"Secara tiba-tiba takdir mempertemukan kita, dan secara tiba-tiba pula aku mencintaimu." ~Noora Kayyisa Najma Al Irsyam
⚠️WARNING⚠️HARAP DI BACA DAN DI PAHAMI SEBELUM LANJUT MEMBACA CERITA Kamu? Imamku?
• Disarankan untuk membaca cerita Ra.Sa terlebih dahulu!
• Cerita ini memiliki alur yang tidak jelas alias amburadul 😖(seperti isi my kepala yg buat nih cerita)
• Typo bertebaran 💨
• Belum REVISI 👌
• Kalau niat kalian baca cerita ini untuk PLAGIAT monggo silahkan pergi sekarang juga, karena yg pastinya kalian salah sasaran😶 (authornya masih pemula jadi salah besarr kalau kalian mau PLAGIAT nih cerita)
• Ini real CERITA FIKSI yg murni keluar dari my kepala saat gabut di rumah.
• kolom komentar terbuka untuk umum, silahkan tuangkan kritik, saran, dan lain sebagainya, kecuali promosi ygy.
• Tidak me wajibkan Vote cerita ini & Follow akun ini, tapi tolong sadar diri masa udah menikmati karyanya tapi nggak Vote & Follow authornya😕 yakalii,,,
Sudah....
Sepertinya saya sudah terlalu banyak bacot di sini sekian silahkan baca prolognya dulu, kalau suka monggo lanjut baca chapter yang lainnya•••••
Prolog
Noora, gadis dengan tubuh tinggi semampai itu menenteng kantung kresek yang berisikan beberapa bungkus bakso. Ia tersenyum, wajahnya memancarkan aura bahagia yang bahkan bisa dilihat siapapun yang kini melihatnya.
Rasanya sudah tak sabar untuk segera pulang dan melahap bakso itu bersama umma nya yang kini menunggunya di rumah. Ia segera menyalakan motor maticnya yang terparkir tak jauh dari warung bakso langganannya.
Ia melaju dengan kecepatan sedang menyusuri aspal jalanan Surabaya. Baru berjalan lebih kurang satu km, Noora membulatkan matanya, melihat segerombolan polisi yang kini menunggu di depan. Benar, sedang ada operasi kendaraan di depan.
Noora menepi, melihat pantulan dirinya di cermin spion motornya. Ia menghela nafasnya dan mendecak kesal, karena kali ini ia tak mengenakan helm. Benar-benar sial, padahal saat ia berangkat tadi tak ada satupun polisi di sana. Sekarang bagaimana bisa jadi banyak?
Tanpa pikir panjang, ia tetap nekat menerobos gerombolan polisi itu. Karena sudah tak ada pilihan lain, tak mungkin ia berputar arah, karena ia belum hafal jalanan kota Surabaya.
Pasalnya ia baru kembali dari Yogyakarta tiga hari yang lalu, karena semenjak ia lulus MA ia memutuskan untuk tinggal dengan neneknya di Jogja sembari meneruskan pendidikannya di sana.
Prittt,,,pritt,,,
Suara peluit itu menghentikan laju motor Noora. Ia segera menepi sesuai arahan salah seorang polisi dengan perut buncit dan tubuh gempal yang berada ditepi jalan.
"Kenapa nggak pakai helm?" Tanya polisi itu tanpa basa-basi.
"E-ehhh,, t-tadi saya baru beli bakso di situ pak." Jawab Noora gugup sembari menunjuk ke arah belakang.
"Kan harus tetap pakai helm." Sahut polisi itu ketus.
"Tapi rumah saya deket loh pak."
"Nggak ada tapi tapian."
"Tunjukin SIM kamu!" Sambung polisi itu yang terlihat menakutkan di mata Noora.
"Nggak punya pak."
Polisi itu memperhatikan Noora dari ujung kepala sampai ujung kakinya. "Udah gede gini belum punya SIM? Terus kenapa pakai motor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu? Imamku?
Romancepertemuan yang tak disengaja antara Noora dengan seorang polisi muda yang akan mengubah hidupnya. "saya kan udah minta maaf, sekarang bapak mau apa lagi?" ~Noora Kayyisa Najma Al Irsyam "Jadi istri saya!"