ASSHAKA|3

88 50 17
                                    

I'm back guys!
Selamat membaca & jangan lupa untuk vote, coment and follow~

I'm back guys!Selamat membaca & jangan lupa untuk vote, coment and follow~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Setelah kejadian dimana ia menabrak gadis itu, Shaka merasakan sedikit perubahan dalam dirinya. Apa benar ia menyukai gadis tersebut?

Otaknya terus berputar saat kejadian itu terjadi. Karena tak ingin pikirannya dibebani oleh gadis itu, Shaka terus berdo'a dan melaksanakan sholat istikharah agar mendapatkan jawabannya dari Sang Maha Kuasa.

Benar saja, dia menyukai gadis tersebut. Gadis itu telah berhasil mencuri hatinya. Cinta pada pandangan pertama. Tetapi dia bingung, dia tidak mengetahui siapa gadis itu.

Suatu malam ia bermimpi didatangi seseorang dan seseorang tersebut memberi tahu siapa nama gadis yang kini selalu berada dipikirannya. Keesokan harinya, ia pun menyuruh seseorang kepercayaan ayahnya untuk mencari tahu tentang gadis itu.

Tak butuh waktu lama orang kepercayaan ayahnya sudah menemukan biodata lengkap gadis itu. Alanna Nafisha. Usianya 25 tahun yang mana berarti gadis tersebut lebih tua delapan tahun darinya. Alamatnya pun ia sudah tau, tinggal menunggu waktu yang tepat saja.

***

"Pa" Shaka duduk di sofa dengan posisi berhadapan dengan ayahnya. Dia melihat ayahnya yang sedang membaca beberapa lembar kertas, mungkin dari perusahaan.

Hamdan menoleh, dia menyimpan lembaran kertas tersebut di meja hadapannya. "Kenapa?"

Tubuh Shaka gemetar, takut ayahnya ini tidak menyukai hal yang akan ia katakan. Ia menipiskan bibirnya, kepalanya menunduk kebawah, kedua tangannya saling bergenggaman.

Tiba-tiba ia tersentak saat tangan sang ayah mengusap punggung tangannya itu, ia mendongak menatap manik milik ayahnya.

"Katakan apa yang ingin kamu katakan" kata Hamdan.

Shaka menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan, "Shaka pengen nikah, Pa"

Deg

Hamdan menatap putra tunggalnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan, alisnya pun bertaut. "Sama siapa? Kamu tidak melakukan hal aneh kan?"

Shaka menggeleng cepat, "Enggak."

"Lalu?"

Suasana kini tampak sangat serius, Shaka bingung harus memulainya dari mana. Kedua kakinya tidak dapat berhenti bergerak, dia gelisah.

ASSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang