Chapter 7 : Damn, I like him

213 31 1
                                    

Seminggu setelah menonton konser bersama Sasori, entah bagaimana saat ini pikiran Sakura hanya tertuju pada Naruto. Dia bahkan rela beralibi tidak mengerjakan proyek selama satu hari bersama Sasuke. Sial! Sakura harus segera menemui Garra agar bisa mendapat nomer telepon sang idola. Bingung, apakah ini hanya sekadar menyukai karyanya atau memang mencintainya. Jujur, aura Naruto tidak bisa diabaikan. Mari ngefangirl bersama Sakura.

Tak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Garra karena bersedia memberinya nomer telepon Naruto tanpa banyak bertanya. Kalian tau apa yang membuatnya lebih bahagia? Karena kini Sakura dan Naruto aktif saling mengirim chat. Ugh, menyenangkan sekali jika nanti ternyata Naruto menjadi kekasihnya, pikir Sakura. Semenjak itu, dia bahkan sering mengabaikan Sasuke yang kerap kali menelponnya saat di jam malam. Bicara tentang Sasuke, pria itu bahkan tidak tau bahwa kini Sakura menjalin pertemanan dengan Naruto. Menurutnya, jangan sampai pria itu tau karena si alien pasti akan bertindak aneh.

"Sakura, kau ini kenapa sering kali bermain telepon genggammu?"

"Maafkan aku Sasuke-san, aku tidak akan seperti itu lagi."

"Hn..."

Si pria aneh yang tak pernah mau didiamkan selalu mengeluh karena dia selalu mengabaikan dan lebih senang bermain dengan telepon genggam.
"Sasuke-san, kau berteman baik dengan Naruto?" Tanya Sakura ragu. Dia ragu akan tanggapan kurang baik dari laki-laki tersebut. Bukannya menjawab, Sasuke hanya menaikkan satu alisnya tanda tidak mengerti. Sebenarnya itu pertanyaan mudah, tapi karena ini si alien maka semuanya dipersulit.

"Kenapa dengan Naruto?" Pertanyaan dijawab dengan pertanyaan adalah khas dari Sasuke.

"Setelah menonton konsernya di Tokyo Dome, aku merasa seperti mengidolakannya. Entahlah, tapi auranya sangat kuat sebagai seorang selebritis. Kau tau kan maksudku?"

"Tidak. Aku tidak tau. Jangan berbasa-basi Sakura."

Ugh, apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya?

"Em, Sasuke-san sebagai partner kerjaku dan teman Naruto, aku ingin kau mencomblangkam kami. Hehe" sebenarnya dia bisa saja meminta bantuan Garra, tapi itu pasti tidak akan berhasil. Kini Sakura membuang semua rasa malunya dengan mengeluarkan puppy eyes supaya pria di depannya luluh, itu harapannya. Namun sepertinya Sasuke tipe yang tidak mau membantu orang lain. Lihat saja sekarang wajahnya mengeras dengan tatapan mata hitam setajam elang. Sepertinya Sakura tidak salah berbicara, dia merasa tidak menyinggung perasaan Sasuke sebagai sahabat Naruto. Lantas mengapa pria itu terlihat begitu marah?

Kemarahan Sasuke bahkan belum reda hingga makan malam. Dia bahkan tidak tau letak kesalahan yang telah diperbuat. Apakah sebegitu buruk sifatnya sehingga menurut laki-laki ini Sakura tidak pantas dengan Naruto sang superstar? Persahabatan mereka sangat dalam sehingga Sasuke tidak ingin idol itu mendapat pacar yang buruk. Ugh, jahat sekali. Padahalkan yang selalu disia-siakan pacar itu dirinya. Bahkan sejagat London pun mengakui bahwa Sakura adalah wanita anggun, elegant dan tak pernah bermasalah dengan siapapun. Percaya diri sekali kau Sakura.

"Terima kasih Sasuke-san sudah mengantarku pulang."

"Hn..." Ya, Sakura sudah terbiasa mendengarnya, tapi kali ini berbeda. Sasuke jelas sedang marah dengannya.

"Sasuke-san aku minta maaf jika berbuat atau berbicara salah denganmu. Tapi bisakah kau bersikap seperti biasanya?"

"Aku sudah bersikap biasa."

"Tidak. Aku tau kau sedang marah."

"Jadi, kau menyadari bahwa aku sedang marah?"

"Apa masalahmu Sasuke-san? Aku hanya ingin kau mencomblangkanku dengan Naruto-kun. Jika tidak bersedia, maka tak perlu marah. Kau membuatku takut hari ini." Protes Sakura.

"Kenapa kau mudah sekali memanggil lelaki lain dengan akhiran kun, sedangkan aku san? Demi Tuhan Sakura, kau baru mengenal Naruto dan langsung memanggilnya kun?"

Apakah si alien ini sedang merajuk? Memangnya kenapa jika dia memanggil Naruto dengan akhiran kun? Oh, sepertinya pria ini lupa bahwa mereka hanya rekan kerja.

"Sasuke-san ..."

"Kun! Aku ingin kau memanggilku dengan akhiran kun juga!"

What? Oke sepertinya pria ini sedang mengigau. Apa yang dibahas tadi adalah tentang mengapa harus marah hanya karena Sakura minta dicomblangkan, dan sekarang Sasuke ingin dirinya memanggil dengan akhiran kun. Berbicara dengan Aeri keponakannya yang berusia 2 tahun lebih mudah daripada bersama si alien.

"Astaga, kau membuatku pusing. Sudahlah pembicaraan ini tidak akan berakhir dengan mudah. Aku ingin istirahat, selamat malam." Belum sempat pintu mobil dibuka, pria itu kembali bersuara dengan wajah yang serius.

"Aku serius dengan ucapanku tadi, Sakura. Panggil aku Sasuke-kun!"

"Terserah." Sakura tak ingin berdebat lebih jauh. Dia harus menjernihkan pikirannya dari tingkah menyebalkan Sasuke.

***

Proyek kerjasama antara Haruno Group dan Uchiha Group telah terlaksana selamasatu bulan. Banyak pelajaran yang dapat diambil untuk keberlangsungan karirnya di masa depan. Hal tersebut tentunya ada campur tangan Garra dan Sasuke­-kun yang telah bersedia mengajarinya dengan sabar. Perihal panggilan, Sakura tak ingin ambil pusing dan setuju saja untuk memanggil Sasuke dengan akhiran kun, karena lelaki itu tipe pemaksa dan mudah merajuk jika keinginannya tak terpenuhi. Mereka sekarang menjadi lebih dekat satu sama lain meski di luar pekerjaan. Tentu saja Sakura masih menyukai Naruto, karena jujur pesona idol tersebut tidak dapat ditolak begitu saja. Mereka bahkan semakin intens dalam berteman, walau tidak pernah kencan.

Seperti halnya di malam minggu ini, Sakura dan Naruto pergi bersama untuk makan malam. Mereka banyak membicarakan hal menarik dan bersenang-senang bersama. Naruto tipe laki-laki yang menyenangkan. Dia pintar dalam mencari bahan obrolan agar tidak canggung. Sakura senang pria di depannya tidak kaku dan pemaksa seperti Sasuke. Ugh, sial Naruto! Cepat jadikan aku kekasihmu! Jalan pikirannya mulai mengayal dan menggila melihat pesona idol di depannya. Hidupnya pasti tidak akan monoton.

Suasana restoran mewah ini cukup tenang. Semua terkesan dan terlihat baik-baik saja sebelum sebuah suara menginterupsi obrolan dan tawa mereka.

"Naruto, Sakura! Kalian sedang makan malam bersama disini?"

Sial! Dari banyaknya restoran di Tokyo, mengapa harus bertemu dengan pria ini? Lihat mata itu menajam melihat ke arahnya dan Naruto. Tapi tunggu, siapa wanita cantik di sebelah pria itu?

***

Guest! Siapa pria dan wanita itu?
Enjoy the story.

ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang