16. Only Me

2.7K 234 12
                                    

Happy reading😍
Jangan jadi siders😡

Happy reading😍Jangan jadi siders😡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan gerak."

Sesuai perintah Dira, tubuh Aretha spontan mematung. Gadis itu meneguk ludah susah payah. Matanya membola menatap kilatan pisau yang entah sejak kapan sudah ada di tangan Adiknya.

Aretha menggenggam cuter dalam saku roknya dengan tangan berkeringat dingin.

"Lo-lo mau ngapain?" Tanya Aretha panik, mungkin tidak lagi kedua tangannya, hampir sekujur tubuhnya juga berkeringat dingin.

"Kakak jangan gerak," peringat Dira datar untuk kedua kalinya. Maju selangkah. Tatapannya menghunus tajam.

Sesaat, Aretha tak tahu arti tatapan itu. Hanya saja, tanpa aba-aba pisau Dira tiba-tiba terayun ke arahnya. Gerakannya terlalu cepat sampai dirinya tak sempat untuk membela diri.

Aretha memejamkan matanya erat. Ketakutan menguasainya. Ia bahkan sudah siap jika hari ini Tuhan berkehendak lain dengan mencabut nyawanya.

Hitungan detik terlewat.

Aretha menunggu. Nyatanya, ia baik-baik saja dan tak merasakan sakit apapun.

"Ngapain Kakak nutup mata gitu?" Tanya Dira heran, kembali memasukkan pisau kesayangannya di saku.

Aretha membuka mata lebar. Sorot mata kebingungan ia tampakkan melihat Dira tak jadi menusuknya.

Seolah dapat memindai isi pikiran Kakak kelasnya, Dira terkekeh pelan. "Aku cuma nyingkirin ulat bulu di pundak Kakak, kok. Kalo aku ngomong langsung, ntar Kakak malah panik lagi," jelasnya tak berbohong. Menunjuk ulat bulu yang barusan ia singkirkan menggunakan pisaunya.

Aretha bergidik memandang ulat bulu yang masih bergerak-gerak ditanah. Tapi dibanding ulat bulu, baginya Gadis di depannya lebih mengerikan.

"Kakak tenang aja, aku bawa kapak buat jaga-jaga."

Jika Dira membawa pisau, jangan-jangan.. ucapan Dira waktu itu  sungguhan?

"Yuk, cabut! Kakak mau makan apa? Aku yang traktir!"

Aretha terdiam beberapa saat. Otaknya buntu. Jangankan berpikir untuk makan, bisa bernapas hingga sekarang saja ia sudah sangat bersyukur.

"Terserah lo aja," jawabnya kaku. Tak mau berlama-lama di jalan sepi. Bersama Dira membuatnya tertekan.

Bisa saja kan? Dira khilaf dan membunuhnya di detik itu juga. Siapa yang bisa menebak pikiran Seseorang?

~<<•>>~

Mom :

Maafin Mama ya, malam ini gak bisa pulang. Kamu jangan telat makan, oke?

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang