05.

491 58 8
                                    

Phuket.

Hari kedua liburan Akk.
Dia terbangun oleh suara gaduh Ben yang bangun lebih awal.
Kegiatan hari kedua tidak terlalu banyak, senior membiarkan para mahasiswa baru melakukan apapun yang mereka inginkan.
Terlihat Ben yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke daerah tempat tinggalnya, ia sudah mendapatkan sepeda motor kemarin malam.

Akk tidak langsung langsung pergi ke kamar mandi walaupun sudah bangun dan duduk di kasurnya.
Masih dengan suasana bangun tidur, ia memperhatikan Ben yang terlihat begitu sibuk sembari melakukan sambungan telpon.
Akk sebenarnya ingin membantu, tapi ia juga berencana untuk kembali tidur jika saja Ben tidak menyimpan ponselnya ke atas kasur dan menyalakan loud speaker.
Terlihat foto Ayyan disana.
Ah, Ben sedang berbicara dengan Ayyan.

'Apa kampusmu tidak mengadakan acara seperti kampusku?'

Ben pergi meninggalkan ponselnya bersama Akk.

'Tentu saja ada, sepertinya Minggu depan.'

"..."

Akk memperhatikan Ben yang tak kunjung keluar dari kamar mandi.

'Ben?'

"Kemana?" Akk mengambil alih.

'Jika itu bukan ke Bangkok kemungkinan besar ke Pattaya.'

Ayyan sepertinya tidak menyadari perbedaan suara Ben dan Akk. Jadi, dia terus berbicara pada Akk dengan santai.
Ayyan membicarakan betapa berisiknya anak anak tehnik Bangkok semalam, ia dan Mangkorn sampai tak bisa tidur dibuatnya.
Ayyan juga meminta Ben untuk menyampaikan salamnya pada orangtua Ben, membicarakan dirinya yang sedang bertengkar dengan Mangkorn dan lainnya.

'Karena itu, aku berencana untuk pergi ke kampus sendiri hari ini.'

Akk dengan cepat bangkit dari kasurnya dengan ponsel Ben ia bawa.
Jendela kamarnya langsung terhubung ke pemandangan laut juga pada Villa Ayyan.

'Dia juga masih tidur, aku akan menggunakan bus.'

Akk memperhatikan Ayyan yang benar-benar keluar dari villa tanpa menggunakan motor.
Segera Akk menyimpan ponsel Ben ke atas kasur, tanpa mencuci wajah terlebih dahulu Akk langsung pergi dengan hanya membawa sweater yang digunakannya sembari berlari.

"Hei, Akk!" Teriak Ben, ia baru saja kembali dari kamar mandi kemudian langsung membawa ponselnya, lupa ternyata jika dia sedang berbicara dengan Ayan. Obrolan keduanya pun berlanjut tanpa kendala.

Akk sudah berada disekitar pantai dan Ayyan sepertinya sudah jauh juga. Menggunakan insting dan warna pakaian Ayyan tadi, Akk memutuskan untuk berlari mengejar Ayyan, pasti belum jauh.
Memang benar belum jauh, Ayyan terlihat berhenti sebentar dikedai tusuk sate dan setelah selesai ia kembali berjalan masih dengan mengobrol bersama Ben.
Setelah melihat keberadaannya, Akk memutuskan untuk berjalan saja karena terlalu lelah.

"Entahlah, Mangkorn sepertinya tidak memiliki perasaan yang sama denganku."

Langkah kaki Akk yang awalnya cepat itu berubah menjadi sedikit lambat.

"Aku berencana untuk mengatakannya nanti saat di acara akhir kegiatan ospek."

Kini langkah kaki Akk berbalik, enggan untuk menemani Ayyan ke kampusnya.
Namun saat ia pergi beberapa langkah terlihat beberapa pria berjalan melewatinya dengan cekikikan, mendekati Ayyan dan mengobrol dengan si tuan muda.
Itu Boss dan teman-temannya.

Boss memang biasa pergi menggunakan bus saat sedang tak berada di asramanya. Jadi saat melihat Ayyan yang tak biasanya pergi bersama Mangkorn dia tertarik datang untuk menggoda.
Apalagi setelah insiden pemukulan kemarin, Boss kesal karena hanya dia yang terkena masalah padahal sudah jelas Ayyan yang lebih dulu melepaskan tinjunya.

Shield: After That. [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang