Bagian 1: Awal Perpindahan

707 41 44
                                    

Sukhothai, Thailand
16 Februari 2027
Pukul 20.14 Waktu Setempat

Provinsi Sukhothai adalah salah satu provinsi di Thailand, yang dimana provinsi ini terkenal karena kotanya, Sukhothai Thani, yang dulu merupakan ibukota dari Kerajaan Sukhothai. Namun, karena China sudah menginvasi Thailand, provinsi ini pun akhirnya jatuh ke tangan pasukan China.

Awal mula mengapa hal ini bisa terjadi, adalah karena meletusnya Perang Dunia Ke-3 pada tahun 2025. Perang ketiga berskala global ini awalnya pecah di daratan Timur Tengah, dimana Negara Israel menginvasi Suriah dan Yordania sekaligus. Sebagai bentuk pembalasan, Mesir dan Arab Saudi menghimpun kekuatan untuk bertempur melawan Israel. Di dunia alternatif ini, Israel tidak disokong oleh Amerika, melainkan Inggris.

Perang ini terus meluas hingga ke daratan Eropa dan Asia. Di Eropa, Inggris melancarkan serangan sekaligus pendaratan pasukan ke Cherbourg, Perancis. Singkat cerita, pada Perang Dunia Ke-3 ini Israel berhasil bersekutu dengan Inggris, Spanyol, Portugal, China, dan Austria dalam sebuah aliansi bernama "Restoration Powers".

Sedangkan di sisi lain, Amerika Serikat, Perancis, Uni Soviet, Jepang, Indonesia dan negara-negara lain di PBB menyatukan kekuatan dalam aliansi bernama "United Nations Alliance". Beruntungnya, hingga tahun 2027 perang ini tidak ada catatan penggunaan senjata pemusnah massal.

Kembali ke alur invasi China ke Thailand. Pemerintah Thailand dan pemerintah Indonesia memutuskan untuk bekerjasama mengusir China dari Thailand, dan daerah pertama yang akan direbut kembali adalah Sukhothai. Hal ini dikarenakan Sukhothai memiliki jaringan kereta api dan jalan yang tersambung ke provinsi-provinsi lain seperti provinsi Phitsanulok, Kamphaeng Phet, dan Uttaradit. Selain itu, Provinsi Sukhothai juga memiliki bandar udara yang bisa memberikan keuntungan strategis. Pemerintah Indonesia ingin mengerahkan pasukan lintas udara, dengan bantuan tembakan di tanah oleh pasukan artileri Thailand. Hal ini akhirnya disetujui oleh Thailand.

3 pesawat angkut A-435 milik AU-TMRI (Tentara Merah Republik Indonesia) sedang terbang di atas langit Sukhothai, dan mereka bersiap-siap menerjunkan prajurit ke medan tempur. Selain itu, ada 3 pesawat angkut dengan jenis yang sama yang membawa kendaraan seperti APC Anoa MK. 3, IFV Badak MK. 2, dan Harimau MT sehingga total ada 6 pesawat angkut yang terbang. Mereka diterbangkan dari Bandar Udara Don Mueang di Bangkok.

"Lampu hijau! Lampu hijau! Ayo, ayo, ayo!!"

Satu persatu prajurit lintas udara AU-TMRI akhirnya terjun dari pesawat menuju medan tempur. Mereka dibekali dengan senapan serbu SS-3 V2, varian Carbine dari senapan SS-3 yang telah menjadi senjata standar bagi TMRI. SS-3 adalah sebuah senapan tempur yang telah dikembangkan dari tahun 2014. Para prajurit TMRI menyukai senapan ini dikarenakan ukuran kaliber yang lebih besar, berat senjata yang tak terlalu berat karena memakai bahan komposit yang ringan semisal polymer. Senapan ini juga dapat dipasangi lebih banyak aksesoris dibandingkan SS-2.

Tidak perlu waktu lama, setelah terjun dari pesawat, para prajurit membuka parasut mereka secara cepat. Parasut yang dibuka oleh prajurit-prajurit tersebut terlihat seperti bunga putih yang bermekaran di langit, yang memberikan rasa kagum dan takut. Alutsista seperti APC, IFV dan Tank juga sudah diterjunkan ke medan tempur, untuk menambah kekuatan tempur pasukan lintas udara tadi.

Setelah mereka mencapai tanah, mereka langsung bergegas berdiri, melepas parasutnya, dan bergerak menuju titik yang telah ditentukan. APC, IFV dan Tank yang sudah turun pun akhirnya dibuka parasut dan pengamannya, dan kemudian dinaiki beberapa prajurit. Mereka bergerak menuju titik re-group terlebih dahulu, kemudian akan melanjutkan ke titik target, yakni di Bandar Udara Sukhothai.

"Tugas kita adalah mengamankan bandara itu, apakah sudah jelas semuanya?"

"Siap, Komandan!"

Summoning Socialist Republic of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang