Alisya berjalan di koridor sekolah matanya tak henti-henti melirik sekitar ia mencari sosok sahabatnya Valen, entah mengapa sejak semalam perasaannya begitu cemas
"Valeeen" teriak Alisya kala ia telah melihat sosok sahabatnya namun disamping kanan dan kirinya terdapat dua gadis yang tak Alisya kenali
"len tunggu" ucap Alisya sambil ngos-ngosan akibat berlari
"kenapa?" Dingin valen
"lo semalem kenapa tinggalin gw len?" tanya Alisya sambil menyeka keringat
"gw dah bilang kemarin ditelefon nyokap"-Santai Valen, namun nadanya terdengar Dingin ditelinga Alisya
"len kenapa nada lo dingin bgt sama gw?"tanya Alosya
"gak kenapa-napa biasa aja"-Valen
"oh iya gimana semalem lo sama kak Rian, lo dah jadian kan?" lanjutnya
"maksud lo len? " tanya Alisya sambil mengerutkan Dahinya, apa maksud valen tadi ia sungguh tidak mengerti
"gak usah sok polos gw tau sya lo udah jadian kan ama kak Rian, ngaku Aja"-Valen ia melipat tangan di dada sambil tersenyum smirk
"len kak Rian gak gw terima sumpah, kan yang suka ama dia elo bukan gw"-Alisya ia menjawab sejujur-jujurnya
"halah gak usah bohong sya gw tau sebenarnya lo suka kan Ama kak Rian, dan jelas-jelas gw liat dengan mata kepala gue sendiri kak Rian itu nembak lo"-Valen sambil menunjuk-tunjuk Alisya
"len gw berani sumpah gw gak nyimpen Rasa sedikitpun sama kak Rian, dan gw pun nolak kak Rian"-ucap Alisya
"halah gak usah ngeles deh,pembohong kalo ngaku penjara penuh sya"-Valen
"len" lirih Alisya sambil memegang lengan Valen ia masih berusaha agar Valen percaya padanya
"gak nyangka gw sya, lo udh gw anggap kaya saudara gw sendiri sya, lo satu-satunya orang yang gw percaya, tapi sekarang liat lo nikung gw jahat lo sya"-Valen matanya mulai memerah menandakan kekecewaan yang besar telah ia rasakan
"len" panggil Alisya dengan lirih sesekali ia memegang lengan Valen namun Valen selalu menepis lengan Alisya
"nyesel gw sya udah percaya sama lo,dan anggap lo sebagai sahabat terbaik gw, nyesel gw selalu ngajak lo buat ikut date bareng ama kak Rian, nyesel gw punya sahabat penikung kaya lo,lo anggap apa persahabatan kita selama ini sya sampai-sampai lo nikung gw sya, kecewa gw sama lo sya" -Valen tak terasa air mata tiba-tiba lolos begitu saja dari mata Valen begitupun Alisya, kalimat itu memang tak terlalu panjang namun kalimat itu bagaikan pisau yang sangat tajam sehingga dapat menusuk kedalam hati
"len percaya sama gw len, gw bener-bener jujur len"-Alisya ia mengoyang-goyangkan badan Valen namun Valen justru Valen mendorong Alisya dan pergi meninggalkan nya
"LEN TUNGGU DENGERIN GUE DULU LEN!" Teriak Alisya
"LEN MANA JANJI KITA YANG BAKAL SELALU SALING PERCAYA MAU APAUN YANG TERJADI LEN!" lanjutnya namun kata kata itu membuat Valen terhenti
"itu janji kita yang dulu sya, dan gw kasih tau mulai detik ini jangan anggap lagi gw sebagai sahabat lo persahabatan kita berakhir sampai disini, dan sekarang gw udah punya sahabat baru namanya Grecia dan Saskia" ucapnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Alisya yang diam mematung, lalu sesaat setelah Valen,Grecia,dan Saskia pergi, Air mata Alisya tumpah begitu saja
"gw juga kecewa sama lo len, kenapa lo gak bisa percaya sama gw, lo bilang kita harus saling percaya satu sama lain dalam keadaan apapum,tapi sekarang liat, janji itu hanya sebatas janji len" ucap Alisya lirih sambil memperhatikan punggung Valen dan teman-temannya yang kini kian menjauh dari pandangannya
Flashback of :
"oh jadi gitu ya" angguk Fiki
Mereka kini sedang duduk berdua di bangku fotocopy
"ya gitu deh" jawab Alisya entah mengapa rasanya ia ingin menangis saat mengingat kejadian itu, dan lihat saja matanya pun sudah memerah
"jadi persahabatan kalian berakhir hanya prihal kesalahpahaman dan itu tentang cowok?" tanya Fiki, Alisya hanya menganggkuk
"trus kenapa sekarang lo jadi benci banget sama Valen? " tanya nya lagi
"awal-awal gw gak pernah benci sama dia tapi semenjak dia sahabatan sama Grecia dan Saskia sikap dia jadi berubah drastis, Valen yang awalnya selalu ramah, murah senyum, bahkan selalu menolong orang yang membutuhkan, dia berubah menjadi gadis pembuly saat SMP sehingga banyak yang enggan untuk berteman dengannya" ucap Alisya
"bahkan gw selalu jadi sasaran bullying mereka, apalagi saat SMP Gue masih tinggal diperkampungan belum di komplek gue pindah ke komplek saat lulus SMP, dan Valen cs selalu ngejek gw hanya karna gw tinggal di kampung" lanjutnya sambil menunduk,air mata lolos dari matanya dan berjalan dipipinya
"gw udh gak tahan sama sikap dia yang tiba-tiba bawa-bawa ibu gw untuk jadi bahan bullyan dia"
"semanjak itu entah mengapa ada rasa benci dihati gw sama dia" ucapnya, sedangkan Fiki masih setia mendengar curahan Alisya
"dek ini kertasnya" panggil penjaga toko fotocopy tersebut
"ah iya pak" Alisya berdiri sambil menyeka air matanya,begitu juga Fiki yang ikut berdiri, Alisya membayar lalu mereka pergi menuju sekolah mereka
Mereka sudah sampai di depan ruang guru
"dah sampai sini aja kak gue mau keruang guru dulu lo duluan aja kak" ucap Alisya saat keduanya telah sampai di depan pintu ruang guru
"yaudah gw duluan ya sya" ucap Fiki, Alisya mengangguk,Fiki pun pergi meuju kelasnya, begitupun Alisya setelah mengantar kertas itu ke guru ia langsung pergi menuju kelasnya
•
•
•Haloooooo semuanyaaaa, gimana chapter kali ini seru gak? Hihi maaf ya aku nanya mulu soalnya aku penasaran nih 😁
Btw chapter kali ini kepanjangan ya? Maaf ya hihi
Jan lupa pencet tombol bintang di bawah ya karna dengan kalian pencet tombol itu secara otomatis aku langsung semangat kaya robot
Dah ya sampai sini aja, sampai jumpa di chapter selanjutnya guys
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK LOH
VOTE & KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Teen Fiction"mengingatmu memang menyakitkan tapi aku bersyukur karna aku pernah mengenalmu, dan kau pernah mengisi kosongnya hatiku" ~Alisya "maafkan aku, seharusnya dulu aku ada untukmu saat kau terluka, bukan malah menambahkan luka baru untukmu" ~Fiki "dulu...