"Tidak, kau merekayasa semuanya kan? Tadi kau mengatakan aku pintar menebak. Bukankah itu artinya kau yang melakukan semua ini? Kau yang membuat permainan ini kan?" desakku.
"Rekayasa? Heh, kau ingin berlindung dibawah kata 'rekayasa'? Memangnya kau punya bukti kalau aku merekayasa barang bukti? Heh, memalukan! Menuduh orang sembarangan untuk menyelamatkan diri. Aku memang melaporkanmu ke polisi dan melakukan proses penyelidikan, tapi tidak dengan rekayasa. Memangnya aku salah melindungi HK Group dari pencuri? Aku hanya melakukan tugasku sebagai pemimpin HK Group dan kebetulan tersangkanya adalah kau."
"Jangan pura-pura!"
"Yongju... Yongju... memangnya barang bukti sedetail itu bisa direkayasa? Apa perlu kutunjukkan semua barang buktinya padamu? Beraninya kau menuduhku merekayasa barang bukti. Apa kau tidak merasa berdosa setelah membuat HK Group dituduh sebagai plagiator dan kami mengalami kerugian yang sangat besar? Lee Yongju, harusnya kau berpikir bagaimana kau akan membayar kerugian itu. Uang sebanyak itu untuk menggaji para karyawanku, nasib mereka tergantung padamu. Jika kau tidak membayar kerugiannya, karyawan divisi desain tidak akan digaji. Harusnya kau berterima kasih karena aku mencabut hukumanmu dan masih mempekerjakanmu di HK Group."
Aku tercengang bukan main. Mendengar pengakuan Baekhyun, aku jadi merasa bersalah pada divisi desain, tapi aku benar-benar tidak bersalah atas kasus itu. Tidak mungkin Baekhyun tidak merekayasa barang bukti. Jika bukan dia, lalu siapa? Aku bisa gila!
"Baekhyun, kau pasti menjebakku kan? Kau berbohong kan? Pasti akunku diretas oleh seseorang, aku yakin itu!" Aku tidak bisa mengendalikan diri. Aku bangkit, mendorong Baekhyun sampai punggung dan kepalanya menempel pada sandaran sofa, aku mencengkeram kerah kemejanya dengan erat nyaris mencekik leher. Kedua kakinya kukunci menggunakan kakiku supaya dia tidak bisa bergerak "Trik apa yang kau gunakan? Aku tidak bersalah," bisikku marah sampai rahangku terkatup rapat.
Baekhyun membuang muka sambil menyeringai, dia membiarkan aku menguncinya dan tidak berniat melepaskan diri. Kemudian dia kembali menatap mataku. "Lalu, bagaimana kau membuktikannya jika kau tidak bersalah?" bisiknya.
"..."
Karena aku tidak menjawab, akhirnya dia melepas cengkeraman tanganku dengan sekali hentakan. Dia mendorongku dengan kasar sampai aku terbaring di atas sofa. Kemudian, dia bangkit berdiri dan pergi.
"Baekhyun, sialan! Bedebah!" umpatku frustasi sambil memukul-mukul sofa dengan posisi masih berbaring.
-o0o-
Pagi ini aku sarapan sendirian di meja makan, aku tidak tahu Baekhyun sudah berangkat atau belum. Bibi Yoo sedang mengerjakan pekerjaan lain setelah memasak, aku hanya bisa membantunya menyajikan makanan di meja makan karena aku bangun kesiangan. Tadi aku mengajaknya sarapan bersama tapi dia menolak karena itu bisa menyalahi aturan di rumah ini. Aku tahu apa yang ditakutkan oleh Bibi Yoo dan aku tidak memaksa. Tidakkah Baekhyun terlalu keras pada Bibi Yoo? Hah...
Nafsu makanku akhir-akhir ini menurun, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, menelan makanan rasanya tidak nikmat. Setiap saat aku merasa sangat lelah meskipun tidak beraktivitas berat. Kasus plagiarisme di kepolisian memang sudah berakhir, tapi antara aku dan Baekhyun belum. Bahkan aku tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Aku tak punya bukti apapun untuk membela diri. Menyewa pengacara juga tidak mungkin, pengacara terbaik di negeri ini kudengar bekerja untuk keluarga Byun. Sudah pasti pengacara itu akan menolak permintaanku dan lebih memihak Baekhyun. Lagi pula, aku tidak punya cukup uang untuk menyewa pengacara.
Jika aku membayar ganti rugi itu, sama saja aku menyerahkan diriku sebagai tersangka, terlebih aku tidak punya uang sebanyak itu. Bagaimana caranya aku terbebas dari masalah tanpa menerima penawaran Baekhyun? Tidak bisa, aku seperti diikat oleh ancaman mematikan. Aku tidak bisa bergerak karena aku tidak punya senjata untuk membuka ikatan ini. Hanya Baekhyun yang memiliki senjata untuk membebaskan aku, tapi jika Baekhyun yang membuka ikatan ini, kemungkinan besar aku akan mendapat luka baru akibat senjatanya, yaitu... denda atas pembatalan kontrak secara sepihak. Memangnya Baekhyun mau menanggung denda itu? Kurasa tidak. Dia tidak bisa dipercaya.
Bagaimana caranya aku membela diri? Siapapun beritahu aku caranya! Berteriak sampai mati pun tidak akan bisa membatalkan tuntutan itu. Kecuali kalau aku mati. Apa aku bunuh diri saja? Tapi bagaimana dengan Dongju?
"Kau masih punya nafsu makan rupanya," sindir Baekhyun, aku tidak tahu sejak kapan dia berdiri di sebelah meja makan. Rupanya dia belum berangkat kerja. Dia meletakkan jasnya di sandaran kursi lalu dia duduk di kursi yang lain.
Baekhyun, pria ini pasti sengaja membuatku kesal. Jika aku menunjukkan sikap tenang, mungkin akan membuat dia kesal juga. Bukankah terlihat bahagia di depan orang yang membencimu akan membunuh mental mereka? Akan kubuat dia seperti melempar bumerang.
"Tentu saja aku harus makan. Aku butuh energi untuk melawanmu," balasku dengan suara tenang, padahal hatiku berdebar saat mengatakannya.
"Em, begitu ya?" Baekhyun mengangguk-angguk dengan sikap acuh tak acuh. Setelah itu dia mulai menyantap makanannya tanpa mengatakan apa pun lagi. Dia terlihat santai, ini sama saja aku yang melempar bumerang. Berniat membuatnya kesal, malah aku yang dibuat kesal olehnya.
"Sejak kapan kau menjadi CEO di HK Group?" tanyaku.
"Sejak menikah denganmu, kenapa?" balas Baekhyun dengan santai.
Sudah selama itu kenapa aku baru tahu?
"Kenapa tidak dari dulu kau mengambil jabatan itu? Sebelum kau menikah denganku?" tantangku.
"Dulu aku tidak membutuhkannya, tapi sekarang... aku sangat sangat membutuhkannya. Aku terpaksa mengambil jabatan itu demi dirimu, Lee Yongju." Baekhyun mencolek daguku dengan pandangan nakal. "Bukankah menyiksa musuh dengan jarak dekat itu lebih mudah?" Dia menyeringai padaku.
Hatiku membeku tepat setelah mendengar kalimat terakhir dari Baekhyun. Darahku seolah berhenti mengalir. Dia pasti tidak main-main dengan ucapannya. Pria ini sungguh mengerikan. Aku tidak bisa meremehkannya. Aku sama sekali tidak menyangka aku hidup dengan seseorang yang kejam seperti ini. Aku sungguh tidak pernah menyangka.
"Kau orang yang kejam..." lirihku.
"Heh, memangnya aku pernah mengatakan padamu kalau aku orang baik?"
"Kau sudah melewati batas, Baekhyun."
"Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan. Sudah bagus aku memberimu pilihan, bukan? Kau harusnya berterima kasih karena aku memberimu keringanan. Jika kau menerima tawaranku, kau tidak perlu lagi membayar ganti rugi. Bahkan bayaran dariku lebih banyak dari ayahku. Aku kurang apa?"
"Aku tidak akan pernah percaya padamu."
"Terserah."
-o0o-
Setelah terjadi insiden di ruang CEO hari itu, di mana aku diseret oleh polisi karena kasus plagiarisme dan banyak orang yang menyaksikan. Kini orang-orang HK Group yang sebelumnya tidak mengenalku sekarang mereka tahu tentangku: siapa namaku, dari divisi mana dan jabatanku apa, tapi aku dikenal sebagai seorang pencuri di HK Group. Miris. Wajahku ini sudah tersebar di sosial media dan beberapa grup chat perusahaan. Orang-orang HK Group menghindari dan membicarakan aku, bahkan mereka menyerang akun media sosialku. Teman kerja yang sebelumnya tidak seberapa kini habis sudah. Tidak ada yang mau berteman denganku, orang-orang menagih semua hutangku dengan kasar, mengejekku dan bahkan beberapa di antara mereka mengambil uangku dengan paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRETTY HUSBAND
RomanceAdikku dirawat di rumah sakit karena kecelakaan hebat. Dia koma dan memerlukan perawatan khusus. Tentu biayanya sangat mahal dan gajiku tidak cukup untuk itu. Kemudian Pak Presdir di tempatku bekerja menawarkan uang, asalkan... aku bersedia menikah...