Seminggu sudah sejak meeting itu terjadi, rania masih di sibukan dengan pekerjaan dan cara pengobatan ibunya. Anindia yang satu minggu lalu ia lihat sehat kini terbaring lemas di brankar rumah sakit, iyaa setelah paksaan rania akhirnya anindia di larikan ke rumah sakit dan menjalankan perawatan intensif.
Dan disinilah rania di kamar rumah sakit mewah untuk kenyamanannya dan anindia. Karena semenjak anindia di larikan ke rumah sakit semua pekerjaan rania kerjakan di rumah sakit. Rania tidak pernah mau meninggalkan ibunya dalam waktu yang lama.
"Rania" rania kaget saat mendengar suara teriakan di samping telinganya. Rania menatap tajam ke arah dinda yang berada tepat di telinganya.
"Hehe maaf lagian lu serius banget" ucap dinda yang langsung duduk di samping sahabatnya. sedangkan rania hanya melirik sebentar ke arah tempat tidur anindia lali kembali fokus dengan layar di laptopnya.
"Gimana? Udah siap semuanyaa?"
"Udah bu bos"
"Jadi siapa yang besok berangkat ke korea"
"Lu" rania masih belum sadar hingga detik berikutnya rania menatap tajam ke arah dinda namun dinda malah kebingungan dengan tatapan rania."Gak bisa dong din, mama lagi sakit gue gak mungkin ninggalin mama" bisik rania sebisa mungkin rania meredam emosinya dan memelankan suaranya agar anindia tidak bangun hany karena rania tidak bisa menjaga emosinya.
"Gue kira waktu ini udah setuju ran kita meeting loh waktu itu, dan pak arga minta lu langsung yang kesana. Dia itu orang yang perfectionis ran dia mau lu sendiri yang nanganin"
"Ada yang lain dinda gue gak mungkin ninggalin nyokap dengan keadaan kayak gini"
"Ran masalah nyokap serahin ke gua, tante anin tuh udah kayak emak gue sendiri" dinda menghela nafasnya pilihan yang berat dia tidak mungkin meninggalkan anindia dengan keadaan seperti ini tapi ini proyek besar bagi rania dan perusahaanya.
"Berangkat aja nak mama udah gak papa loh" rania menoleh ke arah suara mama nya yang ternyata mendengar semua obrolannya dengan dinda.
"Maa tapi mama"
"Mama gak papa itu penting kan buat perusahaan kamu berangkat aja. Inget ran banyak pundak yang bergantung sama perusahaan kamu" rania menghela nafasnya rania kembali memikirkan banyak kepala keluarga yang bergantung pada perusahaanya."Iya rani berangkat tapi mama janji, pas rania balik kita ke singapure mama kemo disana"
"Iyaaa" rania menghela nafasnya lega satu masalah selesai anindia menerima pengobatan dan perjodohanny batal."Besok jam berapa?"
"Pagi jam 10" Rania mengambil hp nya diatas meja dan menelpon salah satu maid yang ada di penthousenya saat ini."Hallo bi, bisa minta tolong siapin baju dan koper saya nanti saya kirim list baju apa yang perlu di bawa"
"....."
"Oke terimakasih" rania menutup telfonnya san kembali fokus dengan laptop yang tadi di letakan di meja.
Keesokan paginya rania sudah pamitan dengan anindia sekitar pukul 7 pagi karena ini hari senin otomatis ini pasti akan macet jadi rania bangun lebih pagi dan berangkat lebih pagi.
"Gue titip nyokap lu jagain yang bener, pastiin nyokap minum obatnya kemo nya di mulai besok nanti akan di lanjut ke singapure gue harap lu bisa gantiin gue buat jagain nyokap"
"Iyaa ran lu kayak sama siapa aja, udah sana hati-hati yaa jangan lupa kabarin gue kalo udah sampe" rania mengangguk lalu pergi masuk ke dalam airport.
3 day ago....
Tiga hari di korea tidak ada yang aneh argaraksa sama sekali tidak menganggunya. Rania bisa merasakan bagaimana argaraksa memimpin agensinya sampai bisa sebesar ini terlepas dari kehidupan pribadinya argaraksa adalah manusi yang paling kompeten di bidang hiburan dan pemimpin yang profesional dan tegas pastinya.
"Rania saya sangat puas dengan hasilnya senang bekerjasama dengan perusahaan anda"
"Aah iyaa pak saya juga senang bekerjasama dengan agensi dan semua idol berbakat kalian" menatap ke arah idol yang masih ada syuting dan foto berbagai macan produk kosmetik miliknya.
"Aah untuk yang di indonesia saya minta maaf"
"Tidak papa pak, masalah sepele saya juga sudah melupakannya" ucap rania tulus karena setelah tiga hari bekerja dengan argaraksa rania tidak melihat gelagat mesum dari sang pemilik agensi padanya ataupun pada talentnya."Untuk permintaan maaf saya, saya mau ngajak kamu dinner..." rania menautkan dahinya bingung dengan pernyataan laki-laki di depannya.
"Jangan salah paham dulu tidak berdua dengan tim juga, saya mau merayakan kerjasama kita yang berjalan mulus sampai hari ini"
"Aah iyaa nanti saya dan tim akan datang pak" ucap rania sedikit malu karena sudah mencurgai argaraksa untuk mengajaknya berkencan lagi.
"Oke baik nanti salah tim saya akan menjemput kalian, sampai bertemu nanti malam rania"
"Iya pak" rania merutuki kebodohannya setelah argaraksa menghilang dari hadapannya. Rani memukul-mukul kepalanya karena merasa bodoh"Goblok rania"
"Mbak kenapa?" Tanya salah tim rania yang sejak tadi memperhatikan rania memukul kepalanya pelan."Enggak, kamu ngapain kesini"
"Mau ngajakin mbak ke hotel sekalian siap-siap kan nanti pak argaraksa ngajak kita dinner"
"Iyaa saya sudah tau, ayok ke hotel" tim rania masuk ke dalam mobil van putih yang di berikan oleh agensi argaraksa untuk memudahkan mereka selama di korea.Rania sampi di bar mewah tepat jam 8:oo malam waktu korea. Rania berjalan dengan beberapa tim yang ada di belakangnya. Rania terpaku sejenak menatap ke arah laki-laki yang biasanya memakai pakian formal kini hanya memakai kemeja putih dengan rambut yang sedikit berantakan membuatnya bertambah seksi
Rania berjalan membelah keramaian semua menatap kagum ke arah rania yang begitu cantik dengan balutan gaun hitam yang melekat di badannya. Semua orang mendambakan seorang rania beberapa dari mereka ingin sekali menyeret gadis itu ke ranjangnya tak terkecuali seorang Argaraksa Fabio Alfahri yang sejak tadi terpaku dengan kecantikan rania
Rania melangkahkan kaki jenjangnya untuk mendekati laki-laki di seberang sana yang tidka berkedip melihat kecantikan paripurna dari seorang Rania Ferderica Algafahri. Dengan senyuman manis rania datang menyapa sang lelaki yang menatap lapar ke arahnya.
"Haii Mrs. Algafahri senang bertemu dengan anda dengan situasi yang berbeda"
"Nice to meet you too Mr. Alfahri" rania tersenyum lalu argaraksa mempersilahkan rania dan tim untuk masuk ke dalam bar yang terkenal di seoul.
Rania bukanlah gadis lugu yang tidak pernah minum alkohol tidak rania sudah minum alkohol sejak SMA karena permasalahn keluarga yang membuatnya liar.
"One winston coctail"
"Two please" ucapnya pada sah satu bartender yang ada disana.
YOU ARE READING
INDEPENDENT WOMAN
Novela Juvenil⚠️kawasan dewasa! Khusus 17th keatas⚠️ Wanita independent yang sukse di usia muda namun di usia nya yang sudah menginjak 26 tahun gadis ini tidak berniat menjalin hubungan bahkan menikah dengan laki-laki manapun, namun ibu nya mendesak agar segera m...