Joy's POV
Aku menatap layar handphone ku. Tertera nama Christopher Tanaka dalam Facebook-ku. Ya, jaman aku SMA, yang sedang ramai dibicarakan adalah Facebook.
Ingin rasanya aku berbicara dengannya, namun tak bisa.
Dia sudah milik orang lain.
"29." Baru saja dia meng-update statusnya.Jelas-jelas itu merupakan tanggal anniversarry nya, dengan seorang gadis dari kelas Chris. Aku masih ingat, namanya Nisa. Tanisa Namika.
Dalam kata lain, aku dicampakkan.
Aku berada di kelas 11E dan dia 11B.
Tentu saja aku tak tau apa-apa di kelas dia. Apalagi, kelas kami berbeda lantai.Dari awal aku bertemu dengan Chris, memang belum lama. Itu baru 3 bulan. Tapi, tetap saja, mengapa dia tiba-tiba meninggalkanku?
Mungkin aku yang terlalu GR dari awal.
Tapi selama 3 bulan itu, bukankah Chris menunjukkan tanda-tanda yang sangat pasti?
Itu merupakan "green light"* bagiku.
Bila dia hanya bercanda dengan apa yang dia katakan, dia sungguh keterlaluan.Mengapa mengirimkan message seperti
"Good night Joy.. :)"
"Sleep tight <3"
"That was because of you, Joy. <3"Menjijikan. Memang itu menjijikan bagiku, tetapi sekalipun itu menjijikan, tetap saja itu akan sangat berarti bagiku karena itu dikirimkan oleh orang yang ku suka.
Ya, setelah 3 bulan kita ngobrol tanpa berhenti di dalam chat Facebook, akhirnya bahan obrolan kami pun habis. Sampai akhirnya kalimat terakhir yang aku ucapkan hanyalah "Oh begitu.."
Crap. Aku yang mengakhiri percakapannya.
Sebenarnya itu sengaja, karena aku ingin melihat responnya. Apakah ia membalas, atau justru hanya diabaikan.Ya, pada akhirnya itu hanya diabaikan begitu saja.
Karena tak punya bahan perbincangan lagi, aku diam saja selama itu. Saat di sekolah bertemu pun, aku hanya diam saja. Memalingkan muka dari dia.
Namun, saat pulang sekolah, aku malah menemukan hal yang membuat hatiku hancur berkeping-keping.
Meskipun dia tidak secara resmi milikku, aku marah. Ingin rasanya aku menangis sekencang-kencangnya, karena tak tahan akan hal yang terjadi.
Chris... Menyatakan cinta pada gadis itu.
Tanisa Namika.Entah aku harus kesal kepada Christian atau gadis ini. Gadis yang tiba-tiba dapat menarik perhatian Chris begitu saja.
3 bulanku bersama dia sia-sia.
Tak ada artinya.Ah, aku kesal.
Tak tau siapa yang harus aku salahkan. Aku sangat kesal.
Aku tak ingin menemui Chris lagi.
Aku akan melupakan Chris.Semenjak itu, aku benci dipanggil Joy.
Karena hanya Chris lah yang sering memanggilku dengan nama "Joy".Aku tak sesuai lagi dengan namaku. Aku bukan Joy. Aku bukan orang yang bahagia seperti namaku. Aku seorang yang sedih, depresi, karena sebuah patah hati kecil di dalam hidupku.
Memang konyol, karena aku bahkan tidak bisa move-on.
Itu tidak gampang.
3 bulan itu, tanpa sadar mungkin aku sudah jatuh cinta kepada Christian.
Bodohnya aku. Bodoh.Karena apa yang kurasakan pada Christian sebenarnya berbeda dari yang sebelumnya. Itu membuatku merasa spesial, karena aku merasa mempunyai Chris di sisiku.
Kenyataannya justru tidak, Chris tidak berada di sisiku. Dia berada di sisi seorang gadis yang bahkan bisa dibilang tidak terlalu cocok untuknya.
Memang, bukan hak-ku untuk menghakimi mereka.
Aku bukan siapa-siapa bagi Chris.
Namun, aku sudah terlanjur marah."Aku tidak ingin jatuh cinta lagi."
-------------------------
Christian's POV
Joy merupakan orang yang menarik.
Dia selalu membuatku tersenyum, dia apa adanya, dan dia merupakan orang yang merubah hidupku.
Sama seperti namanya, dia membawa kebahagiaan bagiku.Aku bingung, bagaimana aku harus menyapanya duluan. Apakah dia akan benci, suka, ataupun marah, aku tidak tau. Yang jelas, aku mengagumi dia dan aku ingin mengenalnya lebih jauh.
Rasanya benar-benar bahagia ketika aku bisa berbicara dengannya.
Orang kebanyakan bilang laki-laki tidak bisa merasakan hal seperti hati berbunga-bunga, atau semacam itu.
Tentu saja laki-laki pun bisa.Ah sudahlah, lupakan.
Tidak ada salahnya kan, bila aku menambahkan perasaanku dalam kata-kata? Sedikit kata-kata manis pun tidak akan dipermasalahkan oleh Joy, kan?
Dia tidak akan marah, kan?Aku sangat khawatir bila aku membuat kesalahan dengan Joy.
Aku takut, semua ini akan gagal.
Sudah lama aku mengagumi Joy diam-diam.Tapi, beberapa bulan kemudian.. Kira-kira 3 bulan, mengapa aku merasakan ada perubahan pada Joy?
Aku takut dia marah. Aku takut dia tidak ingin didekati oleh laki-laki sepertiku.
Ah sudahlah, aku memang tidak pantas untuknya. Dia memang cinta pertamaku.
Aku tak pernah benar-benar cinta pada seorang gadis sebelumnya.
Aku hanya memainkan mereka.
Tapi Joy, aku suka padanya, aku cinta padanya. Walau pada awalnya dia hanya bagian dari mainanku.
3 bulan itu, aku mencari sasaran baru.
Tanisa Namika merupakan orang yang cocok untuk menjadi sasaranku selanjutnya.Aku yakin, Joy sudah tidak peduli terhadapku. Bahasanya pun sangat berubah, dulu ia selalu mengatakan sesuatu panjang lebar, sekarang hanya singkat.
Bagiku, menyatakan cinta itu sangat mudah.
Ya, aku memang brengsek.
Aku tau itu sejak awal. Aku tidak bisa berhenti memainkan wanita.Semua wanita pasti rasanya ingin menendangku langsung di wajah. Termasuk Joy.
Aku harus merelakan Joy..
Joy mungkin akan sakit perasaannya bila aku melanjutkan hubungan ini.
Sakit, sangat sakit. Aku tidak ingin dia menjadi mainanku. Aku tidak ingin melihat dia terluka karena aku.
-------------------------
Author's POV
Itu merupakan perasaan yang aneh.
Perasaan terhadap orang yang kau cintai.Kau tidak akan pernah tau, apakah dia peduli padamu atau tidak.
Chris yang peduli pada Joy, pada akhirnya juga akan menyakiti Joy.
Manusia memang bodoh, walaupun mereka makhluk sosial, mereka belum tentu bisa memahami perasaan satu sama lain.
Itulah, mengapa mulut diciptakan.
Katakan yang sebenarnya.
-------------------------
Ya ya ya ya buat yg gatau jadi tadi yang ditandain "Green light"* itu maksudnya lampu hijau/?
Maksudnya itu ungkapan "tanda-tanda" dari doi atau "kode" gitu deh.Udah gitu aja
Sorry kak kalo alurnya biasa:(Wait for next chapter yaa ho ho ho
Kalau ada yg ingin ditanyakan mengenai cerita tanya aja di comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Tears
RomanceKetika diluar kamu tak menangis, belum tentu hatimu tidak menangis. Elizabeth Fujiwara merupakan seorang mahasiswa di Sydney, Australia. Karena dia seorang model, dia sering pergi kesana-sini untuk acara pemotretan. Suatu hari, saat pemotretan di Ba...