21. Tali Pengikat

57 19 0
                                    

Mulmed : Seo Jun

_________________________________

21. Tali Pengikat

Jang Bitna berdiri di atas jembatan menatap sungai di bawah yang tak membeku di musim dingin karena para penyihir Songrim mengalirkan energi hangat ke air sungai. Beberapa perahu beroperasi di sungai itu mengantar penduduk ke suatu tempat.

Mengenakan hanbok coklat tua berkerah hitam, Jang Hyeon menatap Jang Bitna di sebelah kirinya. Ia sering melihat hal itu, mantel hanbok leher berbulu yang melorot menampakkan bahu terlapis hanbok tipis.

Jang Hyeon berdiri di belakang Jang Bitna, membenarkan mantel hanbok gadis itu. Memegang bahu Jang Bitna membuat menghadapnya, ia mengikat tali kain di pinggang kanan Jang Bitna agar tak lagi melorot.

"Orabeoni akan pergi kemana?" tanya Jang Bitna saat Jang Hyeon mengikat tali mantel hanboknya. Ia bisa melihat wajah orabeoni nya yang terpahat sempurna dari jarak sedekat itu.

"Songrim," balas Jang Hyeon, singkat. Ia selesai mengikat mantel hanbok Jang Bitna.

"Menemui abeoji yang ada urusan di Songrim?"

"Seo Jun."

Jang Bitna menatap Jang Hyeon di sebelah kanannya. Ia agak mendongak karena orabeoni nya bertubuh tinggi. Ia ingin mengatakan ikut dengan Jang Hyeon ke Songrim tapi tidak jadi.

"Kau tidak ikut?" tanya Jang Hyeon.

"Aku diminta eomeoni mengambil pesanan ayam di Chwiseonru. Orabeoni saja yang ke Songrim."

"Pesan ayam harusnya di pasar kenapa ke Chwiseonru tempat para gisaeng menjadi penghibur pria," ujar Jang Hyeon.

"Pemasoknya tinggal di Chwiseonru dan pengolahannya juga disana."

"Aku ke Songrim sekarang," kata Jang Hyeon saat perahu kosong menepi. Ia membutuhkan perahu itu untuk menuju ke Songrim.

"Ikatkan rambutku dulu, orabeoni," kata Jang Bitna.

Jang Hyeon memutar tubuhnya 180 derajat menatap Jang Bitna. Di atas jembatan itu, ia bisa melihat surai gadis itu melambai terkena angin, penduduk bolak-balik melewati jembatan menuju atau kembali dari suatu tempat. Kali ini adalah musim dingin yang cerah. Tapi panas mentari belum mampu melelehkan salju karena musim semi masih jauh.

"Kau sering meminta pria lain mengikat rambutmu?" Jang Hyeon berjalan menuju belakang Jang Bitna, menerima ikat rambut dari gadis itu berupa pita merah muda.

"Bukan pria lain karena dua pria itu adalah abeoji dan orabeoni. Kalau wanita, ada eomeoni dan Da-in. Orabeoni terkesan hangat saat tidak memakai kain yang menutupi dahi."

"Ada bekas luka terbentur batu saat aku kecil. Biarkan kain ini menutupinya."

"Ada penghitam juga di kelopak mata bawah. Saat orabeoni marah, matanya menakutkan."

"Kalau begitu jangan buat aku marah."

Jang Hyeon mengumpulkan surai Jang Bitna di belakang tengkuk lalu mengikatnya dengan pita merah muda. Ia langsung pergi menuju perahu tapi melihat beberapa helai poni Jang Bitna berada di dahi. Ia menyelipkannya ke belakang telinga. Bukan Jang Hyeon tapi Jang Bitna sendiri karena memahami arti sorot mata orabeoni nya yang sempat tersenyum padanya sebelum turun ke perahu.

"Antarkan aku ke Songrim."

"Ye, naeuri."

Jang Bitna melambaikan tangan ke Jang Hyeon yang menaiki perahu menuju Songrim. Lalu ia teringat sesuatu.

Alchemy of Souls : NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang