Mangkorn menjadi tidak fokus pada kegiatan acara kampusnya setelah pertemuan singkat dengan seseorang yang mengaku sebagai kakak kandung dari Thuapu.
Alasan Mangkorn tidak mau memberitahukan soal keberadaan Akk itu karena dia takut, bagaimana jika orang itu bagian dari kompolotan yang menginginkan kematian Akk."Phi!"
Ayyan mengangkat tangannya, ditengah teriknya matahari Pattaya para mahasiswa berkumpul di pinggir pantai dan mendengarkan pidato para panitia.
"Ada apa Aye?"
"Mangkorn sepertinya tidak tahan panas, boleh biarkan dia istirahat di kamar penginapan?"
Sang panitia menghampiri jajaran duduk Mangkorn dan Ayyan, kemudian memeriksa juniornya yang memang terlihat tidak fokus dan pucat.
Beliau pun mengangguk dan meminta Ayyan untuk mengantarkan Mangkorn terlebih dahulu ke kamar penginapan."Lalu kau bagaimana?" Tanya Mangkorn, dia butuh waktu sendirian memang tapi jika meninggalkan Ayyan sendiri rasanya tidak tenang.
"Aku akan baik-baik saja, ayo bangun."
"Eh, Aye." San menginstrupsi, ia ikut berdiri dari duduknya kemudian menawarkan diri untuk mengantarkan Mangkorn ke kamar penginapan, jadi Ayyan bisa duduk kembali.
"Baiklah," jawab Ayyan.
"Aku akan langsung pergi ke kamar setelah kegiatannya selesai," sambung Ayyan pada Mangkorn yang saat ini sudah dibantu berdiri oleh San, dia benar-benar berpikir jika Mangkorn tidak tahan panas.
----
Di Bangkok sendiri, Akk masih melakukan kegiatan kuliahnya dengan normal.
Setelah seminggu berlalu, komunikasi dengan Ayyan sedikit terhambat karena kesibukan masing-masing.
Dia dan Ben saja sampai tak punya waktu untuk sekedar minum kopi santai, tapi hari ini keduanya bisa melakukan itu."Didekat kampus saja atau cari kedai kopi yang lain?"
Akk melihat arloji ditangannya sebentar sebelum memutuskan.
Keduanya memiliki banyak waktu, Mungkin lebih menyenangkan jika pergi lebih jauh dari kedai kopi samping kampus.Akk masih belum dibelikan motor oleh Pupha, kesibukkan sang kakak membuat Akk sekarang ini di antar jemput oleh Ben menggunakan motornya.
"Hei, aku pernah kesini sekali." Akk memperhatikan caffe pilihan Ben.
"Aku hampir setiap minggu, kapan kau kemari?" Ben menghampiri Akk setelah memarkirkan motornya.
Saat itu ketika hujan, dan Akk yang tak memiliki kendaraan ketinggalan Bus untuk pulang ke Kondobjadi dia mampir kesini dan menikmati secangkir kopi.
Ketika keduanya masuk ke dalam cafe, seorang pelayan langsung menyapa keduanya membuat Ben terkejut. Sesering apapun Ben kemari, pelayanan caffe soal menyapa pelanggan didepan pintu masuk itu tetap membuatnya terkejut."Pesan apa?" Tanya Ben, dia yang akan pergi memesan ke kasir dan Akk ditugaskannya mencari tempat duduk.
"Americano?" Klasik.