Cemooh terdengar di telinga Naina, dia menggenggam erat tangan Allegeo di sampingnya.
"Masih tukang bully guys."
"Mereka ada hubungan ya? sering gue ngeliat mereka bareng."
"Apa sih pake pegang tangan geo."
"Geo mau aja deket si bully."
"Pacaran gak tuh."
Allegeo menahan emosi nya, dia menatap tajam para murid itu lalu berjalan cepat menuju kelas, ia mengantarkan Naina di kelas nya.
Naina masuk tanpa berbicara apapun dan Allegeo pun pergi meninggalkan kelas Naina.
Naina duduk di kursi, menghiraukan tatapan sinis dari teman kelas nya lalu melihat Della menelungkupkan kepala nya di meja.
Mata Naina menelusuri area pergelangan tangan Della yang memar.
"Del."
Della mendongak dan menoleh ke arah Naina lalu menatap sekitar.
"Kenapa lo tega sama gue, gue salah apa ke lo?"
Della menggelengkan kepalanya, dia menulis sesuatu di kertas lalu melempar nya ke meja Naina.
Naina mengernyitkan keningnya, akan membuka kertas terdengar teriakan dari seseorang yang memanggilnya.
Naina menyimpan kertas itu ke saku seragam nya dan menatap malas Sena yang kini duduk di samping kursi nya.
"Gue ngerasa aneh sama Della." ucap Sena pelan.
Naina mengangguk menanggapi nya dan menatap Sena.
"Tapi lo percaya kan gue sama Marlina gak bully Della?" tanya Naina.
Sena menepuk pundak Naina.
"Percaya mah kalo gue.""Ok btw kok mar belum kelihatan, gak masuk apa?" tanya Naina melihat jam dinding, sebentar lagi akan bel.
"Masuk deh, barusan dia chat gue nitip gorengan." jawab Sena lalu pindah ke kursi nya sendiri.
Naina manggut-manggut saja dan membuka ponselnya.
💍💍💍
Naina, Marlina, Sena tengah makan bakso dengan tenang di kantin tanpa memperdulikan tatapan benci murid Vinsia.
"Biarin aja, anggep aja fans" ucap Sena seraya mengunyah makanan nya.
Naina dan Marlina menggangguk, mereka sudah kebal dengan tatapan seperti itu.
Mengenai Marlina tadi, ia terlambat karena masalah orang tuanya dan Naina pun memaklumi itu.
Naina terkekeh saat Marlina bersendawa, bakso dengan empat gorengan habis di makan sahabatnya itu.
"Anjir si mar kagak tahu bulat." ucap Sena
"Tahu malu." koreksi Marlina menggeplak lengan Sena.
"Ya mangap, kesepletan."
"Kepele SETAN." ucap Marlina dengan ucapan yang akhir agak dikeraskan.
Baru Sena akan berbicara kembali tetapi seketika Marlina dan Sena diam karena mendengarkan pengumuman sekolah.
"Pengumuman!"
"Tiga hari lagi akan diadakan kemah blok, kalian berkumpul jam 08.00 di lapangan upacara!"
Teriakan senang dari semua murid begitu juga Marlina dan Sena sedangkan Naina hanya malas untuk kemah.
"Pasti seru tuh." ucap Marlina riang gembira.
"Seru sih tapi gue males tau." sambung Naina lalu memakan risol, dia tadi membeli empat risol.
"Semangat bestie, padahal gue juga males." gurau Marlina sambil ikut mengambil risol Naina.
"Yaampun, belum kenyang lo?" tanya Naina keheranan.
Marlina menggelengkan kepalanya sembari menyengir lalu memasukkan risol ke mulutnya.
Naina geleng-geleng kepala sudah, ia mengambil tisu basah dan mengelap area berminyak termasuk bibir.
Sedangkan Sena beranjak dari duduknya dengan memegang perutnya "Btw gue ke toilet dulu nih kebelet."
"Habis makan, langsung deh makanan keluar." ucap Marlina.
Sena sudah kebelet tanpa menjawab Marlina lalu berlari kocar-kacir ke arah toilet.
💍💍💍
Allegeo kini terdiam menatap langit malam di balkon kamar setelah menunggu Naina tertidur.
Allegeo membuka tutup soda lalu meminum soda sampai beberapa tegukan, setelah habis dia membuang nya ke tempat sampah.
Sampai ponsel Allegeo berbunyi dan ia mengambil ponsel nya di kantong celana nya lalu membuka pesan dari seseorang setelah itu tersenyum tanpa arti.
"Al."
Allegeo menoleh ke belakang dan mendapati Naina yang masih berkemul di selimut.
"Masih pusing?"
Naina menggelengkan kepalanya lalu memeluk Allegeo.
Allegeo tersenyum tipis dan mengeratkan pelukan, gadis itu jarang manja seperti ini.
"Kenapa sih dia jahat banget sama aku, padahal aku anggep sahabat loh."
"Karena lo bidadari."
"Hubungannya apa?"
"Bidadari cantik dan baik kayak lo bikin iri hantu diluaran sana."
Naina memukul pelan dada Allegeo sambil tertawa kecil.
"Apa sih kamu, ngelucu ya."
Allegeo tersenyum mendengar tawa Naina, gadis nya sungguh menggemaskan.
Allegeo mengangkat tubuh Naina dan membawa Naina ke dalam kemudian menekan tombol pintu balkon yang berada di bawah dengan kaki nya supaya tertutup kembali.
Allegeo berjalan menuju ranjang kasur sambil mencium seluruh wajah Naina sampai gadis itu terkikik geli.
Naina meredakan tawa nya, perut nya terasa sakit karena kebanyakan tertawa dan itu karena Allegeo.
Allegeo membaringkan Naina ke kasur tak lupa meletakkan ponselnya ke meja terlebih dahulu.
"Apa aku boleh minta satu permintaan ke kamu?" ucap Naina di jawab anggukan dari Allegeo.
"Boleh gak kamu ubah gue lo ganti aku kamu?" pinta Naina dengan wajah memelas.
"Gu-aku coba." jawab Allegeo sembari mencubit pipi Naina.
"Makasih suami." ucap Naina dengan wajah sumringah.
Allegeo mengangguk dan masuk ke dalam selimut yang masih digunakan Naina lalu merengkuh Naina dengan erat.
Allegeo mengecup dahi Naina kemudian mengelus pucuk kepala Naina dengan penuh kelembutan.
💍💍💍
Menurut kalian ceritanya ngebosenin gak? kayaknya iya deh hehe.
Okay see you next chapter. 🎭
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Figuran
Fantasia{ FOLLOW SEBELUM MEMBACA } Naina sang tokoh figuran novel yang berstatus menjadi istri dari Allegeo Dexter. Naina yang mati di bunuh oleh suruhan tokoh male lead. Apa jadi nya jika jiwa lain berada di tubuh Naina. Apakah dia akan bisa mencairkan hat...