Yiling Laozu is back ya'll!
.
.Lan Wangji kembali merapikan kemeja krem yang ia kenakan untuk kesekian kalinya, iris emasnya memperhatikan setiap detail penampilannya dengan jeli, memastikan jika semuanya sudah sempurna.
Ia tak ingin terlihat buruk dikencan pertamanya dengan Wei Wuxian.
Ah, hanya dengan mengatakan kata kencan saja sudah membuatnya sangat gugup sekaligus excited seperti ini. Wangji masih ingat bagaimana dirinya yang hampir kehilangan image dinginnya ketika mendengar ajakan kencan dari sang pujaan hati.
Jika saja tidak ingat bahwa mereka masih berada dikelas, mungkin Wangji sudah menganggukkan kepalanya antusias layaknya anak anjing, namun saat itu dirinya hanya bisa menjawab dengan trademark khas miliknya, "Mn." Disertai senyuman tertahan.
Dan disinilah dirinya berakhir.
Wangji datang lima belas menit lebih awal dari yang Wei Wuxian janjikan, ia berdiri di persimpangan jalan, bersandar pada dinding toko hadiah yang mulai ramai oleh pengunjung. Mengabaikan beberapa tatapan yang terang-terangan dilempar padanya, mungkin merasa takjub dengan visual Wangji yang memang luar biasa, dengan pakaian yang tak terlalu formal namun juga tidak begitu casual membuat beberapa remaja memekik menahan diri untuk tidak melemparkan diri kehadapan pemuda dengan aura angker itu.
Pada akhirnya mereka hanya bisa menatapnya sambil berbisik-bisik dengan kikikkan genit.
Hampir saja Wangji merotasikan matanya akibat rasa jengah atas tindakan berlebihan orang-orang itu.
"Menunggu lama, tuan populer?"
Wangji mendongak kemudian tersenyum begitu mendapati Wei Wuxian sudah berdiri dihadapannya, pemuda yang lebih pendek tersenyum miring seolah mengejek Wangji yang nampak risih dengan semua atensi yang dilayangkan orang-orang itu.
"Wei Ying." Katanya senang, seolah semua aura dingin yang ia keluarkan mendadak lenyap begitu iris emasnya menangkap sosok Wei Wuxian.
"Apa sebaiknya aku datang lebih lambat tiga puluh menit lagi? Mungkin bukan hanya orang-orang bodoh itu yang datang padamu, tapi staff agensi ternama akan menawarimu kontrak eksklusif." Cibirnya sembari tangannya terangkat memainkan kerah kemeja Wangji, telunjuknya menekan-nekan bagian bahu pemuda itu berniat menggodanya.
Namun Wangji tampaknya tak memahami maksud candaannya, pria itu hanya mengernyit dengan sudut mata memicing.
Berdecak, Wei Wuxian melengos setelah melayangkan pukulan kecil dilengan Wangji, "payah, kau sangat membosankan Lan Zhan." Lalu pergi begitu saja mendahului Wangji yang langsung mengejarnya.
"Wei Ying, maaf aku tidak mengerti maksudmu. Aku hanya-"
Sebelah tangan Wei Wuxian menutup mulut Wangji kemudian berbalik menatap pemuda yang lebih muda, selama beberapa saat ia memperhatikan ekspresi Wangji yang berubah sendu, iris emas itu menatapnya dengan perasaan sedih yang tergambar jelas, "apa kau selalu menanggapi hal konyol seserius ini?" Tanyanya disusul tawa ringan, tangannya beralih dari yang semula menutup mulut Wangji kini merayap mencubit kecil pipi Sang empunya. Hanya saja menurutnya ini benar-benar lucu, Lan Wangji telah tumbuh menjadi pria tinggi, tampan, dengan aura dingin yang kental, oh, jangan lupakan wajah minim ekspresinya itu. Tapi dihadapannya saat ini, pemuda itu bertingkah layaknya bocah. Itu mengingatkannya kembali pada Wangji kecil yang selalu menatapnya seperti ini ketika meminta perhatiannya, atau ketika bocah itu memaksa ingin bermain bersamanya namun Wei Wuxian tolak, atau setiap kali ia merajuk pada dirinya tentang apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
FanfictionWei Wuxian kembali ke tanah kelahirannya hanya untuk membalaskan dendam adiknya yang tewas setelah menjadi korban perundungan selama bertahun-tahun. Ia menyamar sebagai Wei Xuan Yu dan kembali kesekolah untuk memberi pelajaran pada para brengsek yan...