MENGGAPAI BINTANG [END]

kerinduan besar

     untukmu, aku tak akan melupakan dirimu yang selalu ada buat aku. jangankan melupakanmu, mengingatmu saja akan selalu aku lakukan. aku tahu, kita sudah terhanyut jauh dalan urusan dunia masing masing.

     jujur saja aku ingin menceritakan banyak hal bersamamu, seperti layaknya dulu. yang saling bertukar cerita, menceritakan segalanya tentang hari hariku. tentang kamu yang hingga detik ini tidak pernah bergeser dalam hati. meskipun mereka mengatakan au terlalu berlebihan dalam hal ini, aku bukan melebihkan tetapi ini tentang sebuah kenangan yang takkan terlupakan. dan dengan mengatasnamakan dirimu, aku akibat ketidakrelaan melepaskan dirimu dan kenangan kita. meskipun kita tak terikat suatu hubungan yang jelas.

     katamu, bahagia itu penting. tapi jika bahagia ku ada di kamu sedangkan kamu hilang bagaimana?

     dan kini aku yakin, kepergian itu bukan masalah perpindahan hati. namun perpindahan tempat saja. kita hanya perlu fokus melanjutkan masa depan yang berarti untuk kita.

     tengah malam aku terbangun, memikirkan apakah dihari esok masih ada cara untuk aku berhenti menangis. apakah masih ada cara untuk aku selalu melihatmu. apakah aku masih bisa melihat senyummu yang indah itu. apakah aku masih bisa merasakan hangatnya kasih sayangmu itu. apakah aku masih bisa berkomunikasi denganmu walaupun hanya sebatas menanyakan kabar.

     jika kamu memaksaku untuk melupakannya. aku tidak bisa. sebab, aku masih dan akan selalu ada di dalam ruang kenangan kita. di antara derasnya hujan malam, aku membuka ponselku, melihat sisa chatting kita yang tertinggal manis. membacanya saja membuatku menangis. mungkin aku selalu merindukanmu, jika dulu aku bisa langsung mengatakannya kepada mu, kini aku hanya memendam dalam doa. aku mohon tetaplah berkomunikasi, lupakan bahwa kita pernah saling suka satu sama lain, tetaplah memberi kabar walaupun hanya sekejap. tetaplah menjadi lelaki yang aku kenal saat itu.