Dia tertawa dingin dan menatapku serius. "Ini hanya permulaan, Nona Lee Yongju. Ke depannya akan lebih seru lagi. Jadi... kuharap kau bisa menerima kenyataan." Seringaian iblisnya membuatku merinding.
Apa dia benar-benar berniat membuat hidupku tersiksa karena menolak tawarannya? Memilih mati daripada hidup? Memangnya siksaan apa yang akan dia berikan padaku? Saking berniatnya Baekhyun menyiksaku, dia sampai masuk ke HK Group. Padahal dia tak tertarik sama sekali dengan perusahaan ini, setidaknya itu informasi yang diberikan oleh Pak Presdir sebelum Baekhyun menikah denganku.
Situasi ini membuatku tersadar akan satu hal. "Apa... masalah plagiarisme itu kau yang melaporkannya ke polisi?"
"Hahaha! Apa sejelas itu?"
"Byun Baekhyun, aku tidak bersalah! Apa kau tidak menyelidikinya terlebih dahulu?! Jangan sembrono!"
"Sembrono? Aku melakukan hal yang tepat, sangat tepat. Memang itu yang aku inginkan."
Dengan hati terbakar, aku melangkah maju menghampirinya dengan langkah lebar, sekuat tenaga aku melayangkan tinjuku ke arah wajahnya. Hatiku sudah dipenuhi oleh kebencian. Tapi keadaan berubah dengan sangat cepat sebelum aku menyentuh kulit wajah Baekhyun, seseorang menahan tanganku dan membawaku menjauh dari Baekhyun. Saat kutengok ternyata dua orang polisi dan di belakang mereka ada sekretaris Baekhyun.
"Tangkap wanita itu! Dialah orangnya!" titah sekretaris Baekhyun.
Cengkeraman kedua polisi ini semakin erat setelah mendapat perintah itu.
"LEPASKAN! LEPASKAN AKU!!!" teriakku tidak karuan, sekuat tenaga mempertahankan posisiku.
Aku menatap Baekhyun mencoba meminta pertolongan darinya, tapi dia hanya diam menyaksikan, tatapannya tidak ada belas kasihan sama sekali dan berakhir menyeringai padaku.
Aku menahan kemarahanku, nafasku memburu. "Baekhyun! Aku hanya melakukan tugasku, kenapa kau membuatku seperti ini?! Dasar kau brengsek! Lihat saja, aku tidak akan melepaskanmu!" ancamku. Sebenarnya hanya untuk menakutinya. Tapi aku sadar, itu tidak akan berpengaruh sama sekali terhadapnya karena Baekhyun bukan lawan yang sepadan denganku.
"Sudah bersalah masih bisa mengancam? Tidak tahu malu," ejek Baekhyun.
"Baekhyun! Itu bukan salahku! Aku tidak pernah membocorkan rahasia perusahaan! Lepaskan aku! Aku bukan pelakunya! Itu perbuatan orang lain!" Aku berteriak seperti kesetanan membuat beberapa orang masuk ke ruangan ini dengan panik.
"Bawa dia keluar!" titah Baekhyun, mendengar suaranya membuatku semakin menggigil.
"Baekhyun! Kau jahat! Bajingan! Brengsek! Lihat saja, aku akan membalasmu! LEPASKAN AKU!" teriakku seraya menunjuk ke arah wajah Baekhyun.
Akhirnya kedua tanganku berhasil diborgol oleh polisi dan aku diseret paksa meninggalkan ruangan ini. Meski begitu aku tetap memberontak, berteriak tak karuan, tak peduli orang-orang mendengar teriakanku asal aku bisa memuaskan kemarahanku pada Baekhyun. Saat aku berhasil diseret keluar dari ruang utama, aku melihat di balik dinding kaca semua karyawan di lantai ini sudah berkerumun di luar, mereka melihat ke bagian dalam ruangan ini dengan penasaran. Karena ruangan ini hanya dibatasi oleh dinding kaca, mereka bisa dengan mudah melihatku yang dibawa oleh polisi dan tentunya mereka sedang membicarakanku. Tentang plagiarisme itu, apakah sudah menyebar ke seluruh sudut gedung HK Group?
.
.
.
Aku dibawa ke kantor polisi dan dimintai keterangan di sebuah ruang interogasi, kedua tangan masih diborgol lengkap dengan seragam narapidana yang melekat di tubuhku. Bukti-bukti bahwa aku melakukan 'plagiat terhadap salah satu desain milik K Gallery, membocorkan rahasia perusahaan dan menjualnya di sosial media atas nama HK Group' terbukti kebenarannya. Aku sendiri bingung bagaimana bisa bukti-bukti itu mengarah padaku padahal bukan aku pelakunya? Dan anehnya, tak kutemukan celah satu pun untuk mengelak. Aku bersumpah aku tidak pernah melakukan hal itu, bahkan saat aku diminta membuka beberapa akun media sosialku, foto desain itu benar ada di dalam akunku. Sulit dipercaya, kurasa tidak ada orang lain yang tahu kata sandinya dan bodohnya aku sendiri tidak tahu kalau ada foto desain itu di akunku. Aku pun hampir tidak pernah membuka sosial media.
"Baiklah, kurasa ini cukup," tutur seorang pengacara Baekhyun yang baru saja selesai menginterogasiku.
"Aku sungguh tidak melakukannya, Pak Pengacara! Aku difitnah! Apa aku akan tetap dipenjara?" balasku panik.
"Dipenjara atau tidak, itu tergantung keputusan di persidangan nanti."
"Sidang? Tapi bukan aku pelakunya!" bantahku dengan perasaan gelisah luar biasa.
"Tapi itu akun milikmu kan?"
"Benar."
"Lalu kau mau mengelak seperti apa lagi? Semua bukti yang dikumpulkan memiliki kekuatan untuk menghukummu, Nona. Sidang akan segera dilaksanakan."
"Pasti ada yang meretas akunku."
"Kau pikir kami bodoh? Tim IT kami tidak menemukan jejak apapun mengenai peretasan akunmu."
"Tapi..."
"Nona, menyerahlah dan minta maaflah pada CEO HK Group, akui saja kesalahanmu. Kurasa dialah yang paling berpengaruh atas kasus ini, lagi pula sebagai karyawan kau sudah mengkhianatinya. Itulah akibatnya jika kau bermain-main dengan HK Group, kau tahu sendiri HK Group bukan perusahaan kecil."
Pengacara pergi meninggalkan aku, kemudian seorang polisi masuk dan membawaku ke ruang tahanan. Di saat seperti ini, ke mana orang tua Baekhyun? Apa mereka menyerahkan kasus ini sepenuhnya pada Baekhyun atau mereka sama sekali tidak tahu? Aku sungguh tidak bersalah. Aku ingin menjelaskan kalau aku dijebak, tapi aku tidak memiliki bukti apa-apa. Aku ingin menghubungi ayah Baekhyun atau ibunya, tapi aku bahkan tidak membawa apa-apa di sini. Dompet, ponsel, semuanya tidak ada. Aku hanya membawa badanku kemari. Semua ini karena dendam Baekhyun terhadapku yang telah menolak tawarannya. Pria itu sungguh bukan manusia.
-o0o-
Keesokan harinya, persidangan kasus plagiarisme dilaksanakan. Aku duduk di kursi terdakwa. Dalam persidangan ini, ada beberapa orang saksi dan aku tidak mengenal siapa mereka, kemudian ada pengacara Baekhyun dan para anggota sidang yang lain. Baekhyun dan sekretarisnya juga hadir, Bu Joe, Sohee dan beberapa orang dari divisi desain. Selain itu aku tidak mengenal mereka.
Selama proses persidangan terasa sangat menegangkan bagiku, ketakutan, gelisah dan kepanikan terus menguasai diriku. Mereka dengan bangganya menunjukkan bukti-bukti bahwa aku adalah tersangka dalam kasus ini. Aku tidak dapat membela diri karena aku tidak memiliki bukti apa pun dan tidak ada siapapun yang berpihak kepadaku, lalu aku bisa apa di persidangan ini? Aku hanya bisa mengeluarkan kalimat 'aku difitnah' tapi tentu semua orang tidak percaya padaku karena bukti aku bersalah sudah di depan mata.
"... dan bukti kedua menyatakan bahwa Nona Lee Yongju telah menerima uang tersebut sebagai pembayaran atas desain yang dijual," terang pengacara Baekhyun.
Aku berdiri. "Saya tidak menerima uang itu! Itu semua fitnah!" balasku.
"Anda yakin?" Pengacara melirikku dengan sinis. "Nona Lee Yongju memiliki rekening di bank Link. Pihak bank Link telah mengkonfirmasi bahwa Nona Lee Yongju telah melakukan transaksi tarik tunai di bank." Pengacara Baekhyun menunjukkan bukti transaksi itu di depan hakim dan semua orang yang hadir. "Ini adalah hasil cetak laporan transaksi Nona Lee Yongju di bulan itu. Dan yang menerbitkannya adalah pihak bank Link itu sendiri. Informasi rekening itu semuanya milik Nona Lee Yongju dan sesuai dengan KTP. Bahkan nama pengirim uang di laporan atas nama K Gallery, perusahaan yang membeli desain itu. Yang mulia, pihak K Gallery juga sudah mengkonfirmasi transaksi tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRETTY HUSBAND
RomanceAdikku dirawat di rumah sakit karena kecelakaan hebat. Dia koma dan memerlukan perawatan khusus. Tentu biayanya sangat mahal dan gajiku tidak cukup untuk itu. Kemudian Pak Presdir di tempatku bekerja menawarkan uang, asalkan... aku bersedia menikah...