"... Kau.. mungkinkah kau cinta pertamaku?"
"Hahaha, bodoh. Kata siapa aku cinta pertamamu? Engkau sungguh ke-GR-an. Itu membuatku jijik."
Apa? Kenapa dia begitu? Manusia yang satu ini memang benar-benar menyebalkan. Sangat menyebalkan.
Tidak mungkin aku salah kenal, kan?
Ah sudahlah, mungkin dia memang sudah mabuk.
Lebih baik aku tinggalkan dia.
".... jangan pergi."
Dia meraih erat tanganku, menggenggamnya dan tak melepaskannya.
".... tetaplah di sisiku."Aku terkejut. Ini menjengkelkan, baru 2 menit yang lalu dia mengatakan hal-hal yang sangat menyebalkan. Jantungku berdebar.
"... hahaha, bodoh. Jantungmu berdebar ya? Kau percaya itu? Kau terlalu banyak menonton drama."
Apa? Dia bercanda lagi? Ini menyebalkan. SANGAT MENYEBALKAN. Rasanya bila aku punya kesempatan, aku ingin menendang langsung di wajahnya.
"Pergilah dengan tenang sekarang, lain kali saja bila mau menghajarku."
Sial, laki-laki ini bisa menebak pikiranku.
Aku tak tau lagi, yang jelas malam itu aku benar-benar kesal. Tidak mungkin aku bisa meninggalkan tempat itu dengan tenang tanpa satupun balas dendam.
Tapi mungkin sekarang waktunya belum tepat, lain kali saja. Kalau perlu, aku ingin membunuhnya.
☆
"Selamat pagi, Eliz-chan~"
Suara managerku yang sok imut itu membangunkanku."Astaga? Sudah jam berapa ini?"
Phew. Masih jam 7 pagi.
"Kau harus sarapan di bawah, makanlah yang banyak, ya. Supaya kau bisa balas dendam."
"Apa? Balas dendam? Kau tau darimana aku ingin balas dendam? Pada siapa?"
"Siapa lagi? Christian Tanaka. Dia sangat mabuk kemarin, tanpa sadar dia marah-marah di depan kamar hotelmu. Itu menjijikan, karena suaranya terdengar ke seluruh lorong hotel."
"Berarti semua staff tau? Apa yang laki-laki tidak jelas itu katakan? Ugh."
"Banyak, dan kau mungkin tak percaya bila aku menceritakan semuanya."
Sial. Orang gila itu sudah kehilangan akalnya.
Tak tau harus bagaimana, lebih baik aku diam saja.
Ah, aku lupa. Aku harus sarapan.
Rasanya sangat malas untuk turun ke bawah.Dengan perasaan malas, aku pun turun ke bawah. Saat aku berada di depan lift, itu menyebalkan. Ada Chris disana.
Lebih baik aku menunggu lift yang selanjutnya.Lift nya pun sampai ke lantai dimana aku berada. Sudahlah, aku menunggu giliran selanjutnya saja.
"Masuklah." Katanya.
"Huh? Aku?"
"Bukan, setan. Ya jelas kau, Joy!"
"Oh." Ya sudahlah, aku masuk. Tak baik menolak tawaran orang.Terjadi keheningan yang luar biasa di dalam ruangan kecil yang sedang turun itu. Ya, lagipula tak ada gunanya berbicara. Tetapi aku penasaran akan sesuatu.
"... kau.. kau katakan apa pada saat kau mabuk?"
"Huh? Aku tidak mengatakan apa-apa."
"Managerku bilang kau berteriak di lorong kamar hotel, tau."
"Oh begitu."Jawaban macam apa itu? Oh begitu? Manusia ini benar-benar gila.
"Hey, mengapa lift ini tak turun turun juga?" ucap Chris mengalihkan pembicaraan.
"Entahlah..."BRUK!
"Suara apa itu? Astaga."
"Joy, apakah kau jatuh?"
"Bodoh, aku jelas jelas sedang berdiri."
"Lalu itu suara apa?"
"Sial. Liftnya berhenti. Ini salahmu, kau sangat membawa kesialan!"
"Mana mungkin aku? Itu kau yang membawa kesialan."Tombol bel memohon pertolongan sudah ditekan berkali-kali, namun tak ada staff yang datang menolong.
"Sistem keamanan disini benar benar payah, mengapa mereka tak menyadari bahwa ada yang terperangkap disini?" Chris mulai kesal.
Terperangkap dengan seorang laki-laki yang mengatakan hal tak jelas saat mabuk, itu sangat menyeramkan bagiku. Terutama aku seorang wanita.
"Kau tidak punya claustrophobia kan, Chris?"
"Ya, aku punya, sebentar lagi aku akan mati karena phobia ku. Hahaha"
"Itu tidak lucu! Bagaimana kau bercanda di saat seperti ini?"
"Lagipula kau yang pertama mulai peduli padaku."
"Peduli? Aku tak peduli padamu, Chris! Kau sangat ke-GR-an. Lagipula aku tak mengenalmu sejauh itu."
"Bukankah aku cinta pertamamu, Joy?"
"Bukan! Mengapa kau terus memanggilku Joy?!"
"Dan mengapa kau selalu menyembunyikan fakta bahwa namamu Joy?"Hening.
"Itu... Karena seseorang di masa lalu."
Sebelum Chris bertanya lebih lanjut, akhirnya para teknisi khusus datang, dan menyelamatkan mereka.
"Syukurlah. Aku tak harus menjawab pertanyaan lebih." Batin Eliz dalam hati.
Mereka pun turun, berjalan pada arah masing-masing.
Namun, pada akhirnya mereka juga tiba di restoran yang sama."Mengapa kau makan disini?"
"Kita satu agensi, Joy. Kau itu bodoh atau apa, agensi kan memang membuat reservasi disini."
"Oh."Keheningan lagi.
Terlalu banyak keheningan yang terjadi antara Elizabeth dan Christian.
Mau bagaimanapun juga, mereka masih belum benar-benar tau apakah itu benar tentang masa lalu mereka.Mungkinkah, Chris benar-benar merupakan cinta pertama Eliz?
Lalu mengapa ia jelas jelas mengatakan "bukan"?
Jika memang iya, mengapa ini sangat kebetulan?
Apakah ini takdir?☆
Buat yang bingung,
Joy dan Eliz itu sama yaa/? dari nama lengkap Elisabeth Joy FujiwaraUdah sih gitu aja
MakasihBaca terus ya kaka
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Tears
RomanceKetika diluar kamu tak menangis, belum tentu hatimu tidak menangis. Elizabeth Fujiwara merupakan seorang mahasiswa di Sydney, Australia. Karena dia seorang model, dia sering pergi kesana-sini untuk acara pemotretan. Suatu hari, saat pemotretan di Ba...