Wasiat

3.9K 485 30
                                    

Kantin, jam istirahat.

[Name] melamun mengacak surainya frustasi, membayangkan entah bagaimana kehidupannya setelah ini.

"Stop! Gue juga bakal bantu lo cari cara biar gajadi nikah."
Isagi yang sedari tadi disampingnya mulai menghentikan tangan kecil yang sedang sibuk mengusak kepalanya.

"Yoyo, gue bakal mati kah? Akh gila! Gue pengen terjun dari lantai 7!" Teriak gadis itu.

"Stop mikir hal yang diluar nalar, dan STOP PANGGIL GUE PAKE NAMA ITU! abisin dulu aja makanan lo, gue bakal usaha bantuin lo." Tawarnya.

"Caranya?!"

"Gampang, culik aja terus tonjokin sampe dia mau ngebatalin perjodohannya sama lo" Balasnya santai, seakan tak peduli dengan perkataannya yang nyeleneh.

"BIG NO! Lo kebanyakan baca komik dah" Tolak [Name].

Isagi angkat bahunya.
"Yah, lagian gue ga mau punya ipar kurang ajar kaya dia."

"Lo kan temennya? Masa tega?"

"Ya justru karna gue temennya, gue tau sifatnya. Pokoknya gue gamau dia jadi jodoh buat lo!" Tegas Isagi.

"Ya jangankan dia, orang lain aja gue kagak mau."

Tiba-tiba Bachira datang sambil lari-lari angkat tangannya nyamperin Isagi.
"GUE BACHIRA MEGURU SANG PENGUASA DUNIA DATAAAAAAAANG!"

Disusul Reo Nagi dibelakangnya.

"Kiw maniez, ada gosip apa hari ini?" Tanya Bachira pake nada... Menyebalkan.

Di universe manapun kayanya Bachira emang cocok jadi lambe turah.

"[Name] mau kawin" Celetuk Nagi.

[Name] sama Isagi melongo.
'Tau dari mana ni bocah?'

Nagi ngelirik reaksi Isagi & [Name].
Kalo reaksi normal sih harusnya sekarang Nagi udah diajak baku hantam sama [Name].

"HAH? BENERAN?" Teriak Reo yang liat reaksi keduanya cuma diam membisu.

"Padahal cuma ngarang, hoki bener tepat sasaran." Timpal Nagi.

"Sadar goblok! Lo berdua sepupuan! Mana bisa nikah?!" Bachira geplak kepala Isagi.

"Nikahnya bukan sama gue, anjing. Lagian walaupun sepupuan selama gapunya hubungan darah mah, gas aja." Jawab Isagi sambil balik mukul kepala belakang Bachira.

Berkat kalimat terakhir Isagi akhirnya ia mendapat tatapan sus dari teman-temannya.
Kecuali [Name] yang lagi merenungi hidup.

"Tapi serius nih, [Name] mau nikah?!" Tanya Bachira dengan volume congornya yang tidak dikontrol.

Plak!
"Pelanin suara lo bego" Sinis [Name].
Mampus mulut Bachira kena geplak.

"Loh jadi bener?!" Tanya Reo utk kedua kalinya.

"Gaada gunanya juga ngumpetin dari kalian, cepet atau lambat pasti ketauan." Bales [Name].

"Ceritain dong!" Pinta Bachira.

[Name] natap Bachira penuh selidik, Bachira yang paham akhirnya bicara.

"Gue minta cerita bukan buat bahan gosip, ini biar perasaan lo jadi lega, gausah dipendem sendiri. Lagian gue tau mana yang harus disebar, dan mana yang harus disimpen." Bela Bachira.

Dan Isagi, [Name], n Reo langsung berekspresi kaya: 😨😱 'INI BACHIRA KAH?!'

Beda sama Nagi yang setiap saat mukanya selalu kaya triplek.

ιтσѕнι яιηTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang