HAI READERS TINTAM!
SORRY INI ADA YG AKU REVISI DARI NAMA MC "VINO" JADI "VASKALA"
TOLONG JANGAN BAWA NAMA LAIN KEDALAM CERITA INI. AKU JUGA AUTHOR PEMULA YANG PASTINYA INGIN DIHARGAI.
Tintam : 😁
*****
"Vino!"
Remaja laki-laki berusia tiga belas tahun itu pun beranjak ketika namanya dipanggil. Kemudian, dia mulai melangkahkan kakinya ke depan untuk mengambil selembar kertas yang sama seperti anak-anak lainnya.
"Ini hasil ulangan kamu. Ditingkatkan lagi, ya?" ucap Bu Nafi----wali kelas Kala saat itu.
Varen mengangguk pelan lalu membalikkan badan. Cowok itu lantas menghembuskan napas lesu kala melihat nilai ulangannya yang tertera di kertas itu.
"Gagal lagi...," gumam Vino pelan.
"Varen!" panggil Bu Nafi.
Lelaki yang diketahui namanya Varen itu langsung beranjak dan mengambil kertas ulangan miliknya, sama seperti yang dilakukan anak-anak lainnya tadi.
"Bagus, kamu dapat nilai sempurna lagi. Tolong kamu pertahankan, ya!" pesan Bu Nafi seraya tersenyum. Varen hanya mengangguk datar menanggapi.
Vino yang sedari tadi memang belum beranjak dari tempatnya itu sontak melirik Varen. Terbesit sedikit rasa iri dihatinya. Padahal, dia sudah belajar sangat keras, tapi kenapa hasilnya tidak berubah?
Melihat Vino yang sedari tadi masih bergeming, Varen berdiri tepat didepan cowok itu sebelum kembali ke tempat duduknya. "Padahal ada jalan lurus yang bisa lo gunain. Tapi, lo malah milih jalan rimba ini," ujarnya.
Selama berada dikelas, Varen juga cukup memperhatikan Vino. Meskipun tidak ada hubungan yang terjalin diantara mereka, tapi Varen tahu bahwa Vino bahkan tidak pernah mendapat setengah dari nilai sempurna. Walau banyak hal lain yang masih bisa Vino lakukan. Tapi entah kenapa, Cowok itu tetap memaksa dan berakhir dengan hasil yang sia-sia.
"Semua hal harus bisa lo lakuin?" Varen berdecih sinis. "Pemikiran kuno," ketusnya kemudian berlalu pergi dari sana.
Sejak saat itu, pandangan Vino terhadap dunia pun berubah.
*****
2 Tahun Kemudian
Vino memainkan pianonya khidmat seraya memejamkan mata. Cowok berpakaian formal dengan kemeja putih dan celana hitam panjangnya itu mencoba menyelami setiap nada dari tuts yang dirinya buat.
Keadaan hening. Para penonton terhanyut sesaat ke dalam permainan cowok itu.
Saat lirik lagunya telah habis, Vino menghentikan jari lihainya untuk bergerak. Cowok itu menghembuskan napas panjang lalu beranjak dan membungkuk 90° kepada penonton sebagai bentuk terima kasih.
Senyumnya langsung merekah kala mendengar riuh tepuk tangan yang menyambut dirinya. Walau begitu, sorot matanya masih terlihat sendu. Vino berusaha menyemangati dirinya sendiri bahwa semuanya pasti baik-baik saja. Namun, hatinya terus menentang pikiran semu itu.
"Mereka... nggak dateng lagi, ya?"
Sakitnya masih sama.
Dunianya... tidak kunjung utuh.
Vino sudah melakukan hal lain sebagai bentuk pembuktian diri. Namun, di hari kelulusan ini, kedua orang tuanya juga tidak kunjung membuka hati.
♪♪♪♪♪
"Tidak ada usaha yang sia-sia. Yang ada hanya ekspektasi yang tidak terealisasikan semesta."
•
•
•*****
INI CERITA PERTAMA AKU. JADI, MAAF KALAU BANYAK KESALAHAN.
TETEP SEMANGAT, 'KAN PUASANYA?
GIMANA PUASA TAHUN INI?
SALAM TOLERANSI BUAT YG NONIS!
Sidoarjo, 5 Apr 2023
- Tinta Hytam
KAMU SEDANG MEMBACA
VASKALA UNTUK MIMPINYA
Teen Fiction"Lo yang nggak punya tujuan hidup yang jelas, tau apa?" "Terus, lo yang nggak pernah ngerasain kehilangan, tau apa?" Kedua remaja itu kemudian saling melempar tatapan sinis. ---- "Kenapa... sikap Ayah beda antara aku sama Askar?" "Masih tanya kenapa...