"Kirei... " Tartaglia Childe to You
"(Name), istirahat dulu ya?"
Tartaglia atau bisa dipanggil juga dengan panggilan Childe, memasuki ruangan sang gadis. Cahaya yang tersorot dari lampu pijar menyorot dengan redup pada sosok gadis rengkuh yang tengah berkutat pada laptopnya.
"Bentar lagi" Sahut sang gadis tanpa sedikitpun menoleh ke arah suara.
Childe menyingkirkan gumpalan-gumpalan kertas yang berserakan di sekitar (Name), tangannya terulur meraih salah satu kursi yang sekiranya menganggur untuk ia pakai.
Netra nya selalu dibuat terpukau oleh lukisan digital milik sang gadis. Wajah serius (Name) yang tampak mengerut saat fokus pada karyanya membuat Childe ingin mencubit-cubit wajah sang gadis.
"Ini bisa lanjut besok. Tenggatnya lusa kan? Mendingan kamu sekarang istirahat, liat tuh kantung mata kamu" Ajak Childe sembari mengelus-elus pucuk rambut sang kekasih.
(Name) menghentikan kegiatannya dan menangkup wajah Childe yang tengah memasang raut khawatir.
"Ahahaha tenang aja, nanti kalo udah beres aku istirahat oke? Aku lagi kasih detail sedikit, kalo mau kamu duluan saja" Ujar (Name) dengan cengiran khas nya yang selalu menghiasi tampangnya.
Childe menggeleng pelan, ia membalas tangkupan lembut dari kedua tangan sang gadisnya yang lebih mungil dari nya.
"Aku nunggu kamu aja" Desis Childe.
"Aku bakal lama loh, gapapa duluan aja nanti aku nyusul kok" Kekeh (Name).
"Gapapa, aku tungguin selama apa pun" Ucap Childe.
Yang mendengar hanya tertawa kecil, lalu dirinya kembali berkutat dengan monitor yang menampilkan ilustrasi digital yang dibuatnya. (Name) sebenarnya merasa gambarannya itu kurang memuaskan.
"Apa ku ulang aja ya? Sayang kalo kalah nanti" Batin (Name) yang mulai meragukan karyanya akan diterima.
(Name) melirik ke arah sang kekasih yang masih sibuk memandanginya layaknya pemandangan yang indah.
"Kenapa?" Tanya (Name)
"Gapapa, kamu indah" Ucap Childe yang berhasil membuat sang kekasih salah tingkah sebentar.
Tiba-tiba selintas ide muncul dalam benak (Name). Ia mulai mengganti layer baru dan mulai menumpahkan ide nya ke atas layer kanvas digital tersebut.
"Kok ganti? Bagus loh yang tadi" Tanya childe heran.
"Gapapa, aku nemu ide yang lebih bagus. Yang tadi kurang" Balas (Name) dengan pandangan yang masih tertuju pada monitor nya.
Raut wajah Childe mengerut, ia sungguh tidak habis pikir dengan jalan pikiran para pecinta seni. Bisa-bisanya karya yang luar biasa menakjubkan disebut biasa saja atau bahkan jelek. Contohnya adalah gadisnya ini.
|
•
|
•
|
•
|Tiba saat nya hari penentuan diterimanya karya, (Name) sibuk mengutak-atik laptopnya. Tak sabar melihat nya.
"Hey, ayo sarapan dulu. itu bisa nanti" Ucap Childe membawakan sepotong sandwich strawberry kesukaan sang kekasih yang ditinggalkannya begitu saja.
"Eng--bentar dulu ya" (Name) sedikit gugup untuk melihat hasilnya. Bagaimanapun diluaran sana masih banyak para ilustrator yang lebih unggul darinya.
"Huft"
(Name) menekan link pengumuman cepat-cepat. Detak jantungnya bagai dipaksa untuk memompa darah lebih cepat dari biasanya. Desiran darah yang terasa mengalir cepat di dalam tubuhnya.
*Click
(Name) seketika terdiam seribu bahasa setelah melihat hasil penguman tersebut. Kedua netra nya membulat sempurna, layaknya akan keluar saat itu juga.
Childe yang ikutan dibuat penasaran, meletakkan piring berisi sandwich strawberry itu di meja kerja (Name) dan mulai mendekatis ang kekasih yang terpaku sejak tadi.
"Kenapa?" Tanya Childe ikutan menatap layar laptop.
Kedua bola mata biru langitnya melotot hebat saat setelah ia melihat pengumuman yang tertera pada monitor tersebut.
"CHILDEEEE, AKU BERHASIIIL!" Seru (Name) Antusias. Senyum lebar terlukis di wajah manis sang gadis saat ini. Indah.
Childe lantas langsung memeluk sang kekasih nya erat. Ia sangat bangga pada (Name). Sosok gadis itu tidak pernah terasa kurang baginya.
Ah, sungguh bahagia dirinya saat ini. Melihat sang gadisnya tertawa bahagia disertai bulir kristal yang menggenang di pelupuk matanya. Bahkan dirinya dapat merasakan tubuh sang gadis yang masih gemetar. Kerja keras kekasihnya terbayarkan.
Tangis bahagia pecah. (Name) membalas pelukan sang kekasih yang selama ini menemaninya selama pengerjaan karya yang memakan waktu panjang.
"Kamu hebat! Aku selalu bangga pada mu (Name)" Ucap Childe diselingi tawa gembiranya.
End
Any request?
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Want Is You (Genshin Impact x reader)
Fanfiction~oneshot area~ • it's all about you and chara of genshin impact. only halucination not real.