2 : Baby J = Jeno

2.2K 134 1
                                    

"Akhirnya, selesai juga."

Jeno kini bisa bernafas lega, setelah melewati hari-hari beratnya sebagai siswa yang sedang melaksanakan ujian kelulusan selama kurang lebih satu minggu. Salama itu juga, Jeno sama sekali tidak tahu kabar tentang Jisung sedikitpun. Percakapan terakhir mereka juga saat di kantin sekolah hari itu. Ketika ujian sedang berlangsung, adik kelas diliburkan untuk kepentingan masa ujian. Tentu saja, Jeno tidak melihat keberadaan Jisung di sekolah.

"Jisung pasti suka."

Kantong yang ia pegang itu diperiksa lagi untuk memastikan isinya sudah sesuai dengan keinginannya. Ice cream, coklat, dan makanan lainnya yang akan Jeno berikan untuk Jisung. Ia merindukan adik bayinya itu karena sudah lama tidak bertemu. Jeno tidak bisa terus menunggu Jisung datang menghampirinya, itu sebabnya ia inisiatif datang berkunjung lebih dulu.

"Hyung ...."

Jeno tercekat, suara lirih Jisung membuatnya terpaku. Tubuh laki-laki itu terlihat begitu lemah, Jisung jatuh dalam pelukan Jeno. Kepalanya ia sandarkan di pundak sang kakak. Jisung yang berpikir bisa kuat, ternyata langsung lemah ketika mendapati Jeno datang mengunjunginya.

Punggung Jisung ditepuk-tepuk oleh Jeno, juga dielus lembut. Jeno merasa, hanya itu yang saat ini sedang Jisung butuhkan.

"Kita masuk dulu ya. Kalau ada tetangga yang lewat, gak enak dilihatnya." ucap Jeno dengan lembut, lalu ia menuntun Jisung untuk masuk ke dalam rumah.

Keduanya masuk ke rumah, dan Jisung langsung ambil posisi ternyaman di atas pangkuan Jeno. Kepalanya menelusuri lebih jauh cengkuk leher sang kakak. Aroma tubuh yang ia rindukan itu, benar-benar membuat Jisung merasa sedikit ketenangan.

"Anak itu, kebiasaan banget manjanya kumat."

Jeno menoleh, kala telinganya menangkap suara berat dari laki-laki paruhbaya yang merupakan Ayah dari Jisung, yang juga sahabat baik dari Daddy-nya. Jeno tersenyum canggung, menyapa Eunhyuk.

"Pagi, Ahjussi."

Eunhyuk tersenyum manis, membalas sapaan Jeno. Ia merasa tidak enak pada anak dari sahabatnya itu. Jisung selalu saja merepotkannya.

"Jeno, saya titip Jisung ya untuk sementara waktu." pinta Eunhyuk.

Jeno mengernyit, "Memangnya Ahjumma dimana?" tanya Jeno bingung.

"Jisung belum cerita padamu ya, Jeno. Saya dan Hyoyeon sudah berpisah. Jadi, Jisung tinggal sendiri di rumah mulai saat ini selama saya dinas."

Mendengar ucapan Eunhyuk, seketika rasanya Jeno mau menampar mulutnya sendiri detik itu juga. Jisung sama sekali tidak memberitahunya. Jika diingat kembali, Jisung dan keluarganya memang selalu menyembunyikan kesedihan mereka. Seolah-olah, tidak ada yang pernah terjadi dan mereka baik-baik saja.

"Ahjussi, apa anda baik-baik saja?" tanya Jeno khawatir.

Eunhyuk tersenyum tipis, lalu mengangguk singkat, "Tidak terlalu baik. Tapi, saya masih bisa mengatasi diri saya sendiri. Itu sebabnya, saya akan pergi dinas lagi besok pagi, agar bisa mengalihkan pikiran juga. Kamu mau kan bantu saya, jagain Jisung selama saya tidak ada?"

Jeno melihat dengan matanya sendiri, ada luka disetiap ucapan yang dikatakan laki-laki paruhbaya itu. Ia tahu, sebesar apa Eunhyuk mencintai istrinya. Itulah sebabnya, sampai saat ini Jeno tidak mengerti apa yang menjadi alasan mereka berpisah. Tanpa berpikir panjang, Jeno mengangguk kecil diiringi senyuman tipisnya.

"Jisung sudah seperti adikku, Ahjussi tidak perlu khawatir. Aku akan menjaganya."

"Terimakasih, Jeno. Jisung, jangan membuat Jeno tidak nyaman. Duduk di sofa dengan benar." tegur Eunhyuk pada putra tunggalnya itu.

Who's Baby [SUNGNO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang