Perjuangan yang menyebalkan pun dimulai. Setelah masuk ke agensi, tawaran kerjaku lebih banyak. Sangat banyak. Itu melelahkan.
☆
Hari ini, akhirnya aku bebas. Agensi memberikanku waktu istirahat. Walaupun itu sehari, setidaknya itu lumayan.
Namun, katanya aku harus bersiap bila ada panggilan tiba-tiba. Ya sudahlah, lagian tak mungkin ada yang meminta tiba-tiba.
"Kriingg, kriiing"
"APA? Aku kira tidak akan ada panggilan." Sambil mengambil handphone nya, yang di layarnya tertulis dari Direktur Ash.
"Ya, direktur?"
"Eliz, aku sangat minta maaf mengganggu waktu istirahatmu. Aku tidak akan berlama-lama, aku hanya akan memberi tau, bahwa besok ada pekerjaan di Bali, Indonesia. Pagi-pagi datanglah ke agensi dan mulailah packing dari sekarang, oke? Sudah dulu ya."
"Apa? Berapa harー"Sial. Teleponnya langsung ditutup.
Bali? Seingatku ayahku punya hotel disana. Itu akan sangat menyebalkan bila agensi memilih menginap di hotel ayahku.Ya, mau bagaimana pun, ini merupakan pekerjaan. Dan aku harus melaksanakannya.
☆
"Attention please, for passenggers of Garuda Indonesia with flight number GA 1777, the plane will be boarding soon."
"Attention please ー""Sister, kau sudah membawa semuanya kan?"
"Tentu. Aku yang menyiapkan semuanya, bodoh. Diamlah. Tidurlah selama perjalanan, sebelum kau mabuk udara."
"Karena kita ke Bali, berarti kau balik lagi dong ke tempat asalmu? Kau tidak ingin bertemu dengan keluarga?"
"Hahaha, tidak. Lagipula itu di Bali, sangat jauh. Keluargaku di Jakarta. Itu berbeda pulau."
"Selama ini aku kira Jakarta merupakan ibukota dari Bali, tau."
"Semua orang dari luar negeri rata-rata mengira begitu, Eliz."7 jam pun berlalu begitu saja.
Setelah sampai, mereka check in di hotel dan bersiap siap.
"2 jam lagi kumpul di lobby!"
Teriak salah satu staff.2 jam adalah waktu yang singkat, bagi seorang model. Waktu itu hanya sempat digunakan untuk mandi, makan, bersantai-santai. Belum lagi dengan make-up.
Ini benar benar gila, kita baru saja sampai, tetapi langsung ada pemotretan. Tak bisakah dilakukan besok? Ugh.
Setelah 2 jam yang tak berguna itu, aku dan manager menuju ke lobby.
Dengan bis, kita menuju ke lokasi pemotretan. Seluruh staff sudah lama berada di lokasi.
"Untuk hari ini, fotografernya Christopher Tanaka dan direkturnya tentu saja Direktur Ash! Harap bersiap-siap, terutama untuk model Elizabeth Joy Fujiwara, waktumu 15 menit untuk bersiap siap!"
Huh?
Christopher Tanaka?
Nama itu tidak asing.
Rasanya aku mengenalnya."Eliz, jangan melamun." Managerku membuyarkan lamunanku. Lagi. Aku terlalu banyak pikiran.
☆
Elizabeth Joy... Fujiwara?
Nama itu tidak asing.
Joy? Aku kenal dia. Aku ingat dia.
Kenapa dia ada di sini?"Chris, jangan lupa untuk mengecek kamera mu! Jangan sampai ada kesalahan." Ucap salah satu staff yang lumayan keras sampai aku terbangun dari lamunanku.
Tetapi, serius. Aku mengenal gadis itu. Apakah dia masih mengingatku?
Mungkin tak ada salahnya aku memanggilnya."Elizabeth Joy."
Gadis itu menatapku layaknya mayat hidup, sangat kaku. Aku merasa dia tak mengenalku.
"Ya? Kau siapa?"
Seperti yang kukira, dia sama sekali tak mengenaliku.
"Aku Christopher Tanaka, fotografer tetap mu selama 2 tahun ke depan."
"Oh, begitu. Salam kenal. Aku Elizabeth Fujiwara."
Mengapa dia tak menyebutkan "Joy" dalam namanya? Apakah aku salah orang?
Ah sudahlah, aku tak peduli. Lagipula ini merupakan pekerjaan 2 tahun saja. Tak lebih dari itu. Entah ini Elizabeth Joy yang dulu pernah kukenal atau bukan, aku harus mencari tau.
Aku punya sesuatu yang belum sempat ku sampaikan pada Elizabeth.. Joy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Tears
RomanceKetika diluar kamu tak menangis, belum tentu hatimu tidak menangis. Elizabeth Fujiwara merupakan seorang mahasiswa di Sydney, Australia. Karena dia seorang model, dia sering pergi kesana-sini untuk acara pemotretan. Suatu hari, saat pemotretan di Ba...