3

176 16 0
                                        

Jogja, 1 Agustus 2014

Author POV

"Ra, lo mending gak usah hubungin gue sampe gue hubungin lo. Gue cuma lagi males aja sama semuanya. Gue harap lo bisa ngertiin gue." ucap Rizki ke Lara.

Lara hanya terpaku mendengar ucapan Rizki. Tak ada hujan tak ada badai Rizki mengucapkan kata-kata yang sangat menyayat hati Lara. Lara tak bisa lagi menahan butiran air yang telah menumpuk di kantung matanya. Dengan seketika, butiran butiran itu jatuh dipipinya.

Dan yang sangat tak disangka yaitu, Rizki meninggalkannya yang sedang sesenggukkan.

"Apa salah gue?" batin Lara yang masih terpaku sambil menangis ditaman yang sepi.

*skip*

Lara POV

Udah seminggu ini Rizki gak hubungin gue, mungkin ini semua cara dia ngucapin selamat tinggal ke gue. Gue cuma butuh kepastian, kepastian yang jelas. Ah kenapa sih semuanya jadi gini? Apa coba salah gue sebelumnya?

"Ra.. Lo ngapain dikamar terus? Makan gih lo, ntar mama papa kira selama mereka pergi, gue nganiaya lo lagi karna lo kurus." teriak bang Gio.

Ah iya bang Gio, kayaknya aku harus cerita deh.

---

"Bang, Rizki ninggalin gue tanpa sebab." gue mulai cerita ke bang Gio

"Hemm terus? Yaudah sih lupain aja. Banyak kok cowok diluar sana."

Ah elah ni abang bukannya kasih saran atau apa kek. Malah nyuruh lupain. Kan nyebelin. Memang para cowok gak pernah mikirin perasaan cewek.

"Ternyata lo kurus cuma gara-gara itu doang? Najis banget lo. Mungkin Rizki udah dapet yang baru kali. Lupain aja lah."

"Lo bukannya ngebantu gue!" gue langsung beranjak dari meja makan

"Abisin dulu makanan lo!" teriak bang Gio

"Gue udah kenyang!"

Gue banting pintu kamar gue,  kayaknya besok mata gue bengkak deh gara-gara nangis terus. Oke udah ra jangan nangis. Nyantaii....

Mending gue tiduran, semogs bisa ngurangin masalah gue.

---

Lara pun telah memasuki alam mimpinya.

Jogja, 10 Agustus 2014

Lara terbangun dengan mata sembab akibat menangis seharian. Lara bergegas mandi untuk pergi ke De Cafetaria sekedar untuk menyegarkan tubuhnya. Lara mengenakan dress cream selututnya dengan sneakers kesayangannya, rambutnya dibiarkan tergerai dan ditambah bando untuk mempercantik. Sekarang Lara menggunakan kacamata untuk sementara sampai sembab matanya hilang.

Setelah tiba ditujuan, Lara memesan susu coklat kesukaannya. Duduk dipojokan menghadap kejalan raya. Suasana yang pas, pikirnya.

Cukup lama Lara disana hingga mataharipun hampir sepenuhnya ditelan oleh bumi. Lara bergegas pulang.

Lara tak melihat mobil Gio disana.

"Gimana gue mau masuk kalo bang Gio gak ada dirumah. Ah tuh orang ngebetein banget." rutuk Lara.

Lara mencoba membuka pintunya, ternyata tak terkunci. Ruangannya gelap....

"Happy birthday Lara, happy birthday Lara, happy birthday happy birthday Lara." Lara tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ada papa, mama, Gio, Tata dan Cici. Hanya satu yang kurang... Ya Rizki, batin Lara.

----

Setelah acara kecil-kecilan semalam, tak terasa bahwa 2 hari lagi Lara akan memulai masa orientasi. Dengan langkah gontai Lara menuju kamar mandi. Hari ini ia ingin pergi ke taman untuk refreshing, pikirnya.

Lara menggunakan kaus putih dengan cardigan abu-abu ditambah sneakersnya. Rambutnya diikat seperti ekor kuda.

"Tamann, I'm coming!" batin Lara.

*skip*

Setelah cukup lama Lara keliling taman dan membeli eskrim. Lara berniat pergi ke danau dekat taman. Disana Lara melihat sepasang kekasih yang sedang bercengkrama. Sang pria menggenggam tangan gadis tersebut seakan takut untuk melepasnya.

Lara memalingkan wajahnya karna melihat mereka hanya membuat Lara teringat akan Rizki dan ujung-ujungnya akan membuat Lara menangis. Ia tak mau menangisi Rizki lagi, cukup sudah ia membuang air matanya hanya untuk seorang Rizki.

Seperti tersambar petir, Lara melihat Rizki sedang memeluk seorang gadis. Ingin sekali ia berteriak keras tetapi apadaya. Lara hanya bisa tersenyum dengan hati yang sesak.

Ternyara Rizki melihat Lara yang sedang terpaku melihatnya sambil tersenyum. Ya tersenyum

"Lara.." Rizki berteriak memanggil Lara. Yang dipanggil hanya pergi tak menyaut.

-----

Only Have A Chance (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang