IF(11)

60.3K 4.3K 83
                                    

💍Happy Reading💍

Naina mendribble bola basket lalu melemparnya ke ring dan wow, gadis itu mencetak poin dan diberi tepukan tangan dari teman-teman.

Saat ini jam olahraga di mulai dan akan berakhir sebentar lagi.

"Gila gila, sahabat gue." kagum Marlina sambil merangkul pundak Naina.

Naina mengibaskan rambutnya. "Iya dong naina gitu."

Marlina memutar bola matanya malas dan melepas rangkulannya.

"Sombong kali kau." ucap Marlina dijawab cengiran Naina.

Setelah selesai jam olahraga, istirahat bel pun berbunyi. Naina menarik tangan Marlina menuju kantin.

Naina membeli air putih dan pastel sedangkan Marlina membeli soda gembira dan gorengan.

"Yaelah mar, makanan lo sehat ye." ucap Naina menggelengkan kepalanya melihat Marlina asik memakan gorengan.

"Gak peduli gue, yang penting perut senang."

"Serah lo deh."

Naina menyodorkan pastel kepada Marlina, dia membeli dua pastel itu sudah cukup mengenyangkan "Mau gak?"

"Lo aja, gue udah bestie sama gorengan." ucap Marlina menggelengkan kepalanya.

Naina terkekeh pelan, merasa haus dia pun membuka tutup botol dan meneguknya "Dasar."

Sedang asik mengobrol, istirahat bel pun berbunyi membuat Marlina keselek gorengan karena suara bel terdengar cukup keras.

Murid-murid berhamburan kesana-kemari, paling banyak menuju ke kantin.

Dua menit berada di kantin, Naina merasa aneh dengan tatapan sinis dari siswa-siswi, apa ada yang salah?

Marlina menghentikan acara makan nya dan menatap bingung sekeliling nya.

"Napa lo lihat-lihat, gue tau gue cantik kayak emak gue." ucap Marlina dengan tatapan garang.

Lalu datang tiga cewek menghampiri mereka, mereka menatap sinis Naina dan Marlina.

"Ternyata gak berubah sifat lo berdua."

Laila dan dua temannya, Dara dan Lana.

Mereka pelaku bullying membuat banyak yang tidak suka dengan mereka.

"Maksud lo?" tanya Naina bingung.

Dara berdecih "Gak usah sok polos."

Marlina menghentakkan soda dan berdiri "Maksud lo pada apaan sih, yang jelas dong kalo ngomong."

Laila mendorong Marlina sampai terdorong ke belakang "Lo sama Naina kan bully Della pas di toilet!"

Naina mengernyitkan dahinya, sekarang dia paham tetapi kenapa Della memfitnah nya dan Marlina?

Marlina mendorong balik Laila "Bacot lo, gue sama Naina gak di toilet tapi masih di kantin."

Naina beranjak dari duduknya dan menarik tangan Marlina.

"Udah mar." lerai Naina

Lana mendorong tubuh Naina dari samping "Pembully tetaplah pembully."

Naina yang tak siap dengan dorongan itu terjatuh ke belakang tetapi seseorang menangkap tubuh nya.

"Al." gumam Naina menatap wajah Allegeo yang tidak terbaca.

Allegeo menopang tubuh Naina yang hampir terjatuh.

Allegeo berlari saat ada informasi jika terjadi keributan di kantin dan ada Naina disana.

Allegeo menatap tajam Lana tetapi gadis itu malah menyelipkan rambutnya karena tersipu oleh tatapan Allegeo.

Naina yang melihat gelagat Lana lalu memegang lengan Allegeo sedangkan Allegeo menatap Naina dengan mengernyitkan dahinya.

"Ada apa woy?" tanya Varo dengan nafas ngos-ngosan, biasalah anak muda sekarang sudah jompo.

"Nih tiga cewek kadal nuduh gue sama Naina bully Della." jelas Marlina menunjuk ketiga gadis itu.

"Mending lo bertiga pergi!" titah Nathan pada ketiga gadis itu.

"Betul, sebelum di eksekusi sama si bos." ucap Varo.

Laila, Lana dan Dara pergi meninggalkan tempat tersebut dengan perasaan kesal dan takut.

"Bukannya della temen baru lo sama naina?" tanya Dev kebingungan.

Marlina mengangguk, dia heran dengan Della yang menuduh nya dan Naina padahal saat pesta ulang tahun Sena, sikap Della biasa-biasa saja.

"Lo gak bully Della beneran?" tanya Niko pada Naina.

"Enggak kak sumpah, percaya sama nai." ucap Naina menggelengkan kepalanya.

Niko menghela nafasnya, antara percaya atau tidak begitupun juga Nathan.

"Mending kita tanyain della langsung aja, gimana?" saran Dev.

"Gas, buruan." ucap Marlina lalu berjalan cepat diikuti lainnya.

Sampai di UKS karena Della ditempat itu, Naina terkejut begitu juga yang lain melihat luka memar di bagian kaki dan pipi Della.

"Lo nuduh gue sama naina, padahal gue dan naina udah anggep sahabat!" ucap Marlina dengan perasaan marah dan kecewa.

"Gu-gue gak nuduh, kalian berdua bully gue tadi di toilet." tangis Della sambil menurunkan pandangan nya.

"Kok nuduh kayak gini del, musuh dalam selimut lo." ucap Marlina sedikit keras sambil menunjuk Della.

Della diam tidak menjawab dan berjalan perlahan meninggalkan mereka, kaki nya mengalami memar.

Ken yang tidak percaya atas ucapan Della lalu mengikuti Della, dia akan bertanya apakah gadis itu jujur apakah tidak.

Naina diam atas tuduhan Della, dia berpikir jika dia terlalu naif kepada orang asing.

Niko menghela nafasnya "Kecewa gue sama kalian berdua."

"Ini orang yang kalian bela kemarin-kemarin." ucap Nathan menatap ketus Naina.

"Nai, gue kira lo beneran berubah ternyata sama aja." lanjut Niko.

Nathan dan Niko pun beranjak pergi dari sana dengan perasaan campur aduk.

Hati Naina sakit mendengar perkataan dua kakaknya itu, Naina hanya diam menanggapi perkataan ketus mereka.

"Bu bos, gue tim bingung." ujar Varo dengan menggelengkan kepalanya lalu pergi.

Diikuti Dev yang tampak berpikir, Dev tidak percaya jika Naina dan Marlina yang membully Della.

Marlina menghembuskan nafas kasar dan menepuk pundak Naina, pertama kali nya dia di fitnah begini padahal dia jarang membully sekarang.

💍💍💍

Vote dan komen ya, sorry baru up hari ini karena i'm busy eaaa.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya, bye.

Istri Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang