Warning! Long story!
(Req dri: AuthorCantika6)Langit menggelap dihiasi dengan suara guntur yang seakan siap menyambar siapapun dalam sekejap. Udara begitu kuat berhembus, terasa dingin menusuk sampai tulang.
Rintikan hujan mulai terasa pada ubun-ubun seorang gadis kantoran yang tengah sibuk berlari menuju tempat kerjanya.
"Ampas, ampas, ampaaas. Pake telat bangun segala (Name)!" Gadis itu mempercepat laju larinya begitu merasakan rintikan hujan mulai turun.
Mata nya sibuk melirik jam tangan serta jalanan di depannya. Deru napasnya tak beraturan seiring berjalannya waktu.
Tiba di tempat bekerjanya, (Name) bergegas menuju ruangannya, tempat biasa ia tenggelam dengan tumpukan-tumpukan berkas dan dokumen.
BRAK!
"(Name)?" Panggil Shenhe
"Ah, shenhee" Sahut (Name) girang.
"Eh (Name) kok baru dateng? Oiya tadi kamu dipanggil sama kak Zhongli tuh, semangat ya" Ucap Shenhe.
"Hah? Beneran nih? Aduh mampus aku" Rutuk (Name).
"Beneran, mending kamu cepet-cepet kesana deh" Titah Shenhe menggiring temannya menuju ruangan Zhongli.
Pintu terbuka menampilkan sosok gadis yang dihantui rasa takut di ambang pintu ruangannya. Kedua netra emas milik Zhongli menelusuri setiap inci dari sang gadis. Memastikan bahwa bawahannya memakai pakaian rapih.
"Eeee anu kak, ada apa ya?" Tanya (Name) menampilkan cengiran paksanya.
"Duduklah" Titah Zhongli.
Sang empu hanya mengangguk-angguk, cepat-cepat dirinya duduk di kursi yang telah disediakan.
Zhongli menatap selembar kertas yang berisi data keterlambatan penyerahan lembar kerja setiap bawahannya. Alis nya menekuk disaat ia melihat ada nama sangat gadis di lembar tersebut.
"Saya lihat-lihat kayaknya kamu kurang produktif ya akhir-akhir ini?" Semprot Zhongli.
"Emm, bagian mananya ya?" Tanya (Name) gugup.
"Disini ditulis kalo kamu serahin dokumen sama berkas-berkas yang harus kamu kerjain terlambat satu hari. Ini selama seminggu loh, padahal kerjaanmu itu gak banyak tapi kenapa telat?" Cerocos Zhongli beruntun.
"Maafkan saya kak, akhir-akhir ini saya memang kurang fokus. Saya usahakan untuk kembali fokus kak" Jawab (Name) setengah panik.
Zhongli menghela napas berat "kalo gitu jangan diulangi lagi. Sekarang kerjain kerjaanmu itu" Ucap Zhongli.
(Name) mengangguk, lalu pamit kembali ke ruangannya.
Melihat sosok (Name) kembali ke ruangan kerjanya, mengikis sedikit konsentrasi Shenhe.
"(Name), gimana? Apa kata kak Zhongli?" Tanya Shenhe penasaran.
Sang empu hanya menghela napas kasar lalu ambruk di atas kursi kerjanya.
"Loh kenapa? Di marahin?" Tanya Shenhe semakin penasaran.
"Yaa biasalah, kalo kita-kita dipanggil sama kak Zhongli apa lagi coba kalo bukan kena semprot?" Celetuk (Name).
|
•
|
•
|
•
|
(Name) terus berkutat dengan tumpukan-tumpukan kertas kerjaannya hingga merelakan jam makan siang nya terlewati begitu saja. Yah apa saja asal tidak dipanggil lagi oleh kak Zhongli ke ruangannya.Jari-jemarinya yang begitu lihai, terus mengetik tanpa jeda. Konsentrasi nya semua ia keluarkan sampai-sampai dirinya tidak mendengar suara perutnya yang merengek untuk di isi.
"(Name), belum makan?" Tanya Shenhe yang baru saja kembali setelah makan siang.
"Eem, belum. Ntar lagi" Jawab (Name) yang masih sibuk dengan layar monitor nya.
"Nanti lapar loh, itu bisa nanti aja. Mending makan dulu" Saran Shenhe.
"Santai aja, aku tadi pagi makan banyak. Gak lapar-lapar amat sekarang" Ujar (Name) bohong.
"Yaudah deh".
Berjam-jam dilalui (Name) dengan terus berkutat pada layar monitornya. Menyelesaikan berkas-berkas yang diberikan atasannya. Jari-jemarinya tanpa henti memencet keyboard tanpa lelah.
"Selesai!" Pekik (Name) antusias.
"Ahahaha, makan dulu sana. Udah mau sore loh" Ucap Shenhe.
"Nanti deh, ngantuk banget aku" Ujar (Name) meregangkan tubuhnya yang kaku.
Shenhe menggeleng-geleng melihat kelakukan teman se ruangannya ini.
|
•
|
•
|
Tiba waktu pulang dimana orang-orang sekitar sudah mulai berpamitan satu sama lain untuk kembali ke rumahnya masing-masing dan mengistirahatkan tubuh serta pikiran mereka.Shenhe yang awalnya ingin membangunkan (Name), tiba-tiba mendapat telepon dari Chongyun yang membuatnya buru-buru meninggalkan kantor tanpa sempat membangunkan teman se ruangannya itu.
Tepat setelah kantor sepi, Zhongli baru keluar dari ruangannya. Ia mematikan lampu serta AC yang masih menyala sebelum ia keluar dari tempat kerjanya itu.
Langkah kakinya terhenti begitu melihat salah satu ruangan dengan siluet seorang gadis. Tidak mau ikut campur, Zhongli memilih untuk kembali berjalan menuju pintu keluar.
Kembali pada sang gadis. Masih dengan tidur lelapnya dengan tangannya yang dilipat sebagai bantal untuk kepalanya. Ia terus mencari posisi yang enak hingga tak sengaja ia menyenggol sebuah gelas kaca yang sengaja ia simpan di ruangannya.
PRANG!!
Bunyi nyaring dari pecahan gelas itu sontak membuat (Name) terjengit dan bangun dari tidur pulasnya.
"HAH? KENAPA APA?!" Serunya terkejut.
Matanya melotot setelah menyadari bahwa dirinya telah memecahkan gelas.
"Aduuh, gila ya hari ini?!" Pekik (Name) kesal.
Dipungutinya satu-persatu pecahan gelas yang berserakan di lantai, sembari terus merutuki nasibnya seharian ini.
"AWH!" Seru (Name).
Jari telunjuk dan jempolnya tak sengaja tertusuk oleh pecahan dari gelas itu. Tentunya hal itu membuat rasa jengkel begitu meluap-luap di hatinya.
"Ugh, apasih" Lirih (Name) kesal, tak terasa bulir kristal berjatuhan dari maniknya.
"Loh? (Name)?"
Tubuh (Name) menjengit dikala ia mendengar namanya dipanggil oleh suara yang sudah khas di telinganya.
Melihat sosok atasannya yaitu Zhongli, sontak (Name) menggosok kasar kedua matanya menghilangkan bekas air matanya.
"Apa lihat-lihat? Ini nih lagi ku beresin" Semprot (Name) masih diselubungi rasa kesal.
Sebelum (Name) kembali memungut serpihan-serpihan gelas itu, Zhongli dengan cepat mencegat nya.
"Jarimu luka" Ucap zhongli memegang pergelangan tangan (Name).
Setelah itu, Zhongli memungut serpihan-serpihan gelas tersebut dengan hati-hati dan membuangnya ke tempat sampah tak lupa setelah membuang serpihan gelas, Zhongli bersimpuh lalu mengobati jari (Name) yang terluka.
Alih-alih senang, (Name) justru semakin linglung dengan hal yang barusan dilakukan oleh atasannya ini.
"Lain kali hati-hati" Zhongli menatap (Name) sembari menutup luka tersebut dengan perekat luka.
Setelah selesai mengobati luka (Name), Zhongli kembali berdiri dan mengulurkan tangannya pada (Name).
"Bentar lagi malam, gak baik buat perempuan ceroboh kayak kamu jalan sendiri. Saya antar ya" Ucap Zhongli dengan senyum tipisnya.
|
|
|
|
AAAA MAAF BANGET BARU BUAT SEKARAANG🙏.
Maaf bgt kalo ga kerasa romance nya jujur buntu.
Hehe jujur author lupa trs mau buka wattpad..Next mah req apa??
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Want Is You (Genshin Impact x reader)
Fanfic~oneshot area~ • it's all about you and chara of genshin impact. only halucination not real. (request are closed!!)