Bagian 9: Kembali Ke Tanah Air

382 25 23
                                    

Barak Sementara TMRI, 1 km dari Gim
Pukul 12.00

Mayor Suryono dan Franz Haidar sekarang sudah hampir sampai di Barak Sementara TMRI yang berjarak sekitar 1 km dari Gim. Barak tersebut sedikit lebih besar dari barak milik FS, karena untuk kepentingan penempatan alutsista seperti tank.

Mayor Suryono pun mengambil walkie-talkienya lagi, dan dia pun segera menghubungi para pasukan TMRI yang sedang mengurusi para tawanan perang.

"Sarwajala-1 ke semua pasukan, laporkan situasi."

Dia pun direspon oleh Sersan Reza, yang pada saat itu sedang gabut tidak tahu mau ngapain sehabis mengurusi para tawanan Louria.

"Raden Mas-4 izin melapor ke Sarwajala-1, situasi kondusif, musuh menyerah sepenuhnya dan sedang diurus oleh pasukan Qua-Toyne. Ganti."

"Sarwajala-1 ke Raden Mas-4, terimakasih atas laporannya. Silahkan kembali ke barak."

"Dimengerti."

"Jadi ini baraknya ya..." gumam Franz di atas kudanya. Dia merasa bahagia sekarang, karena ini adalah bangunan Indonesia pertama yang dia lihat setelah hampir 5 tahun dipindahkan ke Dunia Baru.

Di barak itu, dia bisa melihat para personel TMRI yang tidak dikirimkan ke garis depan dan hanya bertugas sebagai pengamat, beberapa alutsista seperti 7 MLRS Uragan-1M yang tidak dikirim juga ke garis depan karena akan overkill, dan peralatan lainnya.

Karena dia merasa ada yang berubah dari TMRI, dia pun bertanya kepada Mayor Suryono yang sedang berada di samping kirinya, yang pada saat itu masih berada di luar pintu palka tanknya.

"Mayor Suryono, apa saya boleh bertanya?" tanya Franz.

"Silahkan, Franz."

"Tank milikmu itu, beserta beberapa alutsista seperti MLRS yang ada di barak ini dan senjata yang kalian gunakan, belum pernah saya lihat." kata Franz.

"Ah iya ya, kamu kan sudah hampir 5 tahun dipindahkan kesini." Mayor Suryono pun baru ingat kalau Franz sudah hampir 5 tahun berada di dunia baru ini.

"Iya, Mayor. Sebenarnya apa saja alutsista dan senjata kalian sekarang ini?" tanya Franz lagi dengan ekspresi keheranan.

"Untuk tank, yang kami gunakan sekarang ini adalah MBT Yani MK I, buatan negara kita sendiri." jawab Mayor Suryono dengan senyum tipis.

"Jadi...kita sudah berhasil memproduksi MBT hasil desain sendiri ya..." ucap Franz. Dari raut mukanya, dia merasa bangga akan hal tersebut.

"Kamu benar, Franz. Lalu untuk MLRS yang sempat kamu lihat, itu adalah Uragan-1M yang didatangkan dari Uni Soviet pada Agustus 2026." jelas Mayor Suryono.

"Ah, begitu ya. Lalu untuk senjata infanteri?" tanya Franz lagi.

"Sekarang kami menggunakan SS-3 Pindad sebagai senjata standar TMRI. Kalibernya 7.62 × 51 mm."

Franz kagum ketika mendengar bahwa kalibernya sudah ditingkatkan.

"Woah, sudah ada peningkatan dalam ukuran kaliber ya...sedangkan pada waktu aku dipindahkan pada 2022 lalu, aku masih memakai SS-2 kaliber 5.56 × 45 mm."

"Memang. SS-3 baru digunakan oleh TMRI di tahun 2024." jelas Mayor Suryono.

Franz pun akhirnya mengerti dengan semua yang dijelaskan, dan dia pun berterimakasih kepada Mayor Suryono.

"Begitu...baiklah, terimakasih sudah menjelaskannya, Mayor."

"Sama-sama Franz. Dan juga, mungkin Presiden Surya akan senang melihatmu kembali." ucap Mayor Suryono sambil tersenyum tipis lagi.

Summoning Socialist Republic of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang