ASSHAKA|4

65 39 18
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Danu pun tersenyum kecil, "Maaf nak Shaka, saya tidak dapat memutuskannya. Tanyalah pada anak saya sendiri, apakah dia menerima mu atau tidak"

"Jika dia menerima mu maka saya pun begitu,"

"Jadi bagaimana, nak? Keputusannya ada di tangan kamu. Jawablah, mereka menunggu jawaban darimu" ucap Danu pada anaknya.

Gadis itu melepaskan pelukannya dari sang ibu. Ternyata sedari tadi ia bersembunyi di dekapan ibu nya sambil terisak pelan.

Perlahan gadis itu menghapus air matanya. Dia mengambil nafas pelan lalu menoleh pada ibu nya, sang ibu pun tersenyum sambil menganggukan kepalanya. "Bismillahirrahmanirrahim" ucapnya dalam hati.

Gadis itu mengangkat kepalanya lalu mulai menatap satu per satu orang yang ada di sana, ia pun tersenyum "Saya bersedia menikah denganmu" ucap gadis itu sambil menatap wajah Shaka.

"Alhamdulillah" jawaban serentak dari semua orang yang ada disana.

Flashback off

Pipi Alanna bersemu merah ketika mengingat peristiwa itu dan dia pun sedikit mengeluarkan air matanya.

"Hey, kenapa nangis? Ada yang sakit?" Shaka yang tadinya sedang merebahkan diri refleks terduduk karena melihat istrinya mengeluarkan air mata.

Alanna tersenyum kecil. "Aku baik-baik aja. Tidur, yuk?"

"Ayo."

***

Hari Sabtu, yang sebagian besar sekolah menengah di Indonesia itu libur. Namun, untuk Sabtu kali ini tidak ada kata libur untuk Shaka dan rekan-rekan OSISnya. Mereka saat ini sedang sibuk mempersiapkan untuk acara pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS periode baru.

"Ka, ini proposalnya udah jadi. Tinggal di tanda tangan aja" kata Gina, sekretaris OSIS.

Shaka yang tadinya sibuk menatap laptop didepannya pun langsung mengalihkan pandangannya.

"Iya, Gin. Terima kasih"

"Sama-sama. Btw, ada yang mau dibantu lagi gak?"

"Gak ada. Tapi aku mau minta tolong ajak setiap ketua sekbid buat rapat nanti jam 1 siang, sekalian minta perwakilan anak MPK buat ikut rapat"

"Oh, oke deh. Abis ini aku kasih tahu ke mereka,"

"Cuma itu doang kan? Sekarang aku mau izin keluar dulu bantu anak lain" pamit Gina.

"Iya, Gin. Sekali lagi makasih" ucap Shaka tulus.

Gina berdecak pelan. "Aelah. Shaka, Shaka, kan aku juga anggota OSIS, bahkan anggota inti. Jadi ini juga tanggung jawab aku. Gak usah makasih-makasih mulu" ujarnya sambil berlalu.

Shaka pun terkekeh dan kembali memfokuskan pandangannya ke layar laptop dihadapannya.

***

"Oke, dicukupkan sekian rapat untuk hari ini. Terima kasih untuk kalian semua yang sudah hadir. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatu"

"OSIS SMA NEGERI GELATIK?!"

"CIPTAKAN KENANGAN, RAIH IMPIAN, DEMI MASA DEPAN"

Prok
Prok
Prok

Ya, itulah jargon anak OSIS SMAN Gelatik.

***

Hari sudah mulai sore dan para anggota OSIS baru saja membubarkan diri. Sehabis rapat tadi mereka tidak langsung pulang melainkan mengurus semua persiapan yang belum matang.

Shaka kini sedang berjalan di lobby sekolah menuju ke area parkiran. Tiba-tiba saja ada suara orang yang meneriaki namanya.

"Shaka!" teriak seorang gadis yang sedang berlari menghampirinya.

Setibanya gadis itu di sampingnya alis Shaka pun terangkat sebelah. "Kenapa, Wa?"

Wa? Iya. Dia Nasywa, gadis yang menyukai Shaka. Kebetulan gadis itu juga salah satu anggota OSIS, jadi tak heran kini ia berada di sekolah.

"Eummm, a-aku mau nebeng pulang sama kamu boleh?" pinta Nasywa.

"Tapi-"

"HP aku mati, tadi pas ke toilet gak sengaja HP nya jatuh ke wastafel yang masih ada airnya. Sumpah gak bohong. Nih, lihat" Nasywa pun mengeluarkan HPnya dan menunjukkan jika HP tersebut tidak bisa menyala.

Shaka pun berdehem pelan. "Ya udah, ayo"

"YES!"

***

"Shaka, makasih ya udah mau nganterin aku. Maaf ngerepotin" ucap Nasywa merasa tidak enak. Padahal mah seneng

"Sama-sama, Wa. Aku pamit pulang"

"Iya, Ka. Hati-hati,"

"Eh kok puter balik?" tanya Nasywa sambil berteriak karena melihat mobil yang dikendarai Shaka berputar arah.

"Mau ke apartemen dulu" jawab Shaka lalu menjalankan mobilnya setelah memberi klakson pada Nasywa sebagai tanda perpisahan.

"Pantes aja Shaka puter balik, ternyata ke apartemen. Kan kalo rumahnya pasti jalan depan," gumam Nasywa yang masih berdiri di depan gerbang rumahnya.

"Eh, tunggu. Apartmen? Shaka punya apartmen? Kok gue gak tau sih?"

Setelah itu pun Nasywa tersenyum penuh arti. "Gue harus cari tahu apartemen nya dimana."

Jangan lupa untuk follow, vote & komen guys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk follow, vote & komen guys!

ASSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang