Mingyu menopang dagunya sambil memperhatikan Jeonghan yang sedang memilah-milah celana. Dari tempat duduknya sekarang, ia dapat melihat Jeonghan dengan jelas tanpa harus tertutupi dengan pengunjung yang lain. Walaupun Mingyu agak pegal duduk di kursi panjang yang hanya menopang badannya sedikit, namun ia masih bisa menahannya daripada berdiri di samping Jeonghan dan menghalangi beberapa orang yang lewat.
Awalnya mereka hanya ingin memakan es krim yogurt yang baru saja dibuka di kawasan belanja. Namun Jeonghan tidak sengaja tertangkap oleh Mingyu sedang memperhatikan sebuah mantel sambil memakan es krim mereka. Sehingga ketika Mingyu mengajaknya pergi masuk ke dalam untuk lihat-lihat pakaian, Jeonghan kelewat senang dan ekspresinya tersebut membuat kedua lutut Mingyu terasa seperti jeli.
Ia rela setengah dari kartu debitnya ludes jika itu membuat Jeonghan tersenyum dengan lebar seperti tadi. Tetapi Jeonghan sama sekali tidak banyak memilih pakaian, jadi Mingyu berinisiatif meminta Jeonghan untuk memilih baju untuknya. Hitung-hitung ingin melihat bagaimana Mingyu dalam pandangan seorang Yoon Jeonghan yang setiap hari memakai baju yang cukup kasual.
Namun Mingyu sedikit kaget ketika Jeonghan datang sambil tersenyum manis (ia ingin melihat senyum tersebut selamanya) dan tangan yang membawa dua pasang celana kodok berbeda warna. Keduanya ditampilkan kepada Mingyu, dan Jeonghan menatapnya terus-terusan seolah ingin meminta jawaban dari Mingyu atas pilihan pakaiannya.
"Overall jeans yang warna biru, atau warna hitam? Lebih suka yang mana, Mingyu?" tanya Jeonghan.
'Aku lebih suka kamu.' Mingyu membatin sembari menahan rasa ingin salah tingkah di hadapan Jeonghan. Ia berpura-pura memasang wajah kebingungan sambil berdiri mendekati Jeonghan, lalu menarik tangannya ke dekat dada. "Aku suka ketiganya, sih. Lebih cocok yang mana menurutmu?"
Jeonghan pun sama memalukannya. Dengan berani ia mendekatkan celana tersebut bergantian di badan Mingyu yang berdiri tegak. Karena hari ini panas, Mingyu memutuskan untuk mengenakan tshirt motif Hawaii, tetapi hal ini juga membuat otak Jeonghan perlahan menjadi tidak bisa berfungsi karena perawakan Mingyu yang besar.
"Uh, um." Jeonghan menempelkan overall berwarna hitam tersebut sekali lagi. "Yang ini saja? Aku baru ingat kalau kamu punya beberapa kaos putih. Jadi cocok kalau, umm, pakai warna hitam."
Mingyu menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu, beli saja yang itu. Ada lagi yang kamu mau sebelum kita pergi buat makan malam?"
Jeonghan membalikkan badan lalu kembali menatap ke rak baju lengan panjang. Ia bergegas menaruh celana yang tidak jadi dipilih Mingyu dan berjalan mendekati rak tersebut dengan gaya berjalan yang menurut Mingyu terlalu gemas untuk pria yang lebih tua daripada dirinya. Mingyu hanya tersenyum simpul sambil menepuk dompet di dalam saku.
Dompet boncos bukan sebuah masalah hari ini. Yang penting, Mingyu bisa memiliki baju kembaran dengan Jeonghan agar bisa ia pamerkan nanti kalau mereka akan berpergian bersama. Atau mungkin Jeonghan akan mengenakannya ketika ia pergi bekerja dan orang-orang akan bertanya darimana ia mendapatkan baju sekeren itu.
Senyum sumringah Mingyu kembali muncul saat dirinya membayangkan Jeonghan yang menyebutkan namanya dengan senang. Rasanya Mingyu ingin berguling-guling di lantai sekarang juga, saking senangnya berkhayal akan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mingyu hanya merasa terlalu bahagia karena setiap hari ia sadar kalau Jeonghan adalah miliknya.
Tanpa sadar, ternyata kekasihnya sudah berdiri sambil memegang dua pakaian yang bermotif sama. Keduanya memiliki lengan panjang sampai sikut, tetapi warnanya berbeda. Yang berwarna biru dongker memiliki motif garis vertikal putih, sedangkan yang berwarna kuning memiliki garis horizontal hitam seperti lebah. Kedua mata Jeonghan berbinar saat Mingyu mengambil baju biru dongker untuk melihat lebih dekat kualitas dan tekstur bahannya.
"Yang warna biru itu, lucu kan?"
"Lucu, gemes banget."
Jeonghan mengangguk, "aku mau yang itu. Nanti Mingyu bisa pakai yang warna kuning ini, coraknya bagus."
Mingyu terdiam. Ia sama sekali tidak mau mengenakan baju itu kemanapun dan kapanpun, namun tatapan Jeonghan seolah mengatakan hal yang berbalik dengan pikirannya. Seperti memelas agar Mingyu mau mengalah untuk memilih warna kuning yang agak terang daripada kuning biasanya.
"Apa ada pilihan lain?"
"Ada jaket tebal dengan warna yang cukup cerah daripada ini." ucap Jeonghan sembari menunjuk ke bagian jaket, "tapi aku mau menawarkan baju ini dulu. Kalau Mingyu mau baju yang kuning, nantinya bisa pakai jaket yang warnanya biru."
Ia bingung sekali dengan pilihan baju Jeonghan. Mingyu tidak bisa menyerah begitu saja dalam pilihan ini, namun ia juga tidak mau pulang ke rumah dengan perasaan tidak nyaman karena membuat Jeonghan merasa sedih atau berpikir kalau pakaiannya tidak bagus. Ini benar-benar dilema.
Tetapi Mingyu kembali mengingat prinsip utamanya. Dompet kering tidak apa-apa, namun pipi Jeonghan yang basah akibat menangis itu tidak tidak apa-apa. Mungkin lebih baik ia meringis sambil mengenakan bajunya, candaan dari teman-teman dan kawan kerjanya tidak seberapa dengan senyuman Jeonghan. Mingyu benar-benar ingin menjadi calon suami yang baik hati dan sayang kepada pasangannya.
Akhirnya ketika Mingyu mengangguk setuju, Jeonghan bersorak kecil lalu berjinjit untuk mengecup pipi Mingyu dengan spontan. Sambil menunggu Mingyu yang masih memproses kecupan tersebut, ia lari dengan riang menuju bagian jaket untuk mengambil jaket tebal pilihannya sebelum pergi ke kasir.
♡
"Aku tidak tahu kalau kita memelihara lebah di bengkel ini."
Seungcheol cekikikan sambil memegang sapu, berusaha menutup wajah agar Mingyu tidak bisa melihatnya menahan tawa. Ucapan Hansol yang out of the box terkadang lebih lucu ketika suasana sedang sepi.
"Lebah jenis apa yang tingginya lebih dari seratus sentimeter?" celetuk Wonwoo, "memang lebah yang satu ini menghasilkan apa?"
"Kebahagiaan untuk Hani agar bisa dipanggil honey, mungkin?"
Ketiga pria tersebut tertawa terbahak-bahak ketika melihat wajah Mingyu yang merengut, namun diam-diam merasa bangga karena berhasil mengenakan pakaian yang dipilih Jeonghan. Dan ia juga masih merasakan bayang-bayang bibir Jeonghan yang mengecup pipinya waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
call me when you're bored | gyuhan
RomanceMingyu dan Jeonghan tidak kenal dengan satu sama lain. Keduanya bertemu karena orang tua mereka sepakat untuk menjodohkan mereka secara tiba-tiba, membuat Mingyu dan Jeonghan harus bisa akrab dalam kurun waktu dua minggu sebelum pernikahan. Maka kar...