CHAPTER 33 - DITOLAK MERTUA

3.1K 379 215
                                    

Rate cerita ini adalah 15+ jadi aku gak akan buat adegan 18+ awogwog.

Christian itu kisah cinta remaja yang manis, gemesin, gak banyak konflik, ringan, secerah matahari, dan untuk menghibur.

Butuh vote dan komen. Selagi gratis setidaknya kasih itu ygy untuk apresiasi penulis.

Fakta : Ian salah satu penyandang autisme yang sensitif sama suara. Ada yang sensitif dan tidak, tapi Ian masuknya sensitif. Jadi kalo denger petir atau petasan dan segala hal yg keras. Ian bakal nutupin telinga dan teriak ketakutan. Ian suka ngulang-ngulang kata. Terkadang Ian lola. Terkadang Ian gak ngerti apa yang dibicarakan orang apa lagi kalo ngomongnya panjang lebar dan cepet. Ian gak banyak kenal dunia luar jadi dia emang polos.

Happy reading!

"Mau Aika, mau Aika aja!" Ditawari minuman, anak pintar itu memilih manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau Aika, mau Aika aja!" Ditawari minuman, anak pintar itu memilih manusia.

Mau marah, tapi ini Ian.

Aika menghela napasnya dan mengangguk. Ia membawa Ian masuk rumahnya dengan Ian yang terus memeluknya dari samping. Tubuhnya masih gemetar, entah karena rasa dingin atau takut. Yang jelas Aika harus menghangatkan Ian sebelum cowok itu sakit.

Daya tahan tubuhnya lemah. Ini sedikit mengkhawatirkan.

Rumahnya sepi. Mamanya entah di mana, kalau papanya tentu belum pulang kerja. Tanpa memikirkan apa pun, Aika membawa Ian menuju kamarnya. Setelah itu, ia meminta Ian untuk duduk sementara dirinya mencari handuk bersih di dalam lemari.

"Ian, kok duduknya di bawah sih?" Aika kaget melihat Ian duduk di lantai seperti seorang pembantu saja.

"Ba-baju Ian basah. Nanti kalo duduk di sofa, sofanya ikut basah," jawab Ian dengan suara gemetar.

"Ck, sini berdiri." Ian menuruti perintah Aika. Ia berdiri dan Aika sudah ada di hadapannya. Tangannya terulur untuk mengeringkan rambut Ian yang basah secara lembut. Ia yang melihat itu terdiam dengan pipi memanas.

"Pusing nggak, An?" tanya Aika.

"Eum, sedikit."

"Nanti malam kalau mau tidur masih pusing minum obat, ya! Gue nggak mau lo sakit. Sekarang gue buatin susu dulu biar badan lo anget." Dirasa rambut Ian sudah cukup lebih kering, Aika menghentikan aktifitasnya.

"Seragam lo basah. Ganti pake baju gue, ya!"

"Huh? Ba-baju Aika?" Pipi Ian semakin memanas. Pakai baju Aika? Ini, ini beneran? Ian merasa spesial sekali jadinya.

"Iya, gue punya banyak baju oversize. Gue rasa muat di lo." Tadi saat mengambil handuk, Aika juga pengambil baju untuk Ian kenakan. Ia meletakkannya di atas ranjang. Kini baju itu Aika ambil kembali dan diserahkan ke Ian. Sebuah hoodie hitam dan celana joger warna senada.

"Pake ini dulu. Biar nggak dingin, oke? Kamar mandinya di sana!" Ian mengikuti arah tunjuk Aika, kemudian melihat pakaian yang ada di genggamannya.

"Bisa ganti sendiri, kan?"

CHRISTIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang