Bab 4. Membuka bab baru

20.3K 449 3
                                    

Gala dan Cavana sudah sampai di bali mereka berdua pun pergi menuju ketempat Tante Cila. Selama perjalananan dari Surabaya ke Bali Cavana hanya dia membisu dan tidak berbicara sedikitpun bahkan menoleh kearah Gala pun tidak.

Cavana selalu mengalihkan pandangannya bahkan saat diajak berbicara oleh Gala, Cavana hanya menjawab dengan deheman atau menganggukkan kepalanya.

Yang membuat Gala menghembuskan nafasnya karena bingung harus mengajak bicara Cavana apa lagi agar dia mau mengeluarkan suaranya.

Dari tadi pagi saat mereka ingin berangkat ke bandara Cavana sudah mulai berubah menjadi lebih pendiam dan membuat Gala terus menghembuskan nafas karena tidak tau harus berbuat apa lagi. Karena dia juga tidak bisa melawan kedua orang tuanya yang sudah mengambil keputusan ini untuk adiknya untuk menghukumnya dan membuatnya mengerti tentang apa kesalahannya.

Saat mereka sudah sampai di tempat Cafe yang dikelola oleh Tante mereka yaitu, Tante Cila. Gala pun mengajak Cava untuk Turun.

"Cava, ayo turun kita sudah sampai." ucap Gala yang menyadarkan Cavana dari lamunannya.

Cavana pun tersadar dari lamunannya dan ikut turun dari mobil dan menatap kearah pemandangan yang ada didepannya dimana pantai membentang luas dan banyaknya orang yang sedang bersantai di sebuah cafe menikmati pemandangan laut dengan bercanda gurau berbeda dengannya yang penuh dengan tekanan hidup mulai sekarang.

Cavana mengikuti Gala yang melangkah menuju cafe itu dengan menyeret dua koper Cavana setelah membayar taxsi yang mereka naiki.

Saat sudah berada didepan Cafe mereka sudah disambut oleh seorang wanita yang berumur dengan seorang anak laki-laki remaja disampingnya yang Cavana tau adalah Tante Cila dan anak laki-lakinya yang bernama Anriko Cailo, sekaligus sepupu dari Cavana...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sudah berada didepan Cafe mereka sudah disambut oleh seorang wanita yang berumur dengan seorang anak laki-laki remaja disampingnya yang Cavana tau adalah Tante Cila dan anak laki-lakinya yang bernama Anriko Cailo, sekaligus sepupu dari Cavana yang memiliki darah blesteran Indonesia-Spanyol dengan Mata biru dan rambut hitam dan sedang tersenyum manis pada Cavana.

"Selamat datang Cava, Gala. Tante sudah mendengar dari Papah kalian apa yang sudah terjadi dan kau Cava, tenanglah Tante tidak akan bersikap seperti Ayahmu yang ketinggalan Jaman itu yang tidak mengerti apabila jaman ini sudah semakin maju. Ayo Masuk." ucap Tante Cila yang membuat Cavana tersenyum kecil sedikit lega yang membuat pikiran buruk didalam kepalanya berkurang sedikit.

Dia mengira bahwa tantenya akan bersikap sama seperti ayahnya yang tidak mau mendengarkan penjelasannya dulu dan malah menghukumnya seperti ini bahkan mengusirnya dari rumah walaupun Cavana sedikit bersyukur bahwa Papah nya tidak mencoretnya dari kartu keluarga yang arti Papanya masih menganggapnya sebagai Anak.

Anriko mengmbil koper yang ada di kedua tangan Gala dan membawanya masuk. "Ayo kak masuk." Gala mengelus kepala Riko yang masih berusia 18 tahun itu dengan senyuman tipis dan melangkah masuk diikuti oleh Cavana yang dipeluk oleh Tante Cila yang masih memperlihatkan senyumannya.

Tante Cila membawa mereka menaiki tangga menuju ke lantai 3 dimana itu adalah tempat kerja Tante Cila dan untuk koper Cavana ditinggalkan dilantai 1 bersama dengan Riko sepupu dari Cava.

Sleeping with strangers {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang