Happy Reading ❤️
***
Prang!!
Chengxin melempar sendok garpunya cukup keras membuat tiga orang lainnya terperanjat. "Sudah berkali-kali aku mengatakannya jangan bahas ini ketika di meja makan." Tegas Chengxin pada wanita paruh baya di seberangnya. Nafsu makannya menurun namun pantang bagi Chengxin untuk tidak menghabiskan makanannya.
"Aku dan kakekmu hanya ingin melihatmu menikah sebelum salah satu diantara kami tutup usia. Kamu tidak kasian dengan pernikahan adikmu? Haoxiang dan Xiarui tidak boleh memiliki anak sebelum cicit pertama keluarga Ding dari keturunanmu lahir." Tutur wanita tua yang berusia kepala 7 itu namun masih terlihat bugar. Tiap kali selalu mengoceh hal yang sama membuat Chengxin muak mendengarnya. Lagipula siapa suruh mereka menikah muda?
Pria paruh baya di samping wanita itu yang merupakan suaminya kini ikut angkat bicara. "Sebagai pria dewasa baik dari segi umur juga financial kamu sudah cukup mapan. Cucunya Lao Zhao juga kriteria yang bagus untuk dijadikan menantu keluarga Ding perempuan yang cantik, berprestasi, juga berbakat temui saja dulu, Xiao Ding. Jika tidak cocok masih bisa berteman, kalau cocok jadi teman hidup, bukan?"
"Keluarga Zhao memiliki bisnis property aku pikir itu juga akan bagus untuk meluaskan bisnis keluarga kita," sahut Nenek Ding.
"Bukan permasalahan cocok atau tidak tapi aku masih belum bersedia menikah. Pernikahan bukan soal perlombaan jadi berhenti membahas ini semua karena jawabanku akan tetap sama. No arranged marriage. Masalah bisnis aku bisa melakukannya dengan usahaku sendiri." Chengxin mempercepat suapan terakhirnya, ia ingin segera meninggalkan tempat ini. Sebelum keluar lebih banyak lagi pernyataan yang menuntut.
Chengxin mengedarkan pandangannya mencari sosok yang belum terlihat pagi ini. "Bibi, dimana Ma Jiaqi? Apa dia tidak ingin berangkat ke kantor bersamaku?" Tanya Chengxin pada Bibi Ma yang sedari tadi hanya terdiam. Bibi Ma adalah adik dari ayahnya Ding Chengxin yang kemudian mengganti marganya mengikuti sang suami.
"Dia sudah berangkat lebih awal, Xiao Ding. Katanya mau jemput pacar dulu terus berangkat bareng ke kantor," jawab Bibi Ma santai.
Chengxin berdecak sebal dua manusia bucin itu kenapa sulit sekali dipisahkan. Padahal sudah jelas-jelas ia membuat peraturan dilarang berpacaran di kantor. Jika melanggar maka dikenakan sanksi lembur dua jam tanpa uang lembur.
"Lihat? Ma Jiaqi saja sudah punya kekasih. Sementara kamu dari dulu satu saja tidak punya. Kamu masih pria normal, kan Xiao Ding?"
Mata Chengxin melebar merasa tidak terima mendapat pertanyaan seperti itu dari sang Kakek.
"Apakah aku terlihat seperti pria tidak normal?"
Untuk saat ini Chengxin hanya belum siap menikah bukan berarti dia penyuka sesama jenis. Dirinya masih seperti laki-laki pada umumnya yang suka menonton film dewasa. Hanya saja semua dilampiaskan secara manual.
"Berhenti menawarkan wanita untukku seperti menjajakan makanan kaki lima saja," celotehnya.
Nenek Ding terlihat tidak senang dengan respon cucu kesayangannya. Beliau pun pergi meninggalkan meja makan tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Lihat, sekarang bagaimana kamu membujuknya?" Tanya Kakek Ding pada cucunya. Chengxin menghela nafas berat orang tua semakin beranjak tua maka sikapnya akan mirip seperti anak-anak.
Bukan karena tidak ada, sebenarnya Ding Chengxin bisa memilih siapapun jika ia 'mau' memiliki pasangan yang sesuai keinginannya. Wanita diluar sana mungkin sudah berbaris panjang jika Chengxin membuka lowongan untuk menjadi kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Chinese Boss
FanfictionDing Chengxin adalah seorang pebisnis muda sukses asal China yang terkenal sangat pelit dan arogan. Karakternya yang dikenal buruk oleh masyarakat luas membuat pria usia 27 tahun itu kesulitan memiliki pasangan. Hal ini membuat keluarga Ding khawati...