▶chap 6

213 23 0
                                    

🎬5cr1.pt_L0st.

| ButterMatcha |

"Dan kurasa begitulah selama yg aku alami di kota sana" ucap [nama] dengan pose berpikir. Kalimat yg diucapkannya benar benar membuat ketiga orang yg mendengarnya menjadi terbengong seakan tidak percaya dengan omongannya sama sekali.

"Yg benar saja, selama ini kau tinggal sendiri? Lalu kemana ayah dan bunda pergi?? Dan jika begitu kenapa kau tidak mengabariku lebih awal saja? " pertanyaan demi pertanyaan diucapkan oleh boboiboy begitu saja dengan rasa penasaran yg kuat.

"T-tenanglah, bukankah sudah kubilang kalau aku sendiri pun masih belum tau kemana mereka pergi dan kabarnya pun belum pernah terdengar olehku. Selain itu, aku sudah berkali kali mencoba menghubungimu! Tetapi kakak tidak pernah menerima panggilanku sama sekali" ucap [nama] yg mulai cemberut di akhir kalimatnya, bahkan boboiboy yg mendengarnya pun langsung melihat ke arah lain sesaat mengingat kalau nomor rumah kakeknya telah diganti beberapa tahun yg lalu.

"Kasihannya cucu aku, apa tidak ada yg menolongmu selama disana?" tanya tok aba.

"Ada, nenek dari rumah sebelah. Ia selalu membantuku dalam mengurus rumah dan mengurus uang" ucap [nama].

"Tapi itu benar benar heran, bukankah dulu boboiboy pernah mendapat surat kabar dari ayah kalian?" tanya ochobot membuat [nama] menatap boboiboy dengan wajah tidak percaya.

"Ah iya, dulu aku diberi surat dari ayah di karnaval hari bumi tapi setelah itu tidak ada lagi kabar darinya.." ucap boboiboy yg mulai merendahkan nada bicaranya di akhir kalimat.

"Haha sudahlah tu, kita omongkan itu nanti lagi. Boboiboy lebih baik kau bantu adikmu membereskan barang barang kamarnya, dan ochobot ayo bantu atok memasak makanan malam" ucap tok aba tertawa kala setelah mendengar kedua cucunya membahas surat yg diberi oleh anaknya, untuk melepas semua kecanggungan pun tok aba sengaja memberi tugas untuk boboiboy dan ochobot.

"Tapi tok aba, aku sudah membantu membereskan barang barangnya sedari siang tadi" ucap boboiboy menatap datar pada kakeknya yg terus berjalan ke dapur tanpa berniat membalikkan wajahnya.

"Ha kalau begitu kalian mengobrol saja dulu, jangan lupa pakai latihan topik yg semalam kau pelajari ya boboiboy!" ucap tok aba dengan santai memulai memasak dengan bantuan ochobot tentunya.

"Eh- EHH!!!? Kenapa malah dibahas lagi atokk!! " teriak boboiboy dengan wajah yg cukup memerah.

"Hum? Latihan apa?" tanya polos [nama] memandang kakaknya yg berada di sampingnya.

"Haha sebaiknya kau tidak perlu tau" tolak boboiboy untuk menjawab pertanyaan kecilnya.

"Yah baiklah jika kau memang tidak mau, tetapi.. Ini rasanya benar benar nostalgia, rasanya seperti saat kita kecil yg selalu bersama saja" ucap [nama] membayangkan memori kecilnya kembali.
Boboiboy yg melihat itu pun turut tersenyum dan mengusap kepalanya dengan lembut.

"Jangan membuatku deja vu begitu deh, nanti aku menangis lagi deh"

"Loh nangis kenapa? "

"Nangis kejer"

"Kalau mau ngelawak mending jadi badut dulu kak biar gampang" saran [nama] dengan watados.

"Haha ga bisa deh kalo jadi badut, udah keburu jadi pahlawan nih" tawa boboiboy membuat [nama] terdiam kehabisan kata.

"Bener juga.. " ucapnya dibalas dengan tatapan datar oleh lawan bicara.

What if you are boboiboy's little sister? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang