Bagian 12: Seorang Pahlawan

211 20 17
                                    

Kalender Sentral, 14 April 1639/3 Mei 2027 Masehi
Markas Pusat Partai Komunis Republik Indonesia, Jakarta
Pukul 09.00

Jakarta, kota yang penuh dengan kecanggihan, kebersihan, dan keteraturan. Kota ini juga merupakan pusat, alias ibukota dari satu-satunya negara sosialis-komunis di dunia lain ini, yakni Republik Sosialis Indonesia.

Republik Sosialis Indonesia, atau disingkat R.S.I, berdiri dengan penuh kejayaan setelah Revolusi September yang terjadi dari tanggal 9 hingga 14 September 2020, dan Perang Sipil Indonesia yang terjadi dari awal diresmikannya negara ini pada 11 Oktober 2020 hingga 4 Mei 2022. Meskipun berhaluan kiri, tetapi negara ini sukses mempertahankan kemajuan IPTEK-nya, bahkan meningkat meski tidak secepat negara-negara dunia pertama di Bumi. Sebagian besar masyarakatnya sudah cukup makmur, sejahtera, dan terdidik, namun sisanya masih terjebak dalam kemiskinan sehingga harus selalu dibantu oleh negara.

Presiden Surya Raharja, atau sapaan non-resminya adalah Kamerad Besar, selalu mengutamakan kemajuan pendidikan dan IPTEK sejak awal masa kepemimpinannya. Dia telah dinobatkan menjadi pemimpin seumur hidup R.S.I.

Pagi hari ini di Jakarta, sedang diadakan sebuah konferensi tahunan yang berlokasi di Markas Pusat Partai Komunis Republik Indonesia. Konferensi ini biasanya membahas mengenai keadaan negara tahun ini, pertahanan dan keamanan negara, dan tentunya mengenai partai itu sendiri. Bisa juga membahas mengenai hal lain, tetapi biasanya ketiga hal itu lah yang dibahas.

Konferensi tahun ini dihadiri oleh 300 orang, yang terdiri dari 220 anggota peserta dan 40 anggota dewan, yang ditambah dengan adanya perwakilan dari MPR-DPR sebanyak 35 orang, serta yang terakhir ada 5 orang yang merupakan orang-orang terpenting di dalam pemerintahan R.S.I, diantaranya:

- Presiden/Kamerad Besar Surya Raharja
- Wakil Presiden/Wakil Kamerad Azhar Prasetyo Julian
- Perdana Menteri Angga Saifullah
- Menteri Luar Negeri Annisa Krisdayanti
- Menteri Pertahanan Erwin Hadiningrat

5 orang ini adalah pemimpin dari konferensi tahunan partai, sekaligus yang menentukan temanya.

Di dalam ruangan itu, puluhan lampu menyala sehingga membuat ruangannya terang benderang. Terdapat kursi-kursi yang tersusun rapi dan bertingkat, semacam di bioskop dan ruangan rapat di DPR. Di bagian depan, terdapat replika bendera R.S.I dengan ukuran besar yang dalam posisi berkibar ke arah kanan.

Sebelum dimulai, para peserta selalu diwajibkan untuk berdiri, memberi hormat kepada lagu Internasionale yang juga selalu diputar. Pemutaran lagu ini memang wajib tidak hanya di dalam PKRI, namun juga di partai-partai haluan kiri lainnya di dunia.

Pembawa acara pun memberitahu para peserta lewat mikrofon untuk segera berdiri.

"Bagi para peserta, dimohon untuk berdiri. Sebentar lagi, akan kita nyanyikan, Internasionale."

Para peserta dan pemimpin konferensi pun langsung berdiri tanpa basa-basi. Mereka semua mengambil sikap sempurna, berdiri tegak dan pandangan mengarah ke depan.

Kemudian, lagu itu diputar. Lagu yang meng-isyaratkan perjuangan rakyat dan pekerja dalam melawan eksploitasi, penindasan, perbudakan, dan diskriminasi. Internasionale.

Semua orang yang berada di dalam ruangan itu secara bersamaan menyanyikannya. Nyanyian itu menggema dalam ruangan, menciptakan atmosfer yang penuh khidmat dan sakral.

"Bangkitlah, bangsa yang tertindas,
Saatnya kita melawan.
Darah mendidih dalam raga,
Hari ini sudah tiba!

Summoning Socialist Republic of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang