BAB 1. Mutualisme

6 0 0
                                    

"Apa kalian tidak menginap dulu sehari atau dua hari disini?" Nyonya Min meraih tangan wanita yang telah di persunting putranya beberapa jam lalu itu untuk di genggam.

"Aku mengikuti bagaimana Yoongi saja, imo "

"imo? hmmm"

"Ah maaf, eomma maksudnya"

"Eomma, kami harus segera pergi" ujar Yoongi tak sabaran.

"Kenapa buru-buru sih? Lihat! Bahkan tamu undangan saja masih ada"

"Maaf. Tapi kami harus pergi. Aku ada meeting dengan investor penting dari luar negeri nanti"

"Ah kamu mah, masa tidak bisa di handle asisten kamu? Ini kan hari penting kalian, ayo nikmatilah"

"eomma, please"

"Baiklah, terserah kalian"

Yoongi memijit pelipisnya kala melihat eommanya mengeluarkan jurus ngambek. Sudah dapat di pastikan jika waktunya akan sedikit terbuang untuk membuat mood eommanya up.

"Eomma, aku mencintaimu. Sungguh"

"Tapi kamu pergi"

Yoongi menghela nafas sembari mencoba merengkuh ibunya, dan memberi kode pada istrinya agar ikut gabung membujuk sang ibu.

"Maaf, eomma. Yoongi benar, sepertinya kami harus segera pergi. Bukan maksud tergesa meninggalkan eomma, tapi baru saja aku mengecek cuaca harian. Katanya di Busan akan mulai turun salju."

"Sungguh?"

"Ya. Tentu saja, eomma"

"Baiklah, ibu minta maaf atas semuanya, menghadapi Yoongi mungkin akan sedikit membuatmu lelah, tapi percayalah dia pria yang baik. Kamu aman berada di dekatnya."

"Ya Bu, terimakasih."

Nyonya Min berbalik, memutar sedikit badannya untuk melihat sang putra.

"Dan kamu!"

"Ya, eomma"

"Kamu harus jaga istrimu baik-baik, kamu harus jadi suami yang baik, dan perlakukan istrimu seperti ratu, jangan menyakiti nya, ingat!"

"Ya, eomma. Kalau begitu kami pamit"

Yoonggi memeluk ibunya, lalu di ikuti sang istri.

"Sampai jumpa lagi, eomma. Kami pamit" gadis itu membawa sang mertua pada rengkuhan peluknya sebagai salam perpisahan.

"Sampai jumpa lagi. Jangan lupa jaga kesehatan, hati hati di jalan"

"Kami pergi" sambung pria bermarga Min tersebut.

"Jaga istrimu, jangan cuek padanya"

"Ya, baik"

Akhirnya waktu perpisahan ini tiba, setelah beberapa jam lalu melangsungkan upacara pemberkatan. Pasangan baru tersebut memilih untuk pulang ke rumahnya atau tepatnya Yoongi memboyong istrinya untuk ikut pulang ke rumahnya di Seoul. Ya, pernikahan mereka berlangsung di Daegu karena Yoongi sengaja meminta agar pernikahannya di gelar di salah satu gereja disana. Alasannya karena ia ingin menikah di kampung halaman sang nenek, padahal nyatanya itu hanya sebuah alibi. Fakta sesungguhnya ia meminta untuk melangsungkan pernikahan di Daegu, karena ia ingin merahasiakan pernikahan tersebut dari kerabat, teman yang satu circle dengannya, dan yang terpenting agar tak tersorot media juga.

Mobil pribadi keluarga Min Family tersebut dikemudi oleh supir kepercayaan keluarga Min. Di dalamnya terdapat Yoongi dan sang istri yang tengah bersiap menuju Daegu Airport. Sepanjang perjalaan menuju bandara, suasana hening menyelimuti pasangan suami istri tersebut. Yoongi sibuk dengan ponselnya, sementara sang istri tenggelam dengan pikirannya yang hendak ingin memecah keheningan.

KALI KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang