33. Perubahan sikap

884 95 63
                                    


Jangan jadi siders ya😑😈
Btw gw minta kalo ada typo tolong ditandain yah, soalnya ini gw tulis secara dadakan eaak. Udah kaya tahu bulat aja di goreng dadakan.

Happy reading😍

Sebisa mungkin, sepatu sneakers berwarna putih itu melangkah tanpa menghasilkan suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebisa mungkin, sepatu sneakers berwarna putih itu melangkah tanpa menghasilkan suara. Aretha mengendap-endap menuju ruang utama sembari memastikan bahwa benar-benar tidak ada penghuni rumah selain dirinya.

Jantung yang berdegup cepat membuat kedua tangannya berkeringat dingin.  Langkahnya baru  sampai ke ruang tamu, Aretha sudah merasakan ketegangan luar biasa. Entah karena jendela yang dibiarkan tertutup atau memang perasaanya sendiri, udara di rumah  terasa sangat pengap. Sesak. Berbeda jauh ketika terakhir kali dirinya tinggal di sini.

Mengedarkan ke seisi sudut ruangan, tampilan rumah tidak ada yang berubah.

Kemudian, Aretha berhenti di depan pintu sebuah kamar yang berdekatan dengan ruang tengah. Kamarnya sendiri. Tujuannya ke sini memang untuk mengambil ponsel dan laptopnya. Serta melihat keadaan rumah setelah ia tinggal.

Bagaimanapun, Aretha rindu.

Ceklek..

Aretha mendorong gagang pintu. Kamar bercat biru muda dengan campuran putih itu langsung menyapa indera penglihatannya.

Setelah tubuhnya benar-benar masuk dan menutup pintu, alis Aretha berkerut dalam menatap tatanan kamarnya nampak berbeda dari terakhir kali ia tempati. Aretha juga mencium aroma parfum yang asing, bukan aroma parfum kepunyaanya. Juga nampak seolah memang baru saja di singgahi. Seharusnya jika kamarnya tidak berpenghuni, pasti kondisinya dalam keadaan berdebu. Atau barangkali menjadi sarang tikus. Apa mungkin Dira selalu membersihkan kamarnya? Atau kemungkinan lain, Gadis itu yang ganti menempati kamar miliknya?

Dan, semenjak kapan ia memiliki boneka panda berukuran sangat besar di kamarnya? Aretha tak pernah merasa. Pun Dira tak mungkin, sebab Adiknya itu tak pernah menyukai boneka sejak kecil.

Bagi Aretha semua terlihat ganjal. Namun dari semua itu, yang terpenting adalah ia harus cepat-cepat mengambil laptop sekaligus ponselnya. Lalu segera pergi dari sini. Aretha merasa dirinya tak memiliki waktu yang lama. Bisa saja Dira sekarang berada dalam perjalanan pulang.

Baru saja Cewek itu keluar dari kamar, aroma busuk tiba-tiba tercium. Seperti bau bangkai. Tapi yang lebih  membuat perutnya ingin muntah, bau anyir bercampur amis menusuk indera penciumannya.

Bau dari mana? Batinnya penasaran.

Lantas, Aretha melenggang mengikuti bau busuk yang semakin menyengat seiring mendekati dapur. Atensinya tertarik ke arah pintu terakhir yang terletak pada sudut ruangan, yakni pintu gudang di rumahnya.

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang