005

485 9 0
                                    

Rania melirik sebentar lalu membiarkan laki-laki itu. Rania mengeluarkan satu bungkus rokok dari tas yang dia bawa.

"Saya baru tau kamu perokok"
"Mau?" Tawar rania namun laki-laki itu menggelengkan kepalanya. Sedangkan rania sudah mematik api untuk menghidupkan rokoknya.

Rania menyesap rokoknya beberapa kali tanpa menghiraukan sama sekali laki-laki yang terus menatapnya dengan tatapan penasaran dan kagum.

"Well i heard something interesting from you Mrs. Algafahri" ucap laki-laki tampan di sampingnya sambil menyesap minuman yang ada di tangannya. Rania tersenyum menghadap laki-laki di sampingnya.

"Do i always catch your attention Mr. Alfahri?" Arga menatap mendekatkan tubuhnya dengan tubuh rania, arga menatap mata hitam legam cantik milik sang wanita cantik yang menatap dengan tatapan menggoda.

Ah laki-laki mana tidak tergoda melihat wanita cantik yang menggoda nya walaupun karena pengaruh alkohol.

"You are so beautiful rania"
"I know" ucap rania yang detik berikutnya entah siapa yang memulai bibir mereka sudah saling bertaut bahkan tangan rania sudah berada di leher arga, sedangkan arga menarik pinggang ramping rania untuk memperdalam ciumannya.

"I think we should move to the room baby" arga mengangkat tubuh ramping milik rania ala bridal menuju parkiran. Arga meletakan tubuh kecil rania dengan sangat hati-hati

"Shit" arga mengerang saat melihat tubuh rania yang yang meliuk-liukan badannya sehingga membuat paha putihnya tereks pos membuat iman laki-laki manapun akan runtuh.

"Kamu tidak seharusnya minum sayang, jangan pernah melakukan ini tanpa aku di samping kamu honey" ucap arga yang masih menatap rania dalam tidur lelap gadis cantik itu. Arga menyampingkan rambut-rambut halus yang menutup wajah cantiknya

"You are so beautiful honey, damn and i love you so much" arga mencium kening rania dengan lembut lalu arga mulai pindah ke tempat pengemudi. Arga membelah kota seoul dengan kecepatan tinggi.

Setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam. Arga memasukan mobil mewah nya ke dalam garasi lalu membawa rania ke dalam gendongannya.

Arga meletakan tubuh kecil itu di kasur king zise dengan sangat hati-hati, arga menatap wajah cantik itu dengan lekat tangannya membelai wajah mulus gadisnya.

"Enggh" gadis itu menggeliat lalu membuka matanya perlahan namun ternyata kesadarannya masih belum pulih sepenuhnya. Rania tersenyum ke arah arga lalu menarik tangan arga membuat wajah mereka hanya beberapa centi berhadap-hadapan.

"You so hot Mr. Alfahri" rania membuka satu persatu kancing kemeja hitam arga, sedangkan arga hanya diam memperhatikan kegiatan rania.

"Ran your drunk" namun bukannya menghentikan kegiatannya rania malah semakin menarik tubuh arga lalu melumat bibir tebal milik arga dengan rakus.

"Saya tidak akan melepas kamu malam ini rania" arga menyambar mulut mungil milik rani yang di balas oleh rania. Mereka saling melulmat dan bertukar saliva bahkan tangan arga sudah bergerilya ke seluruh tubub rania.

"Aaah..." desah rania begitu mereka menghentikan aktivitas mereka barusan. Arga mencari reseleting gaun hitam rania. Rani hanya menggeliat membiarkan arga melakukan apapuan pada dirinya.

Arga terkagum melihat tubuh rania yang saat ini hanya memakai dalaman saja. Arga kembali mencium bibir mungil rania dengan rakus, tangannya yang lain mencari seseuatu yang berada di punggung rania.

Ctak

Arga berhasil membuka penutup kedua gunung kembar milik rania. Arga melempar bra rania sembarang tempat dan kembali fokus dengan kegiatanya, arga mulai ciumannya kembali dengan tangan yang sudah meremas-remas benda kenyal yang tampak pas di tangannya

"Ahhhh...." desah rania saat merasakan tangan arga sudah turun ke arah tempt privasi miliknya dengan mulut yang sudah berpindah mengenyot gunung kembar miliknya.

Arga yang sudah tidak tahan membuka semua bajunya hingga mereka berdua sudah tidak terhalang satu kain pun di badannya. Arga membuka kaki rania lebar-lebar lalu mulai memasukan pusakanya

"Akhhh sa—kit" arga kaget saat melihat darah yang keluar dari kewanitaan rania, arga melumat kembali bibir rania agar rania melupakan rasa sakitnya. Arga kembali mencoba memasukan pusakanya yang tadi baru masuk setengah.

Bless

"Ahhh..." arga mendesah saat berhasil memasukan pusakanya sepenuhnya ke dalam ke wanitaan milik rania. Arga mendiami sebentar sebelum melanjutkan kegiatan mereka.

Desahan demi desahan memenuhi kamar milik arga bahkan rania sudah beberapa kali merasakan kenikmatan akibat orgasme sedangkan arga masih tetap pada kegiatannya.

Arga berbaring di samping rania setelah mendapatkan orgasmenya, arga menatap ke arah rania yang sudah terlelap setelah permainan hebat mereka. Arga menarik selimut dan menyelimuti kedua tubuh mereka lalu arga memeluk rani dengan erat.

Keesokan paginya rania terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang menganggu tidurnya. Raniaa menghela nafasnya karena merasakn sakit di kepalanya. Saat rani memejamkan matanya rania mengingat kegiatan panas semalam dengan arga, rani menatap ke arah samping memastikan arga ada di sampingnya, lalu rania melihat ke arah badannya yang tidak mengenakn apapun dengan tangan arga yang melingkar di pinggangnya.

"Anjiing" rania merutuki dirinya sendiri karena meminum alkohol dan menggoda arga, arga yang merasa terusik malah mengeratkan pelukannya lalu tersenyuk ke arah rania.

"Gooe morning honey" ucapnya dengan suara serak khas orang baru bangun, rania termangu mendengar suara seksi milik arga.

"Ehhm p—pak untuk yang semalam itu kesalahan" ucap rania namun arga malah semakin memeluk erat pinggannya dan wajah yang sudah tenggelam di ceruk leher.

"Ssst kita bisa omongin nanti? Saya masih ngantuk kamu ganas semalam" pipi rania memanas ini kali pertama rania tidak sanggup melawan laki-laki yang berlaku tidak sopan dengannya.

Rania tida tau harus berbuat apa rasanya rania merasa tidak bisa berbuat apapun bahkan hanya dengan mengumpat atau sebagaiannya.

"Ada telfon pak" rania mencoba mengalihkan perhatian arga agar melepasnya namun araga malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Saya mau gini bentar"
"Pak kayaknya itu penting, lagian saya mau mandi dulu" arga mendengus kesal lalu mengambil hp nya di samping nakas tempat tidurnya.

"Apasih lu ganggu pagi-pagi gini" kesal arga dengan orang yang menelpon di seberang sana.

"Lo tau rania dimana?"
"Kenapa lu nanyain dia" arga menatap ke arah kamar mandi yang di dalamnya ada rania yang sedang membersihkan dirinya.

"Urgent, dari semalam dinda coba hubungin dia tapi gak aktif kalo lo ketemu rania tolong bilangin ke rania kalo ibunya kritis sekarang" arga langsung menutup telfonnya lalu loncat dari tempat tidur berlari ke arah kamar mandi.

Tok
Tok
Tok

"Rania bukak pintunya"
"Saya masib mandi pak"
"Ini urgent" rania membukak pintunya sedikit dengan hanya mengeluarkan kepalanya yang masih ada busa nya.

"Kamu cepet mandi kamu harus ke indonesia hari ini ibu kamu kritis" rania diam sejenak lalu menutup pintunya dengan keras dan menyelesaikan mandinya. Sedangkan arga segera membersihkan badannya di kamar mandi sebelah kamarnya.

Rania menangis membereskan barangnya dengan tangisan yang sejak tadi sudah luruh. Arga yang baru saja masuk tidak tega melihat rania yang menangis

INDEPENDENT WOMAN Where stories live. Discover now