti berkas yang ada di depannya.

Ni-ki nampak mengambil satu berkas yang baru saja di singkirkan oleh Jungwon serta diberi tanda silang.

"Apa nih?" Tanya Ni-ki penasaran sembari menujukan berkas yang saat ini dibawanya.

"Biasalah.. Seleksi pengurus osis baru. Gua harus nyeleksi para pendaftar osis yang baru berdasarkan visi misi mereka gabung sebelum masuk ke tahap interview sama pengurus." jelas Jungwon tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya itu.

Ni-ki mengangguk-angguk paham.

"Udah kelas 12 padahal lu Won, emang kapan bakal pelepasan jabatan? Takutnya ntar lo nggak fokus belajar buat ujian loh." Tanya Sunoo yang nampak membaca kertas visi misi yang lain.

"Kata Pak Yudit sih ntar setelah seleksi ini, gue bakal ada pelepasan jabatan."

"Ribet ya jadi osis. Gua mah ogah makanya dulu pas dipaksa ama si Jake buat gabung." Imbuh Ni-ki.

Jungwon terkekeh. "Ya gitulah suka dukanya. Kalo Jake mah dia memang pengen tebar pesona. Lu liat aja tu gebetannya hampir di semua kelas ada. Buaya banget." Ujar Jungwon sembari tertawa.

"Ih iya banget." Timpal Sunoo penuh semangat. "Si Jake ama Heeseung, emmh tu orang berdua sama aja! Gue nih korban pernah di pepet ama Heeseung. Takut banget loh gua.." lanjut Sunoo sembari menepuk keningnya sendiri.

OBSESSED (Jaywon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang