APAKAH SAYA MAHASISWA?

24 4 0
                                    

Dua jam sudah saya menghabiskan waktu bersama salah seorang teman di sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari kampus, sekadar mampir merehatkan otak dari tugas perkuliahan. Malam itu kita berdua bertukar pikiran, cerita kehidupan, sampai obrolan yang berat maupun ringan. Dan tiba-tiba..

"Apakah Saya Mahasiswa?" Mendengar pertanyaan itu, hampir saja saya tersedak kopi yang sedang diminum.

"Menurut kamu gimana Fi?"

Sebelum saya menjawab saya bertanya balik terlebih dahulu "Apa yang melatarbelakangi pertanyaan kamu itu?"

"Saya kuliah hanya fokus pada studi saya sendiri. Tidak tau dan seakan acuh dengan kondisi yang di alami masyarakat sekarang. Dan tidak ikut organisasi apapun."

"Sebuah pertanyaan yang menurut saya sangat menarik untuk dibahas. Maka ku jawab. "Mahasiswa sekarang banyak yang mengatakan 'Aku Mahasiswa' diiringi dengan kebanggaan yang berlebihan tanpa memikirkan ada tanggung jawab di dalam kata Mahasiswa tersebut. Ketika kita masuk ke sebuah perguruan tinggi pastinya kita sudah memiliki maksud dan tujuan yang berbeda-beda. Mungkin ada yang hanya untuk dapat gelar agar mudah bekerja. Untuk formalitas saja, memenuhi tuntutan lingkungan karena masyarakat menilai orang yang masuk perguruan tinggi derajatnya lebih tinggi, atau mungkin ada yang sengaja dikirim dari daerahnya ke perguruan tinggi agar bisa mengemban ilmu untuk menyelesaikan permasalahan di daerahnya. Semua orang punya maksud yang berbeda-beda. Bahkan mungkin baru saja menemukannya ketika sudah di sini, di dalam proses berpendidikan perguruan tinggi ini."

"Lalu, apakah salah dengan maksud dan tujuan itu? Tentu saja tidak! Tak ada yang salah dengan maksud-maksud itu, dengan tujuan-tujuan itu. Karena memiliki tujuan lebih baik ketimbang tidak. Ketimbang orang yang luntang-lantung saja tidak tahu tujuan dan tak memiliki arah."

"Mahasiswa zaman sekarang banyak yang tidak aware dengan kondisi yang dialami oleh negara, tidak aware dengan sikap pemerintah terhadap suatu peristiwa, tidak aware dengan kesulitan yang dialami masyarakat. Padahal, salah satu status mahasiswa kita menjadi 'lengkap' ialah aware dengan apa yang terjadi di negeri ini. Tidak hanya studi diri sendiri saja yang diurus."

"Peran-peran sebagai Guardian of Value, Agent of Change, Iron Stock, Moral Force, dan Social Control perlu diperhatikan. Label tersebut secara otomatis melekat pada mahasiswa. Masihkah kita memilih tak acuh terhadap kondisi-kondisi yang terjadi di sekitar kita? Padahal itulah 'kerjaan' kita. Kita dibentuk untuk menjadi solusi dari berbagai permasalahan yang ada. Kita harus bermanfaat untuk masyarakat luas. Datang ke perguruan tinggi bukan hanya untuk menimba ilmu dan memperkaya diri sendiri."

"Sudahkah kita bisa menjawab, sehabis kuliah mau ngapain? Miliki visi. Miliki cita-cita. Sisakan beberapa waktu untuk melihat dunia dan merenungkannya. Apa yang ingin kita benahi. Kita ingin menjadi solusi dari permasalahan yang mana?"

"Memang ketika dipikir-pikir, memiliki gelar sebagai mahasiswa bukan hanya sebuah kebanggaan, namun sekaligus tantangan. Bisakah kita bertanggung jawab terhadap gelar itu? Makna mahasiswa bukan hanya sekadar maha dan siswa. Di dalam kata mahasiswa tersimpan tanggung jawab yang perlu diemban. Banyak harapan di pundak kita semua sebagai mahasiswa yang diberikan oleh orang-orang di sekitar kita. Sadari itu."

"Tidak mudah mendapatkan tambahan maha di depan kata siswa tersebut. Bahkan masih banyak orang yang belum sempat untuk mendapatkan kata maha itu, sudah harus putus di jenjang "siswa" saja. Lantas apakah kita yang sudah mendapatkannya, tidak memanfaatkan kesempatan itu dan malah menyia-nyiakannya? Bangun dari tidur untuk berangkat ke kampus pun sulit."

"Bagi saya, menjadi mahasiswa merupakan suatu kesempatan besar yang tidak boleh disia-siakan. Apalagi di salah satu tempat terbaik di negeri ini. Terlalu egois diri ini jika keluar dari sini tidak ingin ikut menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi banyak orang. Ada tanggung jawab yang diemban. Bukan hanya masalah belajar dan mendapat indeks A di tiap mata kuliah. Karena itu semua akan percuma jika taunya sudah keluar, malah tak mampu menyelesaikan masalah. Hanya jadi beban saja."

"Sebelum menjawab apakah kamu mahasiswa. Saya sendiripun tidak tahu apakah sudah layak mengatakan 'Aku Mahasiswa' karena yang terjadi di kepala berdebat hebat, ingin mengatakan iya tapi merasa berat dan belum pantas. Saya hanya bisa terus berusaha, mencoba memantaskan agar layak mengatakan Aku Mahasiswa."

"Untuk poin yang selanjutnya, masuk organisasi atau enggaknya itu pilihan kamu. Yang terpenting aware dengan kondisi masyarakat, jangan egois yang hanya memikirkan diri sendiri. Akan tetapi, mahasiswa yang mengikuti suatu organisasi akan berbeda dengan mahasiswa yang hanya belajar di kelas saja. Organisasi dapat melatih kedisiplinan, keberanian, self leadership and self development dan jika itu sebuah organisasi ekstra kampus tentunya akan lebih aware dengan kondisi yang dialami oleh negara, aware dengan sikap pemerintah terhadap suatu peristiwa, aware dengan kesulitan yang dialami masyarakat."

Setelah membaca ini. Silahkan nilai sendiri, apakah kamu sudah pantas di sebut Mahasiswa?

 Silahkan nilai sendiri, apakah kamu sudah pantas di sebut Mahasiswa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


MAHASISWA KAFIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang